MANGUPURA, BALI EXPRESS – Puluhan mobil ambulance KBS milk pemkab badung yang disebar ke seluruh desa/kelurahan, tampaknya kurang mendapat perhatian. Padahal 62 unit mobil ini setahun belakangan sangat disibukkan membantu pasien Covid-19. Kurangnya perhatian dari pemerintah ini ditunjukkan dengan minimnya biaya perawatan yang diberikan.
Bahkan di tahun 2021 ambulance ini hanya mendapat biaya perawatan sebesar Rp 2 juta. Hal ini menjadi sorotan Wakil Ketua Komisi IV DPRD Badung I Made Sumerta pada rapat kerja Komisi IV dengan OPD terkait di lingkup Badung, Senin (11/4).
Sumerta mengatakan, mobil ambulance KBS merupakan golongan mewah, lantaran menggunakan Toyota Hiace. Namun pihaknya menyayangkan mobil tersebut tidak mendapatkan perawatan yang layak. Bahkan dirinya selaku Bendesa Adat Pecatu sempat menggunakan dana desa adat untuk perawatan ambulance KBS. “Kepada Dinas Kesehatan, kami ingin tahu untuk mobil KBS apakah ada biaya perawatannya ? Karena kami pernah membayarkan perbaikan KBS di Pecatu menggunakan kas desa adat,” singgungnya.
Hingga kini, Politisi PDIP ini pun masih menunggu pengembalian dana yang digunakan untuk perawatan ambulance tersebut. Pasalnya biaya yang dikeluarkan tersebut harus dipertanggungjawabkan dalam rapat desa adat.
“Kalau ada (dana perawatan) kami tunggu. Kalau tidak biar benar kami sampaikan ke desa adat. Kami juga ketahui, kelayakan mobil itu berapa tahun, lima tahun atau dua puluh tahun ? Karena kami lihat sudah banyak perlu bantuan pernapasan (mengalami kerusakan, red) masuk-masuk bengkel,” ungkapnya.
Menanggapi hal itu, Sekretaris Dinas Kesehatan Badung I Nyoman Oka Jenyana pun mengakui anggaran pemeliharaan ambulance KBS sangat terbatas. Ia menyebutkan anggaran perawatan ambulance di tahun 2021 hanya Rp 2 juta per mobil. Bahkan dari 62 ambulan sudah ada yang mengalami kerusakan.
“Iya, sudah ada (ambulance KBS) yang perlu perbaikan. Tapi, karena keterbatasan anggaran, pemeliharaan ambulance KBS setahun hanya Rp 2 juta. Kalau pikir-pikir aki dan ban saja nggak dapat,” bebernya.
Menurutnya, biaya operasional ambulance terebut sejatinya sudah diusulkan sebesar RP 25 juta. Namun karena keterbatasan anggaran usulan tersebut tidak sepenuhnya diakomodir. Ementara di tahun 2023, pihaknya menyebutkan, Diskes Badung sudah mengusulkan ke Bappeda supaya diberikan tambahan biaya pemeliharaan kendaraan.
“Dalam perencanaan 2023 kami sudah rancang bersama Bappeda agar bisa dianggarkan biaya operasional sesuai kebutuhan. Saat ini sudah ada beban hutang karena perbaikan-perbaikan itu. SPJ-nya sudah terkumpul dan menjadi beban hutang untuk dibayar 2022,” pungkasnya.