25.4 C
Denpasar
Monday, March 27, 2023

Melihat Karya STT Werdhi Shanti Bhuana

Ogoh-ogoh Terbuat dari Batok Kelapa, Habiskan Biaya Tak Terlalu Banyak

KARANGASEM, BALI EXPRESS – Kreativitas dan inovasi Sekaa Truna atau Sekaa Yowana di Bali dalam membuat ogoh-ogoh bermunculan. Seperti misalnya di Banjar Adat Kaler, Desa Padangbai, Manggis, Karangasem, yang membuat ogoh-ogoh berbahan batok kelapa.

 

Pemuda di banjar setempat dalam menyambut Hari Raya Nyepi tahun caka 1945 atau tahun masehi 2023 membuat inovasi baru dalam membuat ogoh-ogoh. Tidak ada bahan plastik yang digunakan kali ini, melainkan sepenuhnya berbahan alami.

 

Bahkan, bahan yang digunakan dalam ogoh-ogoh dengan judul Nyuh Brahma ini sebagian besar menggunakan bahan-bahan dari kelapa. Seperti misalnya batok kelapa, serabut kelapa, dan lainnya. “Kami ulat dulu menggunakan penyalin, setelah itu dikelilingi dengan lakban kertas, baru di tempel kau-kau (batok kelapa),” ujar Ketua STT Werdhi Shanti Bhuana I Wayan Gelgel Wiradiana didampingi Penasehat I Kadek Budiartika, Minggu  (5/3).

 

Bahan yang digunakan ini mengacu kepada peraturan bahwa harus menggunakan bahan alami. Ide menggunakan bahan-bahan dari kelapa ini diakui setelah dilakukannya diskusi oleh STT setempat. “Ini merupakan gabungan inspirasi dari Sekas Truna disini,” lanjutnya.

Baca Juga :  Gede Dana Minta Jaga Ketahanan Pangan di Tengah Wabah Korona

 

Pemuda disana pun terlihat sangat bersemangat menyelesaikan ogoh-ogoh tersebut. Pasalnya mereka akan mengikuti perlombaan. Bahkan diakui tak jarang dilakukan lembur hingga dini hari. “Seperti kemarin kami pukul 04.00 dini hari baru pulang,” tandasnya.

 

Hingga siang hari, ogoh-ogoh itu baru selesai 80 persen. Para pemuda disana menargetkan karya yang dibuatnya bersama-sama itu bisa selesai 100 persen hari ini (Senin, Red). “Mungkin nanti kami akan lembur lagi supaya bisa selesai besok,” sebutnya sembari mengerjakan ogoh-ogoh.

 

Jika kebanyakan ogoh-ogoh diwarnai dengan cara di cat, maka karya STT Werdhi Shanti Bhuana tidak menggunakan itu. Dari sisi pewarnaan ogoh-ogoh tersebut akan menggunaian warna coklat kegelapan. Itu berasal dari serbuk serabut kelapa yang nantinya di tempel. “Untuk mempergelap warna, kami akan olesi minyak kelapa,” paparnya.

Baca Juga :  Regenerasi Penari Barong, Sport Celuk Gelar Lomba Barong dan Mekendang Tunggal

 

Ogoh-ogoh itu dibuat sejak 5 Februari lalu. Dalam kurun waktu tersebut, biaya yang dikeluarkan tidak tergolong tinggi, yakni sebesar Rp 8 juta. Namun, Gelgel mengaku jumlah tersebut bisa saja bertambah mengingat karya tersebut belum selesai sepenuhnya. “Sumber dana dari Desa Adat Padangbai sebesar Rp 9 juta. Kalau itu kurang, baru kas STT keluar. Mungkin perkiraan mengeluarkan dana sampai selesai Rp 15 juta, itu sudah termasuk konsumsi,” kata dia.

 

Disinggung terkait tingkat kerumitan dalam membuat, ia bersama rekan-rekannya kompak menyebut saat detail anatomi. Pasalnya, disana diakui diperlukan ketelitian dalam membentuk sisi kecil ogoh-ogoh tersebut. Seperti misalnya urat dan lainnya. “Nanti akan ada kepala juga dibawahnya. Ogoh-ogoh ini akan menginjak kepala brahma. Itu berbahan dari kelapa juga,” tutupnya. (dir)

 


KARANGASEM, BALI EXPRESS – Kreativitas dan inovasi Sekaa Truna atau Sekaa Yowana di Bali dalam membuat ogoh-ogoh bermunculan. Seperti misalnya di Banjar Adat Kaler, Desa Padangbai, Manggis, Karangasem, yang membuat ogoh-ogoh berbahan batok kelapa.

 

Pemuda di banjar setempat dalam menyambut Hari Raya Nyepi tahun caka 1945 atau tahun masehi 2023 membuat inovasi baru dalam membuat ogoh-ogoh. Tidak ada bahan plastik yang digunakan kali ini, melainkan sepenuhnya berbahan alami.

 

Bahkan, bahan yang digunakan dalam ogoh-ogoh dengan judul Nyuh Brahma ini sebagian besar menggunakan bahan-bahan dari kelapa. Seperti misalnya batok kelapa, serabut kelapa, dan lainnya. “Kami ulat dulu menggunakan penyalin, setelah itu dikelilingi dengan lakban kertas, baru di tempel kau-kau (batok kelapa),” ujar Ketua STT Werdhi Shanti Bhuana I Wayan Gelgel Wiradiana didampingi Penasehat I Kadek Budiartika, Minggu  (5/3).

 

Bahan yang digunakan ini mengacu kepada peraturan bahwa harus menggunakan bahan alami. Ide menggunakan bahan-bahan dari kelapa ini diakui setelah dilakukannya diskusi oleh STT setempat. “Ini merupakan gabungan inspirasi dari Sekas Truna disini,” lanjutnya.

Baca Juga :  Regenerasi Penari Barong, Sport Celuk Gelar Lomba Barong dan Mekendang Tunggal

 

Pemuda disana pun terlihat sangat bersemangat menyelesaikan ogoh-ogoh tersebut. Pasalnya mereka akan mengikuti perlombaan. Bahkan diakui tak jarang dilakukan lembur hingga dini hari. “Seperti kemarin kami pukul 04.00 dini hari baru pulang,” tandasnya.

 

Hingga siang hari, ogoh-ogoh itu baru selesai 80 persen. Para pemuda disana menargetkan karya yang dibuatnya bersama-sama itu bisa selesai 100 persen hari ini (Senin, Red). “Mungkin nanti kami akan lembur lagi supaya bisa selesai besok,” sebutnya sembari mengerjakan ogoh-ogoh.

 

Jika kebanyakan ogoh-ogoh diwarnai dengan cara di cat, maka karya STT Werdhi Shanti Bhuana tidak menggunakan itu. Dari sisi pewarnaan ogoh-ogoh tersebut akan menggunaian warna coklat kegelapan. Itu berasal dari serbuk serabut kelapa yang nantinya di tempel. “Untuk mempergelap warna, kami akan olesi minyak kelapa,” paparnya.

Baca Juga :  Langgar Karantina, Dua Warga Serokadan Dibawa ke Balai Banjar

 

Ogoh-ogoh itu dibuat sejak 5 Februari lalu. Dalam kurun waktu tersebut, biaya yang dikeluarkan tidak tergolong tinggi, yakni sebesar Rp 8 juta. Namun, Gelgel mengaku jumlah tersebut bisa saja bertambah mengingat karya tersebut belum selesai sepenuhnya. “Sumber dana dari Desa Adat Padangbai sebesar Rp 9 juta. Kalau itu kurang, baru kas STT keluar. Mungkin perkiraan mengeluarkan dana sampai selesai Rp 15 juta, itu sudah termasuk konsumsi,” kata dia.

 

Disinggung terkait tingkat kerumitan dalam membuat, ia bersama rekan-rekannya kompak menyebut saat detail anatomi. Pasalnya, disana diakui diperlukan ketelitian dalam membentuk sisi kecil ogoh-ogoh tersebut. Seperti misalnya urat dan lainnya. “Nanti akan ada kepala juga dibawahnya. Ogoh-ogoh ini akan menginjak kepala brahma. Itu berbahan dari kelapa juga,” tutupnya. (dir)

 


Most Read

Artikel Terbaru