25.4 C
Denpasar
Thursday, June 8, 2023

Koster: Sekarang di Mana Orang-orang yang Ambil Untung Puluhan Tahun?

DENPASAR, BALI EXPRESS – Gubernur Bali, Wayan Koster, menyebutkan akan semakin kencang menjalankan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali yang dibawanya sejak memimpin Bali pada 2018 lalu. Khususnya dalam menghentikan cara-cara eksploitasi alam Bali. Apalagi yang arahnya hanya untuk kepentingan satu sektor saja.

 

Komitmen itu ditegaskan Koster saat menyerahkan bantuan bahan pokok sebagai bagian dari percepatan penanganan Covid-19 kepada para pemuka agama dan penglingsir Desa Adat Kedonganan, di Gedung Serbaguna Desa Adat setempat, Badung, pada Sabtu (9/5) siang.

 

Menurutnya, pandemi Covid-19 saat ini harus dipandang sebagai kesempatan untuk introspeksi diri. Berhenti terlalu membesarkan satu sektor, yakni pariwisata, hingga lupa menjaga keseimbangan alam di Bali.

 

“Saya yakin saat ini alam sedang menguji kita terutama di Bali untuk berhenti sombong. Berhenti angkuh dan egois. Kita semua perlu introspeksi. Selama ini mengeksploitasi. Pariwisata besar-besaran. Dan saat kondisi seperti sekarang, di mana orang-orang yang mengambil keuntungan selama berpuluh tahun?” cetusnya.

Baca Juga :  Renovasi RS Wangaya Tak Cukup Andalkan Dana APBD

 

Karena itu, dia berkomitmen untuk mengerem cara-cara yang mengeksploitasi alam Bali lewat visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali. Serta menjadikan desa adat sebagai pilar utamanya. Terlebih, saat ini desa adat telah memiliki payung hukum berupa Perda Nomor 4 Tahun 2019 tentang Penguatan Desa Adat.

 

Pelibatan desa adat dalam menanggulangi Covid-19 juga sudah mulai dilakukan dengan pembentukan Satgas Gotong Royong. Desa adat di Bali yang jumlahnya mencapai 1.493 bergotong royong dengan desa dinas untuk mencegah dan mengawasi penyebaran Covid-19.

 

“Astungkara, SKB Pemprov Bali-MDA-PHDI tentang pembentukan Satgas Gotong Royong ini di seluruh Bali sudah dilaksanakan dengan baik di total 1.493 desa adat. Semuanya melaksanakan tugasnya dengan sangat baik, sangat tertib dan disiplin. Inilah momentum kita bersama,” imbuhnya.

Baca Juga :  Kapolresta Denpasar Minta Jangan Takut, tapi Tetap Waspada

 

Di saat yang sama, pihaknya di Pemprov Bali juga berupaya untuk berinovasi, memperbarui kebijakan dan strategi pencegahan dan penanggulangan Covid-19. Sebab, pandemi Covid-19 yang terjadi sangat dinamis.

 

“Kondisi seperti ini belum ada yang pernah mengalami. Tidak ada sekolahnya untuk belajar (menangani Covid-19). Negara-negara lain pun belum pernah ada yang mengalami pandemi seperti ini. Semuanya baru belajar untuk menangani ini hari per hari,” sebutnya.

 

Dalam posisi sebagai gubernur, sambungnya, salah satunya yang paling penting adalah membuat kebijakan, instruksi, hingga imbauan untuk mengatur warga. Sehingga penularan secara luas bisa dicegah. Lalu masyarakat dan juga lembaga desa adat di bawah, bertugas untuk melaksanakannya dengan baik.

 

“Kami juga sedang menyiapkan konsep menghadapi masalah-masalah seperti Covid-19 ini bilamana terjadi lagi di masa yang akan datang. Namanya mitigasi bencana untuk menangani masalah yang tiba-tiba seperti saat ini,” pungkasnya.


DENPASAR, BALI EXPRESS – Gubernur Bali, Wayan Koster, menyebutkan akan semakin kencang menjalankan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali yang dibawanya sejak memimpin Bali pada 2018 lalu. Khususnya dalam menghentikan cara-cara eksploitasi alam Bali. Apalagi yang arahnya hanya untuk kepentingan satu sektor saja.

 

Komitmen itu ditegaskan Koster saat menyerahkan bantuan bahan pokok sebagai bagian dari percepatan penanganan Covid-19 kepada para pemuka agama dan penglingsir Desa Adat Kedonganan, di Gedung Serbaguna Desa Adat setempat, Badung, pada Sabtu (9/5) siang.

 

Menurutnya, pandemi Covid-19 saat ini harus dipandang sebagai kesempatan untuk introspeksi diri. Berhenti terlalu membesarkan satu sektor, yakni pariwisata, hingga lupa menjaga keseimbangan alam di Bali.

 

“Saya yakin saat ini alam sedang menguji kita terutama di Bali untuk berhenti sombong. Berhenti angkuh dan egois. Kita semua perlu introspeksi. Selama ini mengeksploitasi. Pariwisata besar-besaran. Dan saat kondisi seperti sekarang, di mana orang-orang yang mengambil keuntungan selama berpuluh tahun?” cetusnya.

Baca Juga :  IGD RS Sanjiwani Ditutup,  Sejumlah Nakes Positif Korona

 

Karena itu, dia berkomitmen untuk mengerem cara-cara yang mengeksploitasi alam Bali lewat visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali. Serta menjadikan desa adat sebagai pilar utamanya. Terlebih, saat ini desa adat telah memiliki payung hukum berupa Perda Nomor 4 Tahun 2019 tentang Penguatan Desa Adat.

 

Pelibatan desa adat dalam menanggulangi Covid-19 juga sudah mulai dilakukan dengan pembentukan Satgas Gotong Royong. Desa adat di Bali yang jumlahnya mencapai 1.493 bergotong royong dengan desa dinas untuk mencegah dan mengawasi penyebaran Covid-19.

 

“Astungkara, SKB Pemprov Bali-MDA-PHDI tentang pembentukan Satgas Gotong Royong ini di seluruh Bali sudah dilaksanakan dengan baik di total 1.493 desa adat. Semuanya melaksanakan tugasnya dengan sangat baik, sangat tertib dan disiplin. Inilah momentum kita bersama,” imbuhnya.

Baca Juga :  Dewan Badung Desak Percepatan Realisasi Anggaran Penanggulangan Korona

 

Di saat yang sama, pihaknya di Pemprov Bali juga berupaya untuk berinovasi, memperbarui kebijakan dan strategi pencegahan dan penanggulangan Covid-19. Sebab, pandemi Covid-19 yang terjadi sangat dinamis.

 

“Kondisi seperti ini belum ada yang pernah mengalami. Tidak ada sekolahnya untuk belajar (menangani Covid-19). Negara-negara lain pun belum pernah ada yang mengalami pandemi seperti ini. Semuanya baru belajar untuk menangani ini hari per hari,” sebutnya.

 

Dalam posisi sebagai gubernur, sambungnya, salah satunya yang paling penting adalah membuat kebijakan, instruksi, hingga imbauan untuk mengatur warga. Sehingga penularan secara luas bisa dicegah. Lalu masyarakat dan juga lembaga desa adat di bawah, bertugas untuk melaksanakannya dengan baik.

 

“Kami juga sedang menyiapkan konsep menghadapi masalah-masalah seperti Covid-19 ini bilamana terjadi lagi di masa yang akan datang. Namanya mitigasi bencana untuk menangani masalah yang tiba-tiba seperti saat ini,” pungkasnya.


Most Read

Artikel Terbaru