BALI EXPRESS, DENPASAR – Kongres V PDIP yang dibuka Kamis (8/8), bukan hanya dirancang sebagai peristiwa politik, tetapi juga didesain sebagai ajang budaya. Karena itu, sejumlah kesenian dari beberapa daerah dipentaskan dalam kegiatan ini.
Pada Rabu (7/8) siang menjelang sore, tari Gandrung dipentaskan di salah satu sudut areal Hotel Grand Inna Bali Beach yang menjadi lokasi pelaksanaan Kongres V PDIP. Tarian khas Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, dengan mengambil judul Jejer Kembang Menur ini memang sengaja dipentaskan untuk menyambut kedatangan para peserta yang diutus mengikuti kongres tersebut.
Total ada 50 orang penari yang terlibat di dalam penyambutan itu, belum termasuk para penabuh angklung yang jadi pengiringnya. Mereka pentas di hadapan para peserta kongres yang baru selesai registrasi sambil istirahat. Sajian kesenian khas Banyuwangi ini bahkan disaksikan langsung Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Menariknya, di sela pentas tersebut, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto ikut menari. Pun demikian dengan Ketua DPP PDIP Bidang Keanggotaan dan Organisasi yang juga Ketua Steering Committee Kongres V PDIP, Djarot Syaiful Hidayat. Mereka berdua terlihat menari ditemani kader PDIP yang juga Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas.
Cerita menarik dituturkan Ketua Sanggar Gandrung Arum, Suko Prayitno, di sela pementasan tersebut. Dia mengaku, keterlibatan dalam Kongres V PDIP kali ini rupanya sangat mendadak. Dan rombongannya baru tiba di Bali sekitar pukul 05.00 Rabu (7/8). “Mendadak sekali. Kalau nggak salah, sekitar dua hari lalu,” sebut Suko Prayitno.
Meski begitu, sambung dia, anak-anak sanggarnya sudah siap untuk pentas. Karena sudah rutin latihan. Selain itu, di Banyuwangi, sanggar-sanggar kesenian tergabung dalam sebuah paguyuban. “Kalau sanggar satu tidak bisa, sanggar lainnya (yang tampil),” katanya.
Selain terbiasa tampil dadakan, para penari dan penabuh yang rata-rata masih muda tersebut juga sudah berulang kali pentas di Jakarta, seperti di Taman Mini Indonesia Indah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, bahkan Istana Negara. “Di Istana Negara itu sudah berulang kali. Terakhir, 2018 lalu,” sebutnya.
Selain Gandrung, kesenian khas dari beberapa daerah lainnya, termasuk Bali yang menjadi tuan rumah pelaksanaan kongres, juga dipentaskan pada Malam Budaya yang berlangsung Rabu (7/8).
Seperti diungkapkan Ketua DPD PDIP Bali yang jadi Ketua Organizing Committee Kongres V PDIP, Wayan Koster, pelaksanaan kongres kali ini mengadopsi kebijakan yang berlaku di Bali, yakni bebas sampah plastik serta styrofoam.
Konsep ini sebagaimana yang dia implementasikan selaku Gubernur Bali melalui Pergub Pembatasan Timbulan Sampah Plastik (TSP). Dan penerapannya dilakukan pada dekorasi dan pemanfaatan atribut-atribut partai.
“Karena di Bali ada Pergub Pembatasan TSP. Dekorasi dan atribut yang dipakai tidak ada plastic styrofoam. Termasuk hidangannya tidak ada (pakai) pipet,” ujar Koster mengklaim. Selain itu, para pesertanya nanti akan mengenakan destar (untuk yang laki). Sementara para panitianya wajib mengenakan pakaian adat Bali.
Selaku pihak lokal yang bertanggung jawab dalam persiapan dan pelaksanaan kongres, Koster menyebutkan kongres kali ini akan diikuti sekitar 2.200 orang peserta.
Itu termasuk dengan undangan-undangan khusus lainnya. Seperti Presiden RI Joko Widodo, serta jajaran menteri-menteri di kabinetnya. Belum lagi pimpinan-pimpinan parpol yang menjadi mitra dalam Koalisi Indonesia Kerja.
Pun demikian dengan Ketua Umum DPP Gerindra, Prabowo Subianto. “Ya, saya dapat info Beliau akan hadir saat pembukaan nanti (besok),” pungkasnya.
Disinggung mengenai keikutsertaan para penggembira yang jumlahnya hampir 15 ribu orang, Koster menyebutkan bahwa aktivitas mereka akan dipusatkan di Pantai Matahari Terbit. Di situ bahkan sudah disiapkan dapur umum.
“Mereka ngurus diri sendiri-sendiri. Termasuk menginapnya. Tapi kami siapkan hiburan di Matahari Terbit. Biar terlokalisasi dengan tertib dan tidak mengganggu jalannya kongres,” imbuhnya.