26.5 C
Denpasar
Thursday, June 1, 2023

DBD Capai 176 Kasus, Diskes Karangasem Gencarkan Fogging

AMLAPURA, BALI EXPRESS – Dinas Kesehatan Karangasem menggencarkan pelaksanaan fogging, menyusul tingginya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Bumi Lahar. Tahun ini, kasus DBD meningkat dibanding tahun sebelumnya, terhitung Januari-Mei 2020.  Jumlah kasus tertinggi terjadi pada April 2020 mencapai 176 kasus.

Dinas Kesehatan Karangasem terus menggencarkan pengasapan atau fogging guna membunuh jentik. Kepala Dinas Kesehatan dr. I Gusti Bagus Putra Pertama menegaskan, tingginya kasus DBD membuat pihaknya menggencarkan program pemberantasan sarang nyamuk (PSN), baik melalui fogging ataupun sosialisasi gerakan PSN plus dengan 3 M kepada masyarakat.

Birokrat asal Sidemen itu berharap, masyarakat lebih aktif melakukan pencegahan dengan pola menerapkan hidup bersih serta menggencarkan pemberantasan jentik melalui PSN dengan 3 M plus. 

Baca Juga :  Wisatawan Naiki Padmasana Pura Besakih, Ini Dugaan Badan Pengelola

“Fogging hanya bisa sementara waktu membunuh jentik. Yang paling manjur adalah dengan melakukan 3 M (menguras,menutup, dan mendaur ulang),” ujarnya lagi. 

Berdasarkan data, kasus DBD per Januari hingga Mei 2020, terjadi peningkatan.  Kasus tertinggi terjadi pada April 2020, yakni sebanyak 176 kasus. Secara umum kasus DBD di Karangasem cukup tinggi dibandingkan pada 2019. 

Putra Pertama menjelaskan, pada periode Januari 2019 terjadi 12 kasus, sedangkan pada Januari tahun ini terjadi 31 kasus. Pada Februari 2019 terjadi 26 kasus, sedangkan bulan yang sama tahun ini terjadi  81 kasus. “Setiap bulannya terjadi kenaikan terus,” lanjutnya. 

Sedangkan Maret 2019, terjadi 23 kasus, sedangkan pada Maret 2020 angka kenaikanya terbilang cukup tinggi mencapai terjadi 129 kasus. Begitu pula pada April 2020 meningkat menjadi 176 kasus. Sedangkan pada April 2019 hanya terjadi 16 kasus. 

Baca Juga :  Bule Rusia Dibekuk Bawa Hasis dan Ganja

Meski pada Mei terjadi penurunan jika dibandingkan bulan sebelumnya, kasusnya masih di atas 106 kasus. “Kalau pada Mei 2019 hanya 20 kasus, pada tahun 2020 ini naik cukup drastis. Untuk Juni tahun ini kami masih lakukan pengumpulan data,” kata Putra Pertama.


AMLAPURA, BALI EXPRESS – Dinas Kesehatan Karangasem menggencarkan pelaksanaan fogging, menyusul tingginya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Bumi Lahar. Tahun ini, kasus DBD meningkat dibanding tahun sebelumnya, terhitung Januari-Mei 2020.  Jumlah kasus tertinggi terjadi pada April 2020 mencapai 176 kasus.

Dinas Kesehatan Karangasem terus menggencarkan pengasapan atau fogging guna membunuh jentik. Kepala Dinas Kesehatan dr. I Gusti Bagus Putra Pertama menegaskan, tingginya kasus DBD membuat pihaknya menggencarkan program pemberantasan sarang nyamuk (PSN), baik melalui fogging ataupun sosialisasi gerakan PSN plus dengan 3 M kepada masyarakat.

Birokrat asal Sidemen itu berharap, masyarakat lebih aktif melakukan pencegahan dengan pola menerapkan hidup bersih serta menggencarkan pemberantasan jentik melalui PSN dengan 3 M plus. 

Baca Juga :  Pemkot Denpasar Raih Penghargaan Indeks Keuangan Terbaik

“Fogging hanya bisa sementara waktu membunuh jentik. Yang paling manjur adalah dengan melakukan 3 M (menguras,menutup, dan mendaur ulang),” ujarnya lagi. 

Berdasarkan data, kasus DBD per Januari hingga Mei 2020, terjadi peningkatan.  Kasus tertinggi terjadi pada April 2020, yakni sebanyak 176 kasus. Secara umum kasus DBD di Karangasem cukup tinggi dibandingkan pada 2019. 

Putra Pertama menjelaskan, pada periode Januari 2019 terjadi 12 kasus, sedangkan pada Januari tahun ini terjadi 31 kasus. Pada Februari 2019 terjadi 26 kasus, sedangkan bulan yang sama tahun ini terjadi  81 kasus. “Setiap bulannya terjadi kenaikan terus,” lanjutnya. 

Sedangkan Maret 2019, terjadi 23 kasus, sedangkan pada Maret 2020 angka kenaikanya terbilang cukup tinggi mencapai terjadi 129 kasus. Begitu pula pada April 2020 meningkat menjadi 176 kasus. Sedangkan pada April 2019 hanya terjadi 16 kasus. 

Baca Juga :  Bawaslu Gianyar Berikan Sosialisasi Ditengah Acara Fun Bike

Meski pada Mei terjadi penurunan jika dibandingkan bulan sebelumnya, kasusnya masih di atas 106 kasus. “Kalau pada Mei 2019 hanya 20 kasus, pada tahun 2020 ini naik cukup drastis. Untuk Juni tahun ini kami masih lakukan pengumpulan data,” kata Putra Pertama.


Most Read

Artikel Terbaru