GIANYAR, BALI EXPRESS – Peternak sapi, kambing hingga babi di Kabupaten Gianyar diminta untuk meningkatkan kebersihan kandang dan melakukan langkah antisipasi guna mencegah ternak diinfeksi penyakit. Hal itu menyusul dengan mewabahnya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada sapi, kambing dan babi bermunculan di sejumlah Provinsi di Indonesia.
Di Kabupaten Gianyar sendiri, hingga saat ini belum ada ternak yang terinfeksi penyakit tersebut. Namun peternak diminta tetap mencegah dengan melakukan biosecurity.
Hal itu pun diamini Kepala UPTD Puskeswan Gianyar, drh. Arya Dharma. Ia menegaskan jika hingga saat ini belum ditemukan adanya kasus PMK di Gianyar. “Saat ini belum ada kasus, doakan supaya nihil,” ungkapnya Jumat (13/5).
Kendatipun demikian pihaknya tetap melakukan pemantauan Puskeswan di lapangan, dan hasilnya rata-rata peternak telah sadar akan pentingnya kebersihan kandang.
“Berdasarkan hasil pantauan kami di lapangan, peternak sapi, kambing, babi yang ada di Gianyar sudah sadar biosecurity, hingga vaksinasi hewan,” lanjutnya.
Disamping itu pihaknya juga menyarankan, apabila ditemukan tanda-tanda ternak yang terinfeksi PMK, maka diminta langsung melapor ke Puskeswan terdekat.
Tak hanya itu saja, pihaknya juga menyarankan masyarakat agar mengolah daging dengan baik dan benar yakni hingga benar-benar matang untuk mencegah penyakit. “Saran kami, masyarakat menyantap hidangan kalau dimasak dengan baik dan benar aman dan nyaman dikonsumsi,” imbaunya.
Adapun gejala-gejala PMK pada ternak diantaranya pada mulut ditemukan lepuh yang berisi cairan atau luka pada lidah, gusi, dan hidung. Hewan tidak mampu berjalan atau pincang, air liur berlebihan dan nafsu makan hilang. “Ini patut diwaspadai, jadi ketika ada gejala seperti itu cepat lapor,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Gianyar, Made Raka, menambahkam jika untuk mengantisipasi wabah tersebut, pihaknya memberikan edukasi pada peternak agar menjaga biosecurity.
“Kebersihan sangat penting sebab, penyebaran bisa terjadi karena kuman. Penyebarannya, bisa lalu lintas ternak, kontak langsung antar hewan yang sakit. Bisa juga menyebar lewat sarana peternakan misalnya alat transportasi yang kotor hingga perlengkapan ternak yang kotor,” tegasnya.