26.5 C
Denpasar
Thursday, June 1, 2023

Cuaca Ekstrem di Bangli, Pohon Besar Tumbang Timpa Pura Puseh Penyungsungan

BANGLI, BALI EXPRESS- Pohon besar di sisi barat Pura Puseh Penyungsungan, Desa Adat Buungan, Kecamatan Susut, Bangli, tumbang. Pohon setinggi sekitar 30 meter itu menimpa pura setempat. Kerugian diperkirakan lebih dari Rp 2 miliar.
Bendesa Adat Buungan I Nyoman Brata menyebutkan kerugian sebesar itu karena ada delapan unit bangunan rusak, yaitu dua bale agung, dua bale gong, bale pesandekan, bale baris, candi bentar serta tembok panyengker pura di sisi barat. Kerusakan bale gong termasuk paling parah. “Kalau bangunan lain ada bagian atasnya saja rusak, bale gong ini hancur semua,” terang Brata didampingi Penyarikan Jro Mangku Ketut Subandia ditemui di pura setempat, Senin (6/2).

Baca Juga :  Denpasar Lelang Lima Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama

Brata menyebutkan, pohon yang tumbang itu adalah pohon bunut, beringin dan pule yang tumbuh menjadi satu.  Pohon tersebut tumbang Minggu (5/2) sekitar pukul 23.00. Saat itu terjadi hujan disertai angin berhembus sangat kencang hingga mengakibatkan akar pohon sampai tercabut, lalu tumbang ke areal utama mandala Pura Puseh Penyungsungan. “Tumben angin sekencang itu. Kata warga yang mendengar kejadiannya, saat tumbang suaranya sangat keras,” jelas Brata.
Sebelum akhirnya tumbang, lanjut Brata, cabang pohon itu sebenarnya sudah pernah dipangkas beberapa tahun lalu. Hal itu dilakukan memang untuk mengantisipasi tumbang dan menimpa bangunan, mengingat krama setempat tidak berani melakukan penebangan karena dianggap pohon keramat. “Kalau itu tidak pernah dipangkas, bisa habis pura ini kena,” kata Brata seraya menyebutkan luas pura total sekitar 20 are.

Baca Juga :  Gua Giri Campuhan Jadi Destinasi Andalan Baru Bangli

Setelah kejadian itu,  desa setempat belum berani membersihkan batang pohon itu. Demikian pula dengan bangunan yang tertimpa juga masih dibiarkan hingga lewat 13 Februari 2022. Sebab saat ini krama Buungan masih melaksanakan tradisi ngerauhin serangkaian upacara di Pura Dalem Pingit. Salah satu pantangannya adalah tidak boleh membunyikan suara keras-keras mulai 3 Februari lalu. “Pohon ini dibersihkan setelah 13 Februari, karena kami harus rembug dulu, ada upacaranya juga, baru dibersihkan,” tegas Brata. (wan)

 

 


BANGLI, BALI EXPRESS- Pohon besar di sisi barat Pura Puseh Penyungsungan, Desa Adat Buungan, Kecamatan Susut, Bangli, tumbang. Pohon setinggi sekitar 30 meter itu menimpa pura setempat. Kerugian diperkirakan lebih dari Rp 2 miliar.
Bendesa Adat Buungan I Nyoman Brata menyebutkan kerugian sebesar itu karena ada delapan unit bangunan rusak, yaitu dua bale agung, dua bale gong, bale pesandekan, bale baris, candi bentar serta tembok panyengker pura di sisi barat. Kerusakan bale gong termasuk paling parah. “Kalau bangunan lain ada bagian atasnya saja rusak, bale gong ini hancur semua,” terang Brata didampingi Penyarikan Jro Mangku Ketut Subandia ditemui di pura setempat, Senin (6/2).

Baca Juga :  Pernah Ditangkap Polisi, ABG Mencuri Lagi

Brata menyebutkan, pohon yang tumbang itu adalah pohon bunut, beringin dan pule yang tumbuh menjadi satu.  Pohon tersebut tumbang Minggu (5/2) sekitar pukul 23.00. Saat itu terjadi hujan disertai angin berhembus sangat kencang hingga mengakibatkan akar pohon sampai tercabut, lalu tumbang ke areal utama mandala Pura Puseh Penyungsungan. “Tumben angin sekencang itu. Kata warga yang mendengar kejadiannya, saat tumbang suaranya sangat keras,” jelas Brata.
Sebelum akhirnya tumbang, lanjut Brata, cabang pohon itu sebenarnya sudah pernah dipangkas beberapa tahun lalu. Hal itu dilakukan memang untuk mengantisipasi tumbang dan menimpa bangunan, mengingat krama setempat tidak berani melakukan penebangan karena dianggap pohon keramat. “Kalau itu tidak pernah dipangkas, bisa habis pura ini kena,” kata Brata seraya menyebutkan luas pura total sekitar 20 are.

Baca Juga :  Selama Dua Tahun, Kasus Perceraian di Bangli Terus Meningkat

Setelah kejadian itu,  desa setempat belum berani membersihkan batang pohon itu. Demikian pula dengan bangunan yang tertimpa juga masih dibiarkan hingga lewat 13 Februari 2022. Sebab saat ini krama Buungan masih melaksanakan tradisi ngerauhin serangkaian upacara di Pura Dalem Pingit. Salah satu pantangannya adalah tidak boleh membunyikan suara keras-keras mulai 3 Februari lalu. “Pohon ini dibersihkan setelah 13 Februari, karena kami harus rembug dulu, ada upacaranya juga, baru dibersihkan,” tegas Brata. (wan)

 

 


Most Read

Artikel Terbaru