BALI EXPRESS, AMLAPURA – Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mempersempit zona perkiraan bahaya erupsi Gunung Agung, menjadi radius 6 kilometer (km), dari sebelumnya 8 km ditambah perluasan sektoral sejauh 10 km. Namun aktivitas Gunung Agung masih pada level IV (Awas).
“Radius perkiraan bahaya saja berubah menjadi 6 km. Statusnya Gunung Agung masih tetap Awas,” tegas Kepala Bidang Mitigasi Bencana Geologi PVMBG, I Gede Suantika.
Suantika mengungkapkan keputusan itu diambil berdasarkan hasil analisis data visualisasi maupun instrumental terhadap gunung tertinggi di Bali itu. Saat ini Gunung Agung masih berada dalam fase erupsi. Akumulasi gas lebih banyak rilis ke permukaan. Gunung Agung masih berbahaya terutama lontaran batu pijar, kerikil dan hujan abu pekat.
“Erupsi masih terjadi, dampak maksimalnya diperkirakan sejauh 6 km,” jelas Suantika.
Pejabat asal Buleleng, itu pun menyinggung soal laju pengisian kubah lava di kawah Gunung Agung tergolong rendah. Meski demikian, masyarakat diminta tetap waspada karena masih ada aktivitas pada Gunung Agung.
Sebelumnya, Kepala PVMBG Kasbani sempat memaparkan bahwa aktivitas Gunung Agung sudah mengalami penurunan sejak sepekan terakhir. Erupsi masih sering terjadi, tapi cenderung lebih kecil dibandingkan minggu sebelumnya sejak aktivitas Gunung Agung dinyatakan berada pada level IV (Awas). Erupsi sepekan terakhir paling tinggi 1.500 meter di atas puncak kawah. Berbeda dengan sebelumnya bisa mencapai 3000 meter dari puncak kawah. Pengisian kubah lava di kawah Gunung Agung juga tak secepat sebelumnya. Saat ini masih sekitar sepertiga dari volume yang ada atau sekitar 20 juta meter kubik.
Informasi adanya perubahan perkiraan zona bahaya begitu cepat menyebar di masyarakat. Sejumlah pengungsi yang merasa berada di luar radius 6 km langsung pulang kampung, Kamis (4/1). Salah satunya terjadi sejumlah posko pengungsian di wilayah Klungkung.
“Begitu tahu informasi zona bahaya diturunkan, sebanyak 51 jiwa pengungsi di Desa Jumpai langsung balik ke kampungnya,” ujar Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Klungkung, I Putu Widiada.
“Pengungsi yang ada di GOR Swecapura, berasal dari Muncan juga banyak pulang,” imbuhnya.
Lanjut dia, sejumlah pengungsi di Klungkung sudah mulai pulang kampung sejak sekitar seminggu. Terutama yang berada di luar radius 6 kilometer. “Sepertinya mereka sudah tahu duluan akan ada penurunan zona bahaya,” seloroh Widiada saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho merilis bahwa pengungsi yang berada di luar radius 6 km sudah banyak pulang kampung. Bagi mereka yang ingin pulang disiapkan fasilitas kendaraan.
Disebutkannya pula, masih ada sebanyak 12 desa berada dalam radius 6 km yang warganya harus tetap bertahan di pengsungian. Yakni Desa Nawakerti, Jungutan, Buanagiri, Sebudi, Besakih, Datah, Pempatan, Tulamben, Dukuh, Kubu, Baturinggit serta Desa Ban.