SINGARAJA, BALI EXPRESS – Antusias masyarakat ingin melihat sosok Presiden RI Kamis (2/2) sangat tinggi. Bahkan mereka rela datang jauh-jauh hanya untuk melihat secara langsung Joko Widodo, pemimpin negara Indonesia itu. Masyarakat rela berdiri berjam-jam menanti rombongan presiden. Begitu rombongan memasuki kawasan bendungan, sorakan masyarakat begitu riuh. Ekspresi bahagia tergambar meski hanya melihat Joko Widodo dari kejauhan.
Usai melakukan peresmian di bendungan Danu Kerthi Buleleng (bendungan Tamblang) iring-iringan presiden langsung meninggalkan lokasi menuju Pasar Anyar. Kendaraan yang dinaiki Presiden Jokowi dengan cepat melesat. Gede Ardika salah seorang warga dari desa Pakisan, Kecamatan Kubutambahan pun terlihat melongo.
Ardika datang terlambat, sehingga ia tak melihat iring-iringan presiden saat meninggalkan lokasi ataupun saat tiba di lokasi bendungan. “Saya ke sini untuk lihat Pak Jokowi. Tapi katanya sudah lewat. Saya terlambat,” kata dia sembari berdiri di depan gapura bendungan Danu Kerthi.
Kendati tidak dapat melihat Presiden Jokowi secara langsung. Ardika tetap berdiri di depan gapura hingga rombongan terakhir. Ia datang sejauh 3 kilometer dari desa Pakisan menuju bendungan. Ia pun melewati jalan tembusan agar sampai dengan cepat. Tetapi harapan untuk melihat presiden harus pupus. “Saya kira Pak Jokowi naik helikopter. Saya naik motor dari desa Pakisan tembus di desa Bebetin lalu sampai di sini. Ya di sini dulu sampai rombongan habis. Sayang saya tidak dapat bertemu Pak Presiden,” ungkapnya.
Disisi lain, salah seorang siswa SD, Made Wahyu Sutra Ariningsih merasa lega usai melakukan tugasnya sebagai penari. Ia bersama kedua puluh penari lainnya ditugaskan untuk menari, menyambut kedatangan Presiden Joko Widodo. Wahyu mengaku sudah berhias sejak pukul 05.00 wita. “Baru kelas 3 SD. Tadi pagi menari di depan Pak Presiden. Senang sekali,” ujarnya.
Wahyu pun mengaku ingin cepat-cepat pagi agar cepat bertemu dengan Presiden. Hingga hari yang ditunggu tiba, Wahyu menari dengan baik dan menyelesaikan tugasnya. “Iya, gak nyenyak tidurnya,” singkatnya.
Reporter: Dian Suryantini
SINGARAJA, BALI EXPRESS – Antusias masyarakat ingin melihat sosok Presiden RI Kamis (2/2) sangat tinggi. Bahkan mereka rela datang jauh-jauh hanya untuk melihat secara langsung Joko Widodo, pemimpin negara Indonesia itu. Masyarakat rela berdiri berjam-jam menanti rombongan presiden. Begitu rombongan memasuki kawasan bendungan, sorakan masyarakat begitu riuh. Ekspresi bahagia tergambar meski hanya melihat Joko Widodo dari kejauhan.
Usai melakukan peresmian di bendungan Danu Kerthi Buleleng (bendungan Tamblang) iring-iringan presiden langsung meninggalkan lokasi menuju Pasar Anyar. Kendaraan yang dinaiki Presiden Jokowi dengan cepat melesat. Gede Ardika salah seorang warga dari desa Pakisan, Kecamatan Kubutambahan pun terlihat melongo.
Ardika datang terlambat, sehingga ia tak melihat iring-iringan presiden saat meninggalkan lokasi ataupun saat tiba di lokasi bendungan. “Saya ke sini untuk lihat Pak Jokowi. Tapi katanya sudah lewat. Saya terlambat,” kata dia sembari berdiri di depan gapura bendungan Danu Kerthi.
Kendati tidak dapat melihat Presiden Jokowi secara langsung. Ardika tetap berdiri di depan gapura hingga rombongan terakhir. Ia datang sejauh 3 kilometer dari desa Pakisan menuju bendungan. Ia pun melewati jalan tembusan agar sampai dengan cepat. Tetapi harapan untuk melihat presiden harus pupus. “Saya kira Pak Jokowi naik helikopter. Saya naik motor dari desa Pakisan tembus di desa Bebetin lalu sampai di sini. Ya di sini dulu sampai rombongan habis. Sayang saya tidak dapat bertemu Pak Presiden,” ungkapnya.
Disisi lain, salah seorang siswa SD, Made Wahyu Sutra Ariningsih merasa lega usai melakukan tugasnya sebagai penari. Ia bersama kedua puluh penari lainnya ditugaskan untuk menari, menyambut kedatangan Presiden Joko Widodo. Wahyu mengaku sudah berhias sejak pukul 05.00 wita. “Baru kelas 3 SD. Tadi pagi menari di depan Pak Presiden. Senang sekali,” ujarnya.
Wahyu pun mengaku ingin cepat-cepat pagi agar cepat bertemu dengan Presiden. Hingga hari yang ditunggu tiba, Wahyu menari dengan baik dan menyelesaikan tugasnya. “Iya, gak nyenyak tidurnya,” singkatnya.
Reporter: Dian Suryantini