DENPASAR, BALI EXPRESS – Arus balik mudik lebaran di pintu masuk Bali khususnya di Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana akan diperketat. Petugas gabungan dari unsur TNI/Polri, Dinas Perhubungan, dan Satpol PP juga akan berjaga selama 24 jam memeriksa administrasi Pelaku Perjalanan Dalam Negeri (PPDN).
Administrasi yang diperiksa mulai dari kelengkapan vaksinasi hingga identitas PPDN. Yakni Kartu Tanda Penduduk (KTP), jika didapatkan tidak membawa KTP, maka petugas terpaksa akan meminta PPDN untuk putar balik kembali ke daerah asalnya.
Pemeriksaan penduduk pendatang akan dilaksanakan di Pos Pengecekan Pelabuhan Gilimanuk. “Pengecekan termasuk wilayah yang dituju dan juga mendata siapa penjaminnya,” jelas Kasatpol PP Provinsi Bali, Dewa Nyoman Rai Dharmadi, Rabu (4/5).
Dia memaparkan, selain penjagaan di pintu masuk tersebut, monitoring juga dilakukan di kantong-kantong duktang di seluruh Bali. Dalam kegiatan ini, pihaknya bersinergi dengan Satpol PP kabupaten/kota.
“Untuk Satpol PP Provinsi akan bersinergi melakukan sidak di tiga kabupaten/kota. Yakni fokus di Kota Denpasar, Badung, dan Kabupaten Gianyar,” imbuhnya.
Dalam kesempatan itu, Dewa Dharmadi menjelaskan sidak duktang dalam program Bali Trepti. Itu akan dilakukan pada tanggal 10 – 16 Mei 2022 di seluruh Bali. Dikatakan, sidak ini untuk menciptakan keamanan dan ketertiban Bali. Mengingat saat ini pariwisata Bali tengah menggeliat seiring pelonggaran yang diberikan kepada wisatawan.
Dewa Dharmadi menambahkan, Gubernur Bali, Wayan Koster telah memastikan bahwa Bali nyaman, aman, dan kondusif untuk dikunjungi. Bahkan mengundang para wisatawan domestik dari berbagai daerah di Indonesia dan wisatawan mancanegara dari berbagai negara untuk datang ke Bali.
“Pemulihan pariwisata ini harus kita jaga bersama sebagai upaya pemulihan ekonomi Bali yang terpuruk akibat mewabahnya pandemi Covid-19,” katanya.
Bali juga telah dipercayai sebagai tuan rumah event internasional yang telah sukses dihelat. Selain itu, di Bulan Mei ini juga digelar Global Platform for Disaster Risk Reduction (Pengurangan Risiko Bencana) yang akan dilaksanakan pada tanggal 23 – 28 Mei 2022, diikuti oleh 193 negara dengan jumlah peserta mencapai 4.000 orang yang hadir secara langsung.
“Jadi suksesnya pertemuan internasional tersebut akan berdampak langsung terhadap citra Bali sebagai tempat penyelenggaraan pertemuan dan sekaligus mampu menangani pandemi Covid-19 dengan baik. Dengan demikian pemulihan pariwisata dan perekonomian Bali akan terus berlanjut sampai mencapai target kunjungan wisatawan sebagaimana halnya sebelum adanya pandemi Covid-19,” tandasnya.