SINGARAJA, BALI EXPRESS-Kasus transmisi lokal kembali terjadi di Buleleng. Kali ini ada penambahan tiga pasien baru yang hasil swabnya terkonfirmasi positif. Mereka adalah PDP 124, PDP 125 dan PDP 126, dan kini sudah mendapat penanganan di RS Pratama Giri Emas, Kecamatan Sawan.
Sekertaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Buleleng, Gede Suyasa menegaskan, tiga PDP tersebut berasal dari Kecamatan Buleleng. Ketiganya masih satu keluarga. Mereka diduga terinfeksi setelah sempat kontak erat dengan keluarganya di Denpasar.
“Kontak erat keluarga dengan kasus Denpasar. Jadi ada pasein terkonfirmasi, kasus Denpasar yang memiliki keluarga di Kecamatan Buleleng. Dan, ketiganya itu terkonfirmasi. Mereka ini satu keluarga,” ujar Suyasa kepada awak media dalam jumpa pers secara online, Senin (6/7) siang.
Atas kondisi tersebut, pihaknya pun telah melakukan tracing. “Yang bersangkutan mobile, tinggalnya di Kecamatan Buleleng, tapi urusannya sering ke Denpasar. Kontaknya dengan keluarga di Buleleng. Jadi pasien ini bergejala batuk, demam, dan dirawat di Denpasar setelah diswab hasilnya positif. Karena kami menerima hasil swab psoitif, akhirnya setelah ditracing kami mendapat empat orang. Setelah diswab hasilnya tiga dinyatakan positif, satu negatif,” imbuh Suyasa.
Di sisi lain, Gugus Tugas, sebut Suyasa, sedang melakukan rapid test dengan mengambil sejumlah sampel di setiap pasar yang ada di Buleleng. Rapid test dilakukan sesuai arahan Gugus Tugas Provinsi Bali demi mencegah terjadinya klaster di pasar. “Gugus Tugas Provinsi meminta bagi pasar yang sudah menunjukkan gejala klaster agar dilakukan rapid test massal. Selain kasus di Pasar Bondalem pada Mei lalu, hingga kini belum ada menunjukkan menjadi klaster baru di pasar-pasar tradisional Buleleng,” jelas Suyasa.
Kendati demikian, pihaknya bukan berarti mendeklare jika pasar-pasar di Buleleng tidak bisa tertular dan menjadi klaster baru penularan Virus Korona. Gugus Tugas pun akhirnya mengambil inisiatif melakukan rapid test secara sampel di semua pasar. Beruntung sampai saat ini belum ada yang hasil rapid testnya reaktif.
Pasar yang disasar untuk rapid test pun tak hanya di bawah PD Pasar. Tetapi juga pasar yang dikelola oleh desa. Seperti Pasar Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada. Pasar ini dinilai memiliki tingkat kepadatan kunjungan yang tinggi. “Sekda Provinsi meminta satu pasar antara 5-10 sampel. Tapi kami lakukan sampai 50 sampel per pasar. Jika nanti ada yang ditemukan rapid reaktif, maka akan dilakukan perluasan rapid lagi. Karena kalau semuanya dirapid, tentu tidak efisien, dan tidak membantu kondusifitas pasar. jadi kami sudah sasar lima pasar,” pungkasnya.