BALI EXPRESS, SINGARAJA – Keluarga Puri Agung Singaraja akhirnya angkat bicara terkait polemik pemberian gelar kepada Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon. Sebab, pemberian gelar Sri Paduka Raja kepada yang bersangkutan oleh Penglingsir Puri Agung Ugracena Jumat (30/3) lalu disebut dilakukan secara pribadi, tanpa melibatkan pasemetonan Puri lainnya. Seperti apa?
Pasemetonan Puri Agung Singaraja mulai gerah, lantaran pemberian gelar Sri Paduka Raja pada Fadli Zon menimbulakan kegaduhan di media sosial (medsos). Selanjutnya mempertimbangkan untuk mencabut gelar yang disematkan kepada Wakil Ketua DPR RI dari F-Gerindra tersebut. Seperti diungkapkan Penglingsir Puri Singaraja, Anak Agung Ngurah Brawida Selasa (3/4) sore kemarin.
Pria yang juga menjabat sebagai Manggala Madya Puri Agung Singaraja itu menjelaskan, pihaknya langsung menggelar rapat bersama pasemetonan Puri Agung Singaraja pasca berita penganugerahan gelar tersebut viral di media sosial.
“Intinya kami sebagaian besar keluarga puri tidak tahu menahu dan tidak dilibatkan dalam penyerahan gelar itu. Karena yang membuat acara itu adalah kakak saya, Anak Agung Ugracena. Saya pikir acara itu hanya sekedar jamuan makan malam serangkaian hari jadi Puri Singaraja ke 414. Apalagi saat acara saya sedang di Lovina,” ujar Anak Agung Brawida.
Tak ingin menuai polemik berkepanjangan di masyarakat, pihaknya langsung menggelar rapat bersama. Sekitar 12 KK pasemetonan Puri Agung Singaraja dari 18 pasemetonan yang ada hadir dalam rapat dadakan tersebut. Hasilnya, pasemetonan Puri Agung Singaraja sepakat mempertimbangkan untuk mencabut gelar yang diberikan kepada Fadli Zon.
“Kami mempertimbangkan untuk mencabut dan membatalkan gelar itu. Alasannya karena pemberian gelar itu sudah menimbulkan kegaduhan, komentar sinis dari netizen. Pertimbangan lain karena hampir semua kerabat puri tak tahu menahu dalam pemberian gelar itu. Apalagi Fadli Zon dianggap sosok yang sangat kontroversial hingga banyak menimbulkan perasaan kurang nyaman,” papar Agung Brawida
Apalagi, sambung Agung Brawida Puri Singaraja tidak pernah seingatnya mengeluarkan gelar Sri Paduka Raja kepada siapapun. Karena setelah kami telusuri baik dari Dinasti Raja Panji Sakti ataupun keturunan lainnya tidak ada yang memberikan gelar Sri Paduka Raja. Namun kebiasaan di Puri Agung Singaraja hanya memberikan Singaraja Award atau penghargaan kepada sosok yang dianggap berjasa.
“Kita memang tak selayaknya memberikan gelar seperti di Keraton Solo. Tapi hanya Singaraja award. Tapi entah kenapa, Kakak kami memberikan gelar itu tanpa sepengetahuan kami. Itu yang kami sayangkan,” imbuhnya.
Polemik ini juga membuat prihatin dari Ketua Paguyuban Eka Sthana Dharma Puri Buleleng, Anak Agung Wiranata Kusuma. Wiranata mengaku sangat terkejut atas gelar Yang Mulia Sri Paduka Raja yang disematkan kepada Fadli Zon. Pasalnya, Ugrasena sendiri kata Wiranata, nekat memberikan gelar tersebut tanpa berkoordinasi terlebih dahulu dengan keluarga besar Puri Singaraja.
“Saat malam perayaan hari jadi Puri Agung Singaraja yang ke 414 itu, kami seluruh keluarga besar sedang melakukan Odalan di Pura Panjenengan Panji Sakti. Keluarga besar tidak ada yang datang di acara itu. Acara itu keperluan pribadi (Ugrasena),” tegas pria yang juga menjabat sebagai Kapolsek Kota Singaraja ini.
Wiranata pun sejatinya tidak mempermasalahkan terkait siapa orang yang diberikan gelar tersebut. Namun yang sangat ia sesalkan adalah langkah yang diambil oleh saudaranya sendiri, Ugrasena, yang dirasa tidak melakukan koordinasi terlebih dahulu dengan seluruh keluarga besar Puri.
Rencanannya pada Rabu (4/4) sore, kata Wiranata, pihaknya akan melakukan rapat besar di Puri Pemayun Tukadmungga, untuk membahas permasalahan tersebut. Rapat itu rencananya akan dihadiri oleh seluruh keluarga besar Puri Buleleng, baik dari Puri Kanginan, Puri Singaraja, Puri Kalibukbuk, Puri Kaliasem, Puri Bungkulan, Puri Perean, Puri Tukadmungga dan Puri Bangkang.
Sementara, Pelingsir Puri Agung Singaraja, Anak Agung Ngurah Ugrasena yang kini masih berada di Bone, Sulawesi Selatan mengaku terkejut ketika melihat respon masyarakat Buleleng dan Bali terkait penghargaan yang telah dia berikan kepada Wakil Ketua DPR RI itu.
Pasalnya, Ugrasena membantah memberikan gelar Yang Mulia Sri Paduka Raja kepada Fadli Zon. Namun, dalam rangkaian hari jadi Puri Agung Singaraja yang ke 414 itu, dirinya hanya memberikan penghargaan apresiasi atas kontribusi Fadli Zon yang dianggap telah memiliki kepedulian di bidang budaya, dalam hal ini pelestarian pusaka nusantara dalam wujud keris.
Ketika disinggung terkait potongan video pemberian gelar yang dia berikan telah beredar di sosial media, Ugrasena pun berdalih jika dirinya tidak mengetahui terkait adanya skenario pemberian gelar tersebut.”Terus terang saja, ini saya sebut kecolongan dan saya tidak ada skenario (pemberian gelar) itu. Ini saya tidak paham dan saya tidak tahu kenapa ada seperti itu. Ini pelajaran buat saya,” katanya saat dikonfirmasi Selasa (3/4).
Lalu skenario ini apakah kesalahan dari MC? Ia pun menjawab dengan tegas, itu bukan kesalahan dari MC. “Bukan kesalahan MC, namun ada skenario yang saya tidak tahu kenapa ada kata-kata (pemberian gelar,red) seperti itu. Ada seseorang yang membuat kacau. Saya sedang cari tahu siapa yang membuat ada kata-kata (pemberian gelar,red) seperti itu,” kilahnya.
Dikatakan Ugrasena, Puri Agung Singaraja sendiri wajib memberikan apresiasi penghargaan atas jasa besar kepada para tokoh masyarakat, yang telah berjuang demi seni, adat istiadat dan budaya Nusantara Bangsa yang adiluhung. Pun demikian yang telah dilakulan oleh Fadli Zon.
Menurutnya, totalitas Fadli Zon dalam melestarikan budaya nusantara diwujudkan dengan mendirikan Museum Fadlizon Library, yang menyimpan banyak artifact seni peninggalan para Raja Sultan yang ada di Indonesia.
Ugrasena juga menegaskan jika rangkaian hari jadi Puri Agung Singaraja ke 414 yang digelar pada Jumat (30/3) malam lalu itu tidak ada kaitannya dengan politik ataupun Partai politik.”Tidak ada yang perlu dicabut karena itu semua tidak ada. Saya tidak pernah ada mengaku sebagai Raja tetapi sebatas Penglingsir Puri. Dan yang sudah-sudah dari sejak 2006 Puri Agung Singaraja Kerajaan Buleleng Bali hanya sebatas memberikan penghargaan bukan gelar-gelar apapun. Tidak ada pemberian gelar dan sebagainya,” tegasnya.