KARANGASEM, BALI EXPRESS – Tujuh ekor sapi di Kabupaten Karangasem dinyatakan positif terkena Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Jumlah tersebut masing-masing berada di Desa Menanga, Kecamatan Rendang, sebanyak empat ekor dan Lingkungan Segara Katon, Kelurahan/Kecamatan Karangasem, tiga ekor. Untuk saat ini, sapi yang positif PMK tersebut masih menjalani karantina.
Kepala UPTD Puskeswan Kabupaten Karangasem, Pande Gede Arya Saputra, ketika dikonfirmasi perihal tersebut pada Minggu (3/7), membenarkan adanya sapi yang positif PMK. Dirinya baru mengetahui terdapat tujuh ekor sapi positif PMK setelah hasil cek lab keluar pada Jumat (1/7). “Tanggal 27 (Juni) di cek ke Rendang dan Segara Katon, kemarin di tanggal 1 keluar hasilnya dinyatakan positif,” ujar Pande.
Lebih lanjut, Pande menjelaskan bahwa sapi yang terkena PMK tersebut merupakan milik pengepul yang dibeli dari Pasar Hewan Bebandem, Kecamatan Bebandem. Rencananya keempat sapi itu akan dijual sebagai kurban. “Baru satu minggunya dibeli dari Pasar Bebandem, rencananya akan dijual sebagai keperluan Idul Adha. Tetapi karena kebesaran, tidak mau diterima oleh sodagar, sehingga dikembalikan lagi. Beberapa harinya sakit katanya,” lanjutnya.
Untuk di Segara Katon, dari pengakuan Pande, terdapat 15 sapi yang sakit. Namun setelah dilakukan pengecekan, hanya tiga ekor saja yang positif PMK. Dengan demikian, di Kabupaten Karangasem terdapat tujuh ekor sapi yang positif PMK dengan gejala awalnya sapi tersebut tidak ada nafsu makan. Dan saat ini tujuh ekor sapi tersebut masih dalam proses karantina atau tidak boleh keluar kandang.
Untuk saat ini, ketujuh sapi tersebut sudah sembuh. Tetapi, meskipun sudah sembuh, Pande menyebut yang terjangkit terssbut masih berpeluang untuk menyebarkan virus. Sehingga tim Puskeswan di masing-masing kecamatan disebutnya lebih berhati-hati. “Secara rilis sembuh, tetapi sapi tersebut masih mampu menularkan virus PMK kepada ternak lain,” tambahnya.
Rencananya kedepan akan dilaksanakan vaksinasi PMK terhadap sapi yang sedang berada di wilayah kasus. “Sekarang masih di data, Kabupaten Karangasem berapa yang terjangkit, di wilayah mana, dan berapa populasinya,” tutupnya. (dir)