SINGARAJA, BALI EXPRESS – Sebanyak 31,75 ton beras dari sumbangan para ASN di lingkup Pemkab Buleleng mulai didistribusikan. Beras tersebut didistribukan ke para camat di Kabupaten Buleleng untuk nantinya disalurkan kepada warga yang membutuhkan sesuai dengan data penerima. Diharapkan pula pendistribusian beras ini tepat sasaran. Pendistribusian dilakukan secara simbolis oleh Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana di Lobi Athiti Wisma, Kantor Bupati Buleleng, Rabu (4/8).
Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana mengatakan, beras ini berasal dari para ASN yang menyisihkan penghasilannya. Selanjutnya uang yang disisihkan itu dikumpulkan untuk digunakan membeli beras yang akan diberikan kepada masyarakat. “Biar tidak salah ya, ini bukan beras bupati. Tapi sumbangan dari teman-teman ASN. Eselon 2 Rp 1,5 juta. Eselon III A Rp 1 juta, Eselon III B Rp 750 ribu, eselon IV dan fungsional Rp 250 ribu. ini dikumpulkan sehingga bisa dipakai untuk membeli beras sebanyak 31.750 kilogram beras,” ujarnya.
Sebelumnya, 1.900 paket sembako yang juga partisipasi dari para ASN sudah disalurkan. Dibagikan kepada masyarakat yang terdampak seperti tukang suun, sopir bemo, tukang parkir dan masyarakat terdampak lainnya. Diharapkan dengan bantuan beras ini bisa mengurangi beban masyarakat di masa pandemi Covid-19 ini. “Sebelumnya mereka sudah mengumpulkan juga lewat kantor masing-masing. Terkumpul sekitar 8,5 ton beras. Mudah-mudahan bantuan beras ini dapat meringankan beban masyarakat dan saya minta kepada masyarakat untuk tetap disiplin menerapkan prokes,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Dinsos Buleleng Putu Kariaman Putra menyebutkan penerima harus d idata secara benar. Pendataan dilakukan by name by addrress. Setelah diserahkan kepada para camat lalu dilanjutkan ke desa. Para kepala desa dan lurah sudah menerima data seusai dengan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Non Program. “Agar nanti sesuai dan tepat sasaran. Penerimaya juga nanti bisa disinkronkan dengan warg yang masuk DTKS non proram,” ungkapnya.
Dirinya menambahkan masing-masing kecamatan berbeda jumlah yang diterima. Ini sesuai dengan masyarakat yang masuk di DTKS namun tidak menerima program bantuan reguler. Sementara, ditemukan sebanyak 3.372 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang tidak mendapatkan bansos reguler padahal sudah ada di DTKS. Sehingga Bupati Buleleng mengambil kebijakan dua program yaitu pemberian beras masing-masing lima kilogram dan yang kedua diprogram untuk mendapatkan Bantuan Sosial Tunai (BST) selama dua bulan sebanyak Rp200.000 per kepala keluarga (KK). BST ini sudah disiapkan memakai dana Belanja Tak Terduga (BTT). “Untuk yang diluar DTKS sesuai usulan desa juga sudah disiapkan bantuan beras. Bantuan beras dari para ASN juga masih banyak sehingga kita distribusikan dulu ke masyarakat yang masuk DTKS namun tidak mendapat program bansos reguler. Setelah itu, baru disalurkan ke masyarakat yang tidak masuk DTKS namun terdampak pandemi,” imbuhnya.