25.4 C
Denpasar
Thursday, June 8, 2023

Ada Tremor Harmonik, Magma Diduga Beberapa Puluh Meter di Bawah Kawah

BALI EXPRESS, RENDANG – Sebuah peristiwa baru terjadi di Gunung Agung. Untuk kali pertama, terjadi gempa tremor harmonik, Rabu (8/11). Gempa tremor harmonik itu itu terjadi sekitar 32 detik. Kabid Mitigasi Gunung Api PVMBG, Gede Suantika mengatakan itu mendakan Gunung Agung belum aman. Sebab, magma diduga berada beberapa puluh meter di bawah dasar kawah.

Aktivitas Vulkanik Gunung Agung hingga kini masih mendapatkan pantauan yang ketat dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Hal ini selain dikarenakan status gunung masih bertenger di level III (Siaga), hingga kini kegempaan juga masih tercatat di oleh seismograf.

Berdasarkan data yang dirilis PVMBG Rabu (8/11) pukul 00.00 wita hingga 18.00 wita tercatat kisaran gempa di Gunung Agung masih berada di antara 30-100 gempa per hari.

Dalam data tersebut tercatat terjadi sedikitnya 35 kali gempa dalam periode waktu 18 jam tersebut. Adapun gempa tersebut terdiri atas 14 kali gempa vulkanik dangkal (VB), 15 kali gempa vulkanik dalam (VA), empat kali gempa tektonik jauh, sekali gempa tektonik lokal serta sekali Gunung Agung mengalami gempa tremor harmonik dalam waktu 32 detik dengan amplitude 4 mm.

Baca Juga :  Hari Keenam Pekat Agung, Polisi Sita 105 Botol Miras dari Minimarket

Terkait dengan data tersebut Kabid Mitigasi Gunung Api PVMBG, Gede Suantika ketika dikonfirmasi Rabu (8/11), mengatakan bahwa Gunung Agung mengalami gempa tremor harmonik untuk pertama kalinya sejak terjadinya peningkatan vulkanik gunung terbesar di Bali itu.

“Ya Gunung Agung memang baru pertama kali tercatat mengalami gempa tremor harmonik,” ungkapnya.

Lebih lanjut dikatakan, gempa tremor harmonik merupakan gempa yang dialami gunung api akibat pelepasan dari fluida atau energi di dalam gunung api. Hanya saja, yang membedakan gempa tremor harmonik dengan gempa tremor non harmonik adalah kedalaman dari epinsentrum gempa tersebut.

“Untuk Gunung Agung tremor non harmonik mewakili aliran magmanya masih jauh di bawah, sedangkan untuk tremor harmonik mewakili aliran gas atau asap kawah yang berwarna putih,” jelasnya.

Baca Juga :  Dukung Optimalisasi Kunjungan Wisdom, MICE Perlu Digenjot

Menurut Gede, adanya gempa tremor harmonik memiliki kemiripan dengan terjadinya gempa akibat dari hembusan yang keluar dari dalam kawah. Sehingga dari pelepasan fluida tersebut menimbulkan sebuah getaran dan akhirnya tercatat dalam seismometer.

Pun demikian, dengan adanya gempa tremor harmonik yang hampir sama dengan hembusan tentu tekanan yang ada di dalam gunung akan berkurang. Hanya saja tidak dapat dikatakan bahwa gunung tersebut aman sepenuhnya. Hal ini lantaran magma dari Gunung Agung diduga hanya berada puluhan meter dari dasar kawah.

“Iya itu (gempa tremor harmonik) merupakan aliran asap putih, dan kemungkinan magma berada puluhan meter di bawah dasar kawah,” paparnya.

“Dengan adanya rekomendasi bahwa 6 km – 7,5 km sektoral wajib waspada, dan semua masyarakat wajib waspada karena bencana bisa datang kapan saja,” tandasnya. 


BALI EXPRESS, RENDANG – Sebuah peristiwa baru terjadi di Gunung Agung. Untuk kali pertama, terjadi gempa tremor harmonik, Rabu (8/11). Gempa tremor harmonik itu itu terjadi sekitar 32 detik. Kabid Mitigasi Gunung Api PVMBG, Gede Suantika mengatakan itu mendakan Gunung Agung belum aman. Sebab, magma diduga berada beberapa puluh meter di bawah dasar kawah.

Aktivitas Vulkanik Gunung Agung hingga kini masih mendapatkan pantauan yang ketat dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Hal ini selain dikarenakan status gunung masih bertenger di level III (Siaga), hingga kini kegempaan juga masih tercatat di oleh seismograf.

Berdasarkan data yang dirilis PVMBG Rabu (8/11) pukul 00.00 wita hingga 18.00 wita tercatat kisaran gempa di Gunung Agung masih berada di antara 30-100 gempa per hari.

Dalam data tersebut tercatat terjadi sedikitnya 35 kali gempa dalam periode waktu 18 jam tersebut. Adapun gempa tersebut terdiri atas 14 kali gempa vulkanik dangkal (VB), 15 kali gempa vulkanik dalam (VA), empat kali gempa tektonik jauh, sekali gempa tektonik lokal serta sekali Gunung Agung mengalami gempa tremor harmonik dalam waktu 32 detik dengan amplitude 4 mm.

Baca Juga :  Dies Natalis Ke-5, STAHN Mpu Kuturan Singaraja Siap Kolaborasi

Terkait dengan data tersebut Kabid Mitigasi Gunung Api PVMBG, Gede Suantika ketika dikonfirmasi Rabu (8/11), mengatakan bahwa Gunung Agung mengalami gempa tremor harmonik untuk pertama kalinya sejak terjadinya peningkatan vulkanik gunung terbesar di Bali itu.

“Ya Gunung Agung memang baru pertama kali tercatat mengalami gempa tremor harmonik,” ungkapnya.

Lebih lanjut dikatakan, gempa tremor harmonik merupakan gempa yang dialami gunung api akibat pelepasan dari fluida atau energi di dalam gunung api. Hanya saja, yang membedakan gempa tremor harmonik dengan gempa tremor non harmonik adalah kedalaman dari epinsentrum gempa tersebut.

“Untuk Gunung Agung tremor non harmonik mewakili aliran magmanya masih jauh di bawah, sedangkan untuk tremor harmonik mewakili aliran gas atau asap kawah yang berwarna putih,” jelasnya.

Baca Juga :  Pelanggar Prokes di Kuta Utara Didominasi WNA

Menurut Gede, adanya gempa tremor harmonik memiliki kemiripan dengan terjadinya gempa akibat dari hembusan yang keluar dari dalam kawah. Sehingga dari pelepasan fluida tersebut menimbulkan sebuah getaran dan akhirnya tercatat dalam seismometer.

Pun demikian, dengan adanya gempa tremor harmonik yang hampir sama dengan hembusan tentu tekanan yang ada di dalam gunung akan berkurang. Hanya saja tidak dapat dikatakan bahwa gunung tersebut aman sepenuhnya. Hal ini lantaran magma dari Gunung Agung diduga hanya berada puluhan meter dari dasar kawah.

“Iya itu (gempa tremor harmonik) merupakan aliran asap putih, dan kemungkinan magma berada puluhan meter di bawah dasar kawah,” paparnya.

“Dengan adanya rekomendasi bahwa 6 km – 7,5 km sektoral wajib waspada, dan semua masyarakat wajib waspada karena bencana bisa datang kapan saja,” tandasnya. 


Most Read

Artikel Terbaru