GIANYAR, BALI EXPRESS – Desa Adat Mas, Desa Mas, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, berhasil menjadi juara I Lomba Vlog Tingkat Provinsi Bali. Menjadi yang terbaik dalam lomba memeriahkan Bulan Bung Karno ini, tidak terlepas dari peran masyarakatnya yang aktif menanggulangi Covid-19.
Karya vidio yang dihasilkan tersebut, diharapkan agar menjadi inspirasi dalam penanggulangan Covid-19.Kreator vlog Desa Mas, Kadek Ariasa didukung masyarakat dalam proses perlombaan. Sebab, penilaian juga berpengaruh terhadap penonton vidio yang telah diunggah di youtube. “Saat proses menuju tiga besar sebenarnya paling berat. Karena didasarkan pada jumlah viewer atau penonton yang buka youtube,” ungkapnya, Senin (6/7).
Diungkapkannya, terhitung dari 26 Juni hingga 28 Juni Desa Adat Banjarangkan Klungkung memimpin dengan 1.595. Saat itu, Desa Mas hanya 572 viewer. “Bayangkan perasaan kami sebagai pendukung yang sudah tertinggal lebih dari 1.000-an. Pada hari kedua juga masih teringgal lebih dari 1.000. Sehingga akhirnya jam 11 malam tinggal waktunya sejam lagi, vlog Desa Adat Mas bisa melewati kelebihan 181 viewer dari desa lain,” bebernya.
Pada 29 Juni, pihak Desa Adat Mas dipanggil ke provinsi untuk menerima Piagam Penghargaan dari Gubernur Bali dengan hadiah uang tunai Rp. 5 juta. Kemudian juara 2 diraih Desa Banjarangkan Klungkung, dan juara 3 diraih Desa Adat Beng, Kecamatan Gianyar.
“Hadiah diterima langsung oleh Bandesa Adat Mas, dan sepenuhnya menjadi kewenangan Desa Adat Mas bersama Satgas Gotong Royong dan Satgas Relawan Covid Desa Mas, yang sudah bergotong royong bersinergi menyukseskan tugas pembuatan vlog ini,” tandasnya.
Diungkapkannya, kemenangan vlog berjudul ‘Bukan Hanya Wacana’ yang dibuat saat pandemi Covid-19, membuat Kadek Ariasa berbahagia dan bersyukur. “Ide judul Bukan Hanya Wacana sebenarnya cukup rumit juga awal proses munculnya, karena ada keinginan besar agar tema peringatan Bulan Bung Karno Provinsi Bali bisa masuk, khususnya nilai semangat Gotong Royong,” imbuhnya.
Pria yang juga Komisioner Komisi Penyelenggara Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Bali itu berharap, lomba vlog bisa diteruskan dengan tema lainnya. “Kami harap bisa dibuat berkala untuk memberikan ruang dan wadah positif dan kreatif bagi anak-anak. Daripada terjerumus salah pergaulan, bahkan salah dalam pemanfaat teknologi dan media sosial,” beber Ariasa.