BADUNG, BALI EXPRESS – Mengantisipasi munculnya kasus rabies, Dinas Pertanian dan Pangan (Disperpa) Badung terus mengencarkan vaksinasi. Kegiatan vaksinasi ini menyasar Hewan Pembawa Rabies (HPR) di seluruh Badung. Jumlah sasarannya sendiri mencapai 82.543 ekor HPR.
Kadisperpa Badung I Wayan Wijana mengatakan, setiap tahunnya akan dilakukan vaksinasi kepada HPR. Hal ini tentunya diharapkan mencegah perkembangan kasus Rabies. “Vaksiniasi ni terus kami gencarkan. Tim vaksinasi sendiri memiliki sasaran 82 ribu lebih HPR,” katanya.
Menurutnya, tim vaksinasi yang disiapkan sebanyak 55 orang yang dibagi menjadi tiga tim. Vaksinasi ini pun telah digencarkan sejak Januari 2023, dengan capaian 1.910 ekor HPR.
Kemudian pada Februari 2023 vaksinasi telah mencapai 28.069 ekor HPR. Sehingga secara keseluruhan capaian vaksinasi rabies sebanyak 29.979 ekor HPR atau 36,32 persen dari jumlah target 82.543 ekor HPR.
Sebelumnya Wakil Bupati Badung I Ketut Suiasa menyatakan, Pemkab Badung melakukan koordinasi dengan berbagai stakeholder terkait bagaimana pengendalian terhadap risiko penyakit rabies. Pihaknya pun berharap tidak ada kasus rabies yang berkembang di Badung.
“Kami harus lakukan langkah antisipasi sejak awal, sehingga kondisi perkembangan penyakit rabies di Badung sedini mungkin harus kami antisipasi dan tekan. Bahkan secepat mungkin jangan sampai terjadi. Tentu harapan kami tidak lagi ada kejadian kasus-kasus yang berkembang dan meluas di Badung,” ungkapnya.
Selain itu, rabies dinilai isu yang sangat sensitif khususnya di bidang pariwisata. Bahkan beresiko bagi pertumbuhan dan perkembangan kepariwisataan. Pertama terkait resiko anjing liar atau hewan liar penyebab rabies yang akan mempengaruhi kesehatan manusia.
Kedua risiko ekonomi karena yang kena gigitan rabies. Ketiga, dapat mengancam nyawa, bagi yang belum menerima penanganan. Terakhir beresiko menimbulkan isu negatif dan menurunkan pariwisata yang ada di Kabupaten Badung.
“Harus disadari bersama dan jangan hal ini disepelekan, digampangkan, dimudahkan. Antisipasi tidak hanya pemerintah saja, tetapi semua pihak. Karena itulah bersama-sama dengan PHDI Badung dan Majelis MDA Badung sepakat bagaimana nanti di setiap desa adat juga memiliki sosialisasi tentang pengendalian rabies ini,” terangnya.
“Kami sudah perintahkan kelurahan, desa adat untuk membentuk tim siaga dalam pengendalian penyakit menular dari hewan yang akan bisa dianggarkan di desa dan kelurahan. Mudah-mudahan di Badung kasus-kasus yang sensitif, rentan dan juga berbahaya dari penularan penyakit rabies ini, bisa kami atasi seminimal mungkin,” harapnya.