GIANYAR, BALI EXPRESS – Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang bersumber dari pajak Hotel dan Restoran di Kabupaten Gianyar terjun bebas akibat pandemi Covid-19. Hal tersebut otomatis membuat kondisi keuangan daerah Kabupatem Gianyar ‘terombang-ambing’ sebab pariwisata merupakan sektor andalan penerimaan PAD di Gianyar.
Dalam Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) APBD Kabupaten Gianyar tahun anggaran 2020, Bupati Gianyar, I Made Mahayastra menyampaikan bahwa pada tahun 2020 terjadi kondisi yang belum pernah terbayangkan sebelumnya yakni adanya wabah pandemi Covid-19 yang berdampak bukan saja pada sektor kesehatan namun juga berdampak pada sektor ekonomi, sosial dan budaya. “Kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara turun drastis hingga titik nadir,” ungkapnya dalam Sidang Penyampaian LKPJ APBD Kabupaten Gianyar tahun anggaran 2020 yang dipimpin oleh Ketua DPRD Gianyar, Kamis (8/4) tersebut.
Ditambahkannya jika hal itu kemudian berpengaruh signifikan terhadap PAD yang bersumber dari pajak Hotel dan Restoran yang terjun bebas. Pandemi Covid-19 berdampak pada penghentian beberapa unit usaha seperti hotel, restoran dan objek wisata. “Namun pemeliharaan terhadap objek atau destinasi pariwisata harus tetap diupayakan agar ketika nanti situasi dan kondisi mulai normal maka objek atau destinasi pariwisata harus sudah siap untuk menerima kunjungan wisatawan,” imbuhnya.
Adapun realisasu pajak Hotel tahun 2020 sebesar Rp 76,869 Miliar lebih mengalami penurunan dari tahun 2019 yang mencapai Rp 291,990 Miliar lebih. Sedangkan pajak Restoran tahun 2020 mencapai Rp 53,036 Miliar lebih dan tahun 2019 sebesar Rp 165,362 Miliar lebih. Kendatipun demikian Pemkab Gianyar melalui leading sektor terkait yakni Dinas Pariwisata terus berupaya melakukan terobosan untuk dapat menaikkan target pendapatan.
Sementara itu APBD 2020 dirancang Rp 2,254 Triliun, dengan realisasi 1,884 Triliun atau 84,5 persen. Realisasi itu bersumber dari PAD sebesar Rp 545,869 Miliar lebih atau 61,96 persen dari rencana Rp 881,017 Miliar lebih.
Sedangkan untuk pendapatan transfer realisasinya sebesar Rp 1.079 Triliun lebih atau 96,16 persen dari rencana sebesar 1,122 Triliun lebih dan lain-lain pendapatan daerah yang sah realisasinya sebesar Rp 259,358 Miliar lebih atau 103,28 persen dari rencana sebesar 251,126 Miliar lebih.
Pengelolaan atas Belanja Dearah dengan realisasi Rp 1,860 Triliun lebih atau 77,2 persen dari rencana Rp 2,408 Triliun lebih.