KARANGASEM, BALI EXPRESS – Meskipun belum selesai 100 persen, Fasilitas Kawasan Suci Pura Agung Besakih, di Desa Adat Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem di pelaspas, pada Senin (6/3). Acara tersebut dihadiri langsung Gubernur Bali Wayan Koster beserta undangan lainnya.
Pemlaspasan kali ini dilakukan di sembilan titik. Diantaranya, Penataran Agung, Perempatan Agung, Candi Bentar, Pura Melanting, dua Gedung Parkir (motor dan mobil), Kios Manik Mas, Kios Bencingah, dan Puskesmas. Dalam rangkaian upacara tersebut, dipuput oleh sejumlah sulinggih.
Gubernur Koster dalam paparannya di Gedung Graha Wiyata mengungkapkan, saat ini pengerjaan proyek tersebut belum selesai. Masih ada yang berproses dalam pembangunan. “Tapi itu tidak merupakan unsur utama fasilitas Kawasan Suci Pura Agung Besakih, sehingga pemlaspasan bisa dilakukan hari ini,” ujarnya.
Alasan dilakukan pemlaspasan sebelum proyek tersebut selesai sepenuhnya karena dalam waktu dekat akan dilaksanakan upacara Ida Bhatara Turun Kabeh, dimana prosesi tersebut dimulai 21 Maret mendatang. “Pembangunan ini yang sebenarnya selesai kontrak akhir Maret, dimajukan menjadi akhir Februari. Maju satu bulan,” tandasnya.
Dikatakan Gubernur asal Buleleng itu, belakangan ini pihaknya intens melakukan pemantauan ke tempat tersebut. Itu dilakukan guna memastikan supaya pembangunan disana bisa berjalan sesuai dengan yang diinginkan. “Satu bulan lebih saya tongkrongi, tiap minggu saya kunjungi untuk bisa memastikan selesai,” lanjutnya.
Meskipun dikatakan belum selesai 100 persen, perubahan terlihat jelas terjadi di tempat tersebut. Semua akan tertata dengan rapi, mulai dari parkir, toilet, pedagang, ataupun lainnya. Bahkan sudah ada shuttle untuk mengangkut pemedek nantinya dari tempat parkir menuju Pura Agung Besakih.
Pembangunan Kawasan Suci Pura Agung Besakih sendiri disebut mulai pada tahun 2021. Sebelum pembangunan, dilakukan pembebasan lahan. Dan dikatakan berlangsung dengan baik.
Koster menyebut, anggaran yang digunakan untuk melakukan pembangunan itu sebesar Rp 911 miliar. Dana tersebut bersumber dari APBN dan APBD semesta berencana. “Lebih banyak APBD daripada APBN,” paparnya. (dir)