DENPASAR, BALI EXPRESS – Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) Provinsi Bali dan GOW kabupaten, Ketua BKOW Provinsi Bali Ny. Tjok. Putri Hariyani Ardhana Sukawati melakukan sosialisasi bahaya rabies bagi keselamatan dan kesehatan bersama. Mengingat kesehatan adalah prioritas utama yang harus dijaga untuk mewujudkan kesehatan yang berkualitas.
Rabies merupakan virus menular melalui gigitan yang selalu fatal pada hewan berdarah panas dan dapat menyerang manusia (zoonosis) yang bisa disebabkan oleh hewan berupa sapi, anjing, kucing, kelelawar, kera dan monyet). ” Perlu kepedulian bersama untuk mencegah penyebarluasan virus rabies ini,” jelasnya, saat sosialisasi bahaya rabies dan pencegahannya di Kantor Desa Sibangkaja, Badung, Kamis (2/3).
Sosialisasi yang bekerjasama dengan Persatuan Istri Dokter Hewan Indonesia (PIDHI) Provinsi Bali ini, dihadiri oleh kader PKK Desa Sibangkaja.
PIDHI adalah organisasi wanita yang mewadahi istri-istri dokter hewan, istri-istri sarjana kedokteran hewan, dokter hewan wanita, dan sarjana kedokteran hewan wanita.
Pada kesempatan ini, yang menjadi narasumber adalah I Nyoman Suartha, Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana yang membawakan materi tentang rabies, pencegahan dan penanggulangannya. Dipaparkannya, untuk melindungi hewan peliharaan (terutama anjing dan kucing) agar tidak membahayakan warga sekitar, maka penting bagi semua untuk meningkatkan kesadaran melakukan vaksinasi untuk anjing dan kucing kepada petugas dari Dinas Peternakan. “Karena vaksinasi akan melindungi hewan dari penyakit rabies dan memutus rantai penularan virus rabies tersebut,” tegasnya.
Disarankannya, apabila ada yang terlanjur digigit anjing, maka segeralah cuci dengan sabun, karena virus rabies itu bersifat labil, dan mudah rusak dengan sabut dan alkohol 70 persen serta cepat menguap dalam suhu 60 derajat celsius.
“Selain itu, penting mencari penanganan medis, karena virus rabies akan mengalami inkubasi minimal 7 hari dan bisa mencapai hitungan bulan bahkan tahun,” ungkapnya.
Anjing-anjing yang menularkan rabies memiliki tiga fase, yakni fase furious (galak) rabies dan memiliki ciri tidak tenang, nervous, agresif, kehilangan rasa takut pada manusia, menggigit apa saja, hipersalivasi dan bereaksi yang berlebihan.
Fase paralisis adalah fase dimana mereka memilih bersembunyi dari keramaian, takut sinar dan hanya keluar mencari makan saat matahari sudah tenggelam. Fase dumb (bodoh) adalah saat si anjing gila itu mengalami kejang dan kemudian mati.
Dijelaskannya, beberapa gejala orang yang kena rabies, antara lain kesemutan di bagian tubuh yang digigit. Keluar air liur yang banyak, takut air, takut cahaya, mudah merasa terganggu oleh suara, gerakan bola mata yang aneh dan tidak fokus, kejang-kejang, mengalami gejala syaraf yang lain dan kemudian meninggal. (ade/wid)