DENPASAR, BALI EXPRESS – Satuan Tugas (Satgas) penanganan bule yang membuat onar di Bali akan mulai bergerak pada bulan Maret ini. Satgas tersebut dipimpin langsung oleh Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Tjok Bagus Pemayun.
Dia memaparkan tugas-tugas satgas tersebut bergerak secara umum, konflik seperti apa yang ada di lapangan. Tujuannya supaya tidak tumpang tindih antara tim satgas dengan OPD yang ada di lapangan.
“Tim wisatawan asing sudah ada di Kesbangpol, terkait ketenagakerjaan asing ada di Disnaker, sedangkan terkait imigrasi ada di Kanwil Kumham,” bebernya, Selasa (7/3).
Tjok Pemayun mengatakan, secara umum bagaimana kita bisa melihat tata kelola pariwisata yang sesuai dengan pergub maupun perda yang ada. Selain bertugas memantau orang asing, juga bagaimana dengan komponen pariwisatanya.
“Seperti apa terkait orang asing, bagaimana komponen pariwisata komitmennya terutama karyawan hotel menggunakan dan menindaklanjuti surat edaran penggunaan endek maupun pakaian adat serta pengelolaan sampahnya,” tegas Tjok Pemayun.
Ia menegaskan satgas tersebut bulan ini sudah akan jalan dengan di dalamnya juga melibatkan komponen pariwisata. “Selain unsur pemerintah juga kami melibatkan komponen pariwisata, dengan jumlah total 30 anggota satgas,” imbuhnya.
Langkah yang dilakukan untuk melakukan pendekatan secara humanis masalah orang asing yang berulah di Bali. Mengingat hal tersebut menjadi atensi berbagai pihak untuk mengarahkan pariwisata yang berkualitas.
Maraknya bule berbuat onar di Bali diperkirakan dampak dari keran pariwisata dibuka, setelah selama 2,5 tahun saat pandemi wisatawan mancanegara tinggal di negaranya. “Selama 2,5 tahun Bali tidak dikunjungi, wisman mandeg di rumahnya. Setelah dibuka krannya tentu terjadi semua itu,” pungkasnya.
Lantaran sangat mengganggu akan pariwisata Bali ke depan, membuat pihaknya melakukan tindakan dan pendekatan secara humanis. “Maka perlu kita lakukan pendekatan case to case dan pendekatan secara humanis.” Tandas Tjok Pemayun.