28.7 C
Denpasar
Wednesday, March 22, 2023

Dewan Minta Instansi Terkait Perhatikan Kesehatan Ternak

DENPASAR, BALI EXPRESS – Aktivitas perekonomian masyarakat Bali di sektor pariwisata sudah mulai menggeliat. Bali diminta menghentikan impor daging sapi guna memenuhi kebutuhan pariwisata. Termasuk kesehatan ternak juga harus diperhatikan oleh dinas terkait.

Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Komisi II DPRD Bali IGK. Kresna Budi, Senin (6/6).  Disebutkannya, saat pariwisata Bali berjalan normal sebelum pandemi Covid -19, kebutuhan daging sapi di hotel lebih banyak didatangkan dari Australia. Sedangkan daging sapi lokal hanya dipakai pemenuhan kebutuhan wisatawan lokal dan kantin karyawan hotel.

“Sesuai kebijakan dari Presiden Jokowi yang melarang adanya impor, saya minta pemenuhan daging sapi untuk hotel dan restoran di Bali lebih banyak memanfaatkan produk lokal yang ada. Manfaatkanlah daging sapi lokal yang ada di Bali, dipastikan dagingnya lebih lembut, dan kesehatan ternak sapi Bali dijamin,” paparnya.

Baca Juga :  Ketua Komisi II Desak Pengiriman Ternak Keluar Bali Segera Dibuka

Begitu juga kepada Dinas Peternakan dan Balai Karantina, Kresna Budi meminta agar melakukan pengawasan ketat dalam menerbitkan Surat Keterangan Hewan (SKH). Dalam pemeriksaan kesehatan hewan yang akan dipotong benar-benar dilakukan pemeriksaan secara ketat.

Jangan sampai ternak yang dipotong untuk pemenuhan kebutuhan hotel dan restoran termasuk kebutuhan masyarakat Bali, ada penyakit. Semua ternak benar-benar sehat dan tidak ada ternak yang terjangkit penyakit kuku dan mulut (PMK).

Politisi Golkar asal Buleleng ini menambahkan, termasuk kebutuhan daging pada saat Hari Raya Galungan dan Kuningan. Masyarakat Bali sudah mulai memotong ternak babi untuk kebutuhan hari raya sejak Senin kemarin.

Pihaknya berharap Dinas Peternakan di provinsi maupun kabupaten/kota di Bali melakukan pemantauan langsung ke lapangan. Supaya menjadi agenda rutin dilakukan jauh sebelum hari penampahan Galungan. Bukan saja pada tempat-tempat pemotongan hewan (RPH), tetapi kelompok masyarakat yang biasanya secara rutin melakukan pemotongan ternak babi.

Baca Juga :  Keseharian Warga Didokumentasikan Lewat Pameran Foto Banjar

“Sebelum dipotong hendaknya ada pemeriksaan hewan. Jangan sampai babi yang dipotong terjangkit penyakit PMK. Saya berharap daging babi yang dipotong dan dikonsumsi masyarakat pada perayaan Galungan dan Kuningan tahun ini benar-benar daging yang sehat,” tandas Kresna Budi.

 






Reporter: Putu Agus Adegrantika

DENPASAR, BALI EXPRESS – Aktivitas perekonomian masyarakat Bali di sektor pariwisata sudah mulai menggeliat. Bali diminta menghentikan impor daging sapi guna memenuhi kebutuhan pariwisata. Termasuk kesehatan ternak juga harus diperhatikan oleh dinas terkait.

Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Komisi II DPRD Bali IGK. Kresna Budi, Senin (6/6).  Disebutkannya, saat pariwisata Bali berjalan normal sebelum pandemi Covid -19, kebutuhan daging sapi di hotel lebih banyak didatangkan dari Australia. Sedangkan daging sapi lokal hanya dipakai pemenuhan kebutuhan wisatawan lokal dan kantin karyawan hotel.

“Sesuai kebijakan dari Presiden Jokowi yang melarang adanya impor, saya minta pemenuhan daging sapi untuk hotel dan restoran di Bali lebih banyak memanfaatkan produk lokal yang ada. Manfaatkanlah daging sapi lokal yang ada di Bali, dipastikan dagingnya lebih lembut, dan kesehatan ternak sapi Bali dijamin,” paparnya.

Baca Juga :  DPRD Bali Dorong Pemprov Gencar Cari Vaksin PMK

Begitu juga kepada Dinas Peternakan dan Balai Karantina, Kresna Budi meminta agar melakukan pengawasan ketat dalam menerbitkan Surat Keterangan Hewan (SKH). Dalam pemeriksaan kesehatan hewan yang akan dipotong benar-benar dilakukan pemeriksaan secara ketat.

Jangan sampai ternak yang dipotong untuk pemenuhan kebutuhan hotel dan restoran termasuk kebutuhan masyarakat Bali, ada penyakit. Semua ternak benar-benar sehat dan tidak ada ternak yang terjangkit penyakit kuku dan mulut (PMK).

Politisi Golkar asal Buleleng ini menambahkan, termasuk kebutuhan daging pada saat Hari Raya Galungan dan Kuningan. Masyarakat Bali sudah mulai memotong ternak babi untuk kebutuhan hari raya sejak Senin kemarin.

Pihaknya berharap Dinas Peternakan di provinsi maupun kabupaten/kota di Bali melakukan pemantauan langsung ke lapangan. Supaya menjadi agenda rutin dilakukan jauh sebelum hari penampahan Galungan. Bukan saja pada tempat-tempat pemotongan hewan (RPH), tetapi kelompok masyarakat yang biasanya secara rutin melakukan pemotongan ternak babi.

Baca Juga :  Keseharian Warga Didokumentasikan Lewat Pameran Foto Banjar

“Sebelum dipotong hendaknya ada pemeriksaan hewan. Jangan sampai babi yang dipotong terjangkit penyakit PMK. Saya berharap daging babi yang dipotong dan dikonsumsi masyarakat pada perayaan Galungan dan Kuningan tahun ini benar-benar daging yang sehat,” tandas Kresna Budi.

 






Reporter: Putu Agus Adegrantika

Most Read

Artikel Terbaru