DENPASAR, BALI EXPRESS – Ogoh-Ogoh Siwa Paksha Bairawa karya ST Putra Yasa Banjar Pengiasan, Desa Dauh Puri Kauh menjadi yang terbaik di Kota Denpasar dalam lomba tahun ini. Ogoh-ogoh ini tergolong sangat ekstrem dan bahkan menghabiskan biaya hingga Rp 90 juta. Bagaimana konsep dan latar belakang dari ogoh-ogoh ini?
Ketua panitia pembuatan ogoh-ogoh, Kadek Agus Adiyasa menuturkan ide atau konsep ogoh-ogoh ini justru terinspirasi dari cerita di tanah Jawa, tepatnya di Desa Sumedang.
Kata Agus, dahulu di desa itu ada seorang empu bernama Empu Bharang. Berkat semedi yang dilakukannya, sang empu mendapat anugerah dari Dewi Durga yakni bisa memakan mayat di Desa Sumedang tersebut. Cerita ini kemudian di dengar oleh salah seorang patih dan murka karena ada praktik ilmu hitam di desanya. Sejurus kemudian, sang patih menantang Empu Bharang untuk bertarung.
Dalam pertempuran itu, Empu Bharang kemudian memurti atau berubah menjadi sesosok raksasa dengan api di sekeliling tubuhnya. “Dan cerita ini kami visualkan dalam bentuk ogoh-ogoh ini. Api-api yang mengelilingi tubuh raksasa ini adalah roh yang mayatnya dimakan oleh Empu Bharang,” jelasnya.
Proses pengerjaannya juga penuh pertimbangan. Karena struktur rangka sangat menjadi kunci dalam konsep ini. Start awal pembuatan dimulai akhir Desember 2022 hingga akhir Februari 2023. “Kesulitan itu di konstruksi karena ekstrem. Dari ujung kaki, ujung lutut dan tangan semua bergerak. Bebannya harus dipertimbangkan, karena salah sedikit bisa ambruk,” tutur Agus Adiyasa.
Mengingat ogoh-ogoh ini menjadi yang terbaik, sudah tentu ikut dalam parade di Catur Muka Denpasar pada tanggal 18 Maret 2023 nanti. Tapi kata Agus Adiyasa ada bagian yang akan disempurnakannya yaitu di bagian kaki prajurit patih yang akan digerakkan saat parade. “Saat parade nanti, semua harus hidup dan kami harus totalitas. Rencana tanggal 17 Maret ogoh-ogoh sudah ada disana,” serunya.
Usut punya usut, Banjar Pengiasan bukan kali ini saja menjadi yang terbaik. Tahun lalu saat lomba yang sama, mereka menyabet juara III provinsi, kemudian juara pertama di Kecamatan Denpasar Barat dan juara I di Desa Dauh Puri Kauh.