29.8 C
Denpasar
Saturday, June 10, 2023

Diklaim Perbaiki Kualitas Air, DLHK Badung Coba Eco Enzyme

MANGUPURA, BALI EXPRESS – Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Badung menuang cairan eco enzyme di aliran air depan kantor DLHK setempat, Jumat (4/9). Namun masih dalam tahap uji coba, sebab eco enzyme oleh sebagian kalangan dipercaya mampu membantu menjernihkan air dan mengembangkan organisme yang ada di dalamnya.
Volume cairan yang dituang sekitar 10 liter. Asalnya dari Komunitas Eco Enzyme Nusantara. “Ini baru tahap uji coba. Nanti kami akan lihat hasilnya,” ujar Kepala DLHK Badung, I Wayan Puja saat dikonfirmasi, Minggu (6/9).
Berdasarkan informasi yang diperoleh pihaknya, eco enzyme dapat membantu perbaikan kualitas air. Bahkan membuat air yang keruh menjadi jernih. Karena berbahan alami, perlu proses yang cukup panjang dan rutin. “Dilaksanakan seminggu sekali dalam tiga bulan,” katanya.
Sebetulnya membuat eco enzyme ini, kata Puja, cukup mudah, yakni modalnya hanya gula merah, bekas kulit buah, dan air. Perbandingannya 1:3:10. Bahan-bahan tersebut difermentasi selama tiga bulan. “Tapi kulit buahnya, khusus yang tanpa lemak. Yang tidak bagus itu seperti alpukat dan durian,” katanya.
Di samping meningkatkan kualitas air, menurut mantan kepala Bagian Perlengkapan dan Perawatan Setda Badung ini, pembuatan eco enzyme merupakan salah satu cara pemanfaatan sampah organik. Sehingga tak semuanya berakhir di tempat sampah. “Jadi selain pupuk organik, ini bisa jadi pilihan. Tiap rumah tangga juga bisa membuat,” jelasnya.
Eco enzyme, lanjutnya, bisa dituang di sungai dan saluran air lainnya. Pengaruhnya bisa mencapai 2 km. Tergantung volume cairan yang dituang. Apakah tidak berbahaya bagi ikan yang hidup di sungai? Puja menegaskan tidak. “Karena kan bahannya alami dan sederhana, yakni gula, kulit buah, dan air,” katanya.
Adapun eco enzyme yang dituang tersebut, kata Puja, berasal dari Komunitas Eco Enzyme Nusantara. Ia berharap pemanfaatan sampah rumah tangga bisa semakin beragam sehingga secara tak langsung mengurangi volume sampah yang biasanya berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA).

Baca Juga :  Kakek Ngasti Ditemukan Tewas di Jalan Raya, Alami Luka-luka

MANGUPURA, BALI EXPRESS – Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Badung menuang cairan eco enzyme di aliran air depan kantor DLHK setempat, Jumat (4/9). Namun masih dalam tahap uji coba, sebab eco enzyme oleh sebagian kalangan dipercaya mampu membantu menjernihkan air dan mengembangkan organisme yang ada di dalamnya.
Volume cairan yang dituang sekitar 10 liter. Asalnya dari Komunitas Eco Enzyme Nusantara. “Ini baru tahap uji coba. Nanti kami akan lihat hasilnya,” ujar Kepala DLHK Badung, I Wayan Puja saat dikonfirmasi, Minggu (6/9).
Berdasarkan informasi yang diperoleh pihaknya, eco enzyme dapat membantu perbaikan kualitas air. Bahkan membuat air yang keruh menjadi jernih. Karena berbahan alami, perlu proses yang cukup panjang dan rutin. “Dilaksanakan seminggu sekali dalam tiga bulan,” katanya.
Sebetulnya membuat eco enzyme ini, kata Puja, cukup mudah, yakni modalnya hanya gula merah, bekas kulit buah, dan air. Perbandingannya 1:3:10. Bahan-bahan tersebut difermentasi selama tiga bulan. “Tapi kulit buahnya, khusus yang tanpa lemak. Yang tidak bagus itu seperti alpukat dan durian,” katanya.
Di samping meningkatkan kualitas air, menurut mantan kepala Bagian Perlengkapan dan Perawatan Setda Badung ini, pembuatan eco enzyme merupakan salah satu cara pemanfaatan sampah organik. Sehingga tak semuanya berakhir di tempat sampah. “Jadi selain pupuk organik, ini bisa jadi pilihan. Tiap rumah tangga juga bisa membuat,” jelasnya.
Eco enzyme, lanjutnya, bisa dituang di sungai dan saluran air lainnya. Pengaruhnya bisa mencapai 2 km. Tergantung volume cairan yang dituang. Apakah tidak berbahaya bagi ikan yang hidup di sungai? Puja menegaskan tidak. “Karena kan bahannya alami dan sederhana, yakni gula, kulit buah, dan air,” katanya.
Adapun eco enzyme yang dituang tersebut, kata Puja, berasal dari Komunitas Eco Enzyme Nusantara. Ia berharap pemanfaatan sampah rumah tangga bisa semakin beragam sehingga secara tak langsung mengurangi volume sampah yang biasanya berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA).

Baca Juga :  Gelar Kerja Bakti di Pantai Masceti, Polres Gianyar Terapkan Prokes

Most Read

Artikel Terbaru