DENPASAR, BALI EXPRESS – Kericuhan pecah antara Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) Komite Bali yang hendak menggelar demo menyuarakan isu pelanggaran HAM dengan Ormas Patriot Garuda Nusantara (PGN) Bali pada Sabtu (1/4). Insiden yang terjadi di Jalan Dr. Goris, Kota Denpasar itu mengakibatkan beberapa orang terluka.
Informasi yang dihimpun koran ini, AMP Bali menyerukan kepada tujuh wilayah Adat Papua yang berdomisili di Bali untuk ikut serta dalam unjuk rasa bertajuk “Demokrasi dan HAM Mati, Rakyat Papua Tercekik”. Aksi mereka pun sudah diantisipasi oleh Polresta Denpasar. Kapolresta Denpasar, Kombespol Bambang Yugo Pamungkas turun langsung ke Pojok Sudirman pimpin apel kesiapan pengamanan.
“Kapolresta instruksikan ke anggota agar laksanakan pengamanan aksi ini dengan humanis dengan berikan pelayanan kepada peserta aksi maupun pengguna jalan atau masyarakat. Jika ditemukan tindak kekerasan maka laksanakan upaya hukum dan memberikan pertolongan kepada korban,” beber sumber, Minggu (2/4). Selain itu, ada juga kendaraan taktis yang disiagakan di lokasi kegiatan.
Adapun AMP Bali, sebelum bergerak ke titik kegiatan yakni di Simpang Jalan PB Sudirman, mereka berkumpul di dekat tempat kejadian perkara (TKP) atau dekat Fakultas Pariwisata Universitas Udayana. Tetapi ketika menuju lokasi demo, ada anggota ormas PGN Bali yang menghadang di TKP sekitar pukul 09.30. Sempat terjadi negosiasi antara kedua belah pihak.
Namun tensi kedua pihak ini setiap saat terus meninggi, hingga kericuhan pun pecah. Bentrok fisik berupa aksi saling hantam benda keras dan lemparan batu tak terelakan. “Kelompok yang berseteru terlibat aksi saling pukul dengan tongkat kayu dan bambu setelah diawali aksi saling dorong, keributan semakin parah setelah kedua pihak sama-sama saling melempar batu secara membabi-buta,” tandas sumber itu.
Alhasil kepolisian yang bersiaga di lokasi kegiatan segera bergerak untuk mengamankan ke lokasi bentrok. Sehingga bentrokan hanya berlangsung singkat dan massa aksi meninggalkan lokasi kejadian. Akibat pertikaian itu, terdapat korban luka dari kedua kubu. Ada yang kepalanya bocor terkena lemparan batu sampai berlumuran darah.
“Korban dari PGN disebut sekitar enam orang, sementara dari AMP ada belasan orang,” tambahnya. Bahkan Pariyadi alias Gus Yadi yang memimpin PGN Bali juga yang mengalami patah tulang, hingga harus dipapah ke tempat aman. Mereka dibawa menuju RSUP Prof Ngorah dan RS Trijata agar mendapat pertolongan medis. Dikonfirmasi mengenai masalah tersebut, Kasi Humas Polresta Denpasar AKP I Ketut Sukadi belum bisa memberikan penjelasan apapun.