DENPASAR, BALI EXPRESS – Direktorat Reserse Narkoba Polda Bali melakukan pemusnahan barang bukti narkoba berbagai jenis, Jumat (5/6), di halaman Belakang Mapolda Bali.
Direktur Reserse Narkoba Polda Bali Kombespol Mochamad Khozin menerangkan, pemusnahan barang bukti ini merupakan hasil pengungkapan jajaran Reserse Narkoba Polda Bali. “Pemusnahan barang bukti dan barang temuan narkotika ini dilakukan terprogram setiap tahunnya. Kami memusnahkan barang bukti di hadapan publik, sebagai bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas Polri dalam mencegah dan membasmi penyalahgunaan narkoba,” ungkapnya.
Acara pemusnahan yang dihadiri oleh jajaran penengak hukum lainnya seperti Kejaksaan Tinggi Bali, Badan Narkotika Nasional, total ada 297 gram sabu, 299 gram hasish, dan 600 ribu butir pseudoephedrine yang dimusnahkan.
Kombespol Mochamad Khozin mengatakan, barang yang dimusnahkan ini merupakan hasil pengungkapan kasus narkoba dari awal April hingga Juni 2020. “Dari bulan April hingga awal Juni tahun ini kami mengungkap 22 kasus narkoba dengan tersangka 25 orang. Dari 25 orang tersebut, 21 di antaranya laki-laki dan 4 orang perempuan. Pelaku lokal Bali sebanyak 10 orang, luar Bali 14 orang dan 1 orang warga negara asing (WNA),” paparnya.
Para tersangka yang ditangkap oleh Dir Reserse Narkoba Polda Bali ini terdiri dari pengedar, pengguna serta bagian dari jaringan lokal maupun internasional.
Dari pengungkapan tersebut, barang bukti yang berhasil disita dari para tersangka antara lain sabu dengan berat 505 gram, ganja 105 gram, ganja sintesis seberat 135 gram, kokain 8,5 gram, ekstasi 23 gram, ekstasi dalam bentuk pil 52 butir, MDMA seberat 5,2 gram, MDMB Butinaca dengan berat 65 gram.
Kombespol M. Khozin juga mengingatkan masyarakat tentang bahaya narkoba. Tingginya peredaran narkoba di dalam masyarakat, mengindikasikan masih rendahnya pemahaman masyarakat tentang bahaya barang haram tersebut. “Rendahnya pemahaman masyarakat tentang narkotika, tidak hanya berdampak buruk pada dirinya sendiri, tetapi juga akan berdampak buruk bagi global, bangsa dan negara,” pungkasnya.