TABANAN, BALI EXPRESS – Kabupaten Tabanan menyimpan banyak potensi alam yang bisa dijadikan obyek wisata. Kali ini di Desa Padangan, Kecamatan Pupuan, Tabanan, mulai menata air terjun Mentingih untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata.
Perbekel Desa Padangan I Wayan Wardita, mengatakan, pihaknya baru selesai membangun jembatan menuju akses destinasi baru ke Air Terjun Mentingih yang juga disebut Tibu Mentingih. Diakuinya, tak sedikit warga setempat menyebutnya juga dengan nama Air Terjun Nang Cakang. Sebab, dahulu kala, berdasarkan cerita turun temurun dari leluhur setempat, di tibu tersebut pernah hidup seekor ikan Julit (Sidat) yang sangat besar dan diberi nama Nang Cakang oleh warga setempat, sehingga warga sering menyebutnya dengan Tibu Nang Cakang.
“Tapi ikan Julit itu sudah ditangkap penduduk kala itu dan dibunuh. Letaknya di Sungai Yeh Kelih yang merupakan anak Sungai Balian yang lokasinya sekitar satu kilometer dari pusat pemerintahan Desa Padangan,” paparnya.
Di samping itu, lanjutnya, proses penangkapan ikan Julit ini sangat dramatis, karena ikan Julit ini sering naik sampai darat kemudian memakan hewan ternak masyarakat. Sampai akhirnya masyarakat pun memasang perangkap dengan sekam padi. “Singkat cerita terjebaklah ikan Julit tersebut di sekam, lalu dibuatkan Bada (kandang) isolasi. Daerah tersebut saat ini namanya Jen Bada. Selanjutnya ditarik ke atas dan leher ikan Julit itu dipotong, dan kini daerah itu namanya Munggal,” jelasnya.
Hingga kini cerita tersebut masih dipercayai dan diceritakan secara turun temurun. Malah ada yang menyampaikan kepala ikan Julit tersebut berkepala manusia. Ditambahkan Wardita, tibu tersebut merupakan tibu bertingkat tiga, dimana tibu paling atas atau bagian kepala merupakan tibu paling dalam.
Perbekel Desa Padangan I Wayan Wardita, berencana akan terus menata destinasi wisata baru ini di tahun 2021 mendatang. Bahkan, rencana tersebut sudah masuk dalam pembangunan prioritas dari Kecamatan Pupuan untuk mendapat prioritas penganggaran dari Pemkab Tabanan. “Rencananya kami buat wisata pancing, selfie dan tracking. Dan, jalan penghubung masih tersisa sedikit yang belum dirabat untuk membuat jalan lingkar,” sambung Wardita.
Saat ini keberadaan air terjun ini memang belum banyak diketahui, namun selalu ramai oleh orang-orang lokal Desa Padangan dan desa sekitar untuk sekadar mancing atau mandi. “Lokasinya 5 menit dari Desa Padangan kalau menggunakan sepeda motor. Kalau jalan kaki bisa 15 menit,” lanjutnya. Pihaknya pun berharap destinasi wisata baru ini kedepannya bisa dikenal lebih luas.
—–