BALI EXPRESS, AMLAPURA – Desa Nawakerti, Kecamatan Abang, Karangasem merupakan satu dari 28 desa yang masuk daerah rawan terkena dampak bencana, jika Gunung Agung meletus. Setelah aktivitas Gunung Agung naik level IV (Awas), warga di sana sudah harus mensterilkan wilayah itu. Hanya saja, hingga kemarin (9/10), sebagian besar warga Nawakerti masih bertahan di kampungnya. Mereka beraktivitas seperti biasanya. Hal itu diakui Perbekel Nawakerti, Wayan Putu saat dikonfirmasi Bali Express (Jawa Pos Group).
Pihaknya mengakui, dari jumlah warga Nawakerti sekitar 4.600 orang. Jumlah yang mengungsi sekitar 80 orang. Sebagai perbekel, Wayan Putu sudah terus sosialisasi seiring meningkatnya aktivitas gunung tertinggi di Bali itu. “Sebenarnya empat dusun yang di Nawakerti, semua warga harus mengungsi. Tapi sebagian besar tidak mau,” terang dia.
Alasannya? Dari balik gagang telepone, pria asal Dusun Bau Kawan, Desa Nawakerti, ini menyebutkan beberapa alasan warga belum mau meninggalkan kampung halamannya. Sebagian besar warga mengatakan bahwa berdasarkan pengalaman letusan Gunung Agung 1963 silam, Desa Nawakerti tak terlalu kena dampak. Selain itu, mereka beralasan bahwa saat ini belum merasakan tanda-tanda alam gunung bakal meletus. Salah satunya adanya hujan abu. “Katanya, saat letusan gunung 1963, warga Nawakerti itu menonton. Mereka mengungsi bukan karena kena gunung meletus. Tapi karena kelaparan. Tapi mungkin sekarang punya pertimbangan lain,” ujar Wayan Putu. Alasan lain, yakni warga masih harus mengurus ternak. Dalam satu keluarga, rata-rata memelihara empat ekor sapi. Belum lagi babi dan ayam. Disinggung terkait adanya fasilitas terhadap ternak milik pengungsi, Wayan Putu sendiri mengaku belum paham teknisnya. Setelah dilakukan pendataan terhadap jumlah ternak di sana, ternyata belum ada tindak lanjut dari pemerintah. “Sudah terdata sekitar 2000 ekor sapi. Setelah didata, entah kapan diambil,” sambungnya. Lantaran sebagian besar warganya enggan mengungsi, perbekel ini pun memilih tetap bertahan di sana. “Saya jadi serba salah,” pungkas Wayan Putu.