28.7 C
Denpasar
Sunday, April 2, 2023

Pariwisata Terpuruk, Putu Adika Usaha Tanaman Hias

SINGARAJA, BALI EXPRESS – Di tengah pandemi sebagian masyarakat menggandrungi tanaman hias. Untuk menemani saat bersantai di rumah, tanaman hias cocok sebagai media berkebun yang praktis. Melihat peluang tersebut Putu Adika Harta Kusuma mencoba untuk merintis usaha tanaman hias. Aktivitasnya ini dilakukan untuk mengisi waktu luang paska waktu pekerjaannya di bidang pariwisata berkurang.

Penjual tanaman hias Putu Adika Harta Kusuma asal kelurahan Beratan mengatakan, ia menjual tanaman hias berawal dari berhenti bekerja pada sektor pariwisata, selain itu ia juga memilih untuk menjual tanaman hias karena hobinya dari kecil suka dengan tanaman. Adika pun mulai merintis usaha tanaman hias pada bulan Februari 2021 lalu. “Saya dari kecil sudah suka tanaman hias. Terus kebetulan pas korona tanaman hias lagi booming dan di rumah ada tanaman hias yang bisa di jual, jadinya saya usaha jualan tanaman hias saja. terus makin lama banyak yang cari jadi saya tambah lagi,” kata Adika saat dijumpai, Jumat (13/8) di sebelah Balai Masyarakat Kelurahan Beratan.

Baca Juga :  Pentingnya Adaptasi Digitalisasi Bagi Pelaku Usaha

Untuk tanaman hias yang dijual beraneka ragam. Masyarakat banyak memburu tanaman hias seperti Aglonema, Adenium dan Kladi-kladian dalam pot kecil. Harganya pun terjangkau. Lanjut Adika Harta, ditengah pandemi covid-19, tanaman hias menjadi booming. Omset yang didapat dari menjual tanaman hias per bulan mencapai Rp 4 juta. “Kalau di Buleleng itu paling banyak cari Aglonema, Adenium, Kladi-kladian gitu juga. jualannya mulai Februari. Kalau online dari bulan Mei juga. lumayan ramai juga. kalau omset belum terlalu memperhitungkan karena baru memulai.  Yang namanya jualan kadang ramai kadang sepi. Kalau sebulan rasanya Rp 3-4 juta dapat. Untuk harganya dari Rp 10 ribu sampai Rp 400 ribu,” lanjutnya.

Baca Juga :  Ada Lima Poin Hasil Pertemuan Soal Revitalisasi Pasar Gianyar

Adika pun mengaku usaha tanaman hias ini akan tetap ia lakoni meski pariwisata nantinya bangkit kembali. Selain menjual tanaman secara konvensional, Adika juga menjajakan tanaman hiasnya secara online. “Saya besiknya pariwisata. Ini kerjaan sampingan di tengah pandemi. Seandainya korona dinyatakan selesai setidaknya peminat tanaman hias itu tidak berkurang. Jadi nanti kalau saya bisa balik kerja di pariwisata lagi ini bisa jadi side job buat tambah pemasukan,” ungkapnya.


SINGARAJA, BALI EXPRESS – Di tengah pandemi sebagian masyarakat menggandrungi tanaman hias. Untuk menemani saat bersantai di rumah, tanaman hias cocok sebagai media berkebun yang praktis. Melihat peluang tersebut Putu Adika Harta Kusuma mencoba untuk merintis usaha tanaman hias. Aktivitasnya ini dilakukan untuk mengisi waktu luang paska waktu pekerjaannya di bidang pariwisata berkurang.

Penjual tanaman hias Putu Adika Harta Kusuma asal kelurahan Beratan mengatakan, ia menjual tanaman hias berawal dari berhenti bekerja pada sektor pariwisata, selain itu ia juga memilih untuk menjual tanaman hias karena hobinya dari kecil suka dengan tanaman. Adika pun mulai merintis usaha tanaman hias pada bulan Februari 2021 lalu. “Saya dari kecil sudah suka tanaman hias. Terus kebetulan pas korona tanaman hias lagi booming dan di rumah ada tanaman hias yang bisa di jual, jadinya saya usaha jualan tanaman hias saja. terus makin lama banyak yang cari jadi saya tambah lagi,” kata Adika saat dijumpai, Jumat (13/8) di sebelah Balai Masyarakat Kelurahan Beratan.

Baca Juga :  Pohon Wani Tumbang Timpa Rumah, Kerugian Capai 50 Juta

Untuk tanaman hias yang dijual beraneka ragam. Masyarakat banyak memburu tanaman hias seperti Aglonema, Adenium dan Kladi-kladian dalam pot kecil. Harganya pun terjangkau. Lanjut Adika Harta, ditengah pandemi covid-19, tanaman hias menjadi booming. Omset yang didapat dari menjual tanaman hias per bulan mencapai Rp 4 juta. “Kalau di Buleleng itu paling banyak cari Aglonema, Adenium, Kladi-kladian gitu juga. jualannya mulai Februari. Kalau online dari bulan Mei juga. lumayan ramai juga. kalau omset belum terlalu memperhitungkan karena baru memulai.  Yang namanya jualan kadang ramai kadang sepi. Kalau sebulan rasanya Rp 3-4 juta dapat. Untuk harganya dari Rp 10 ribu sampai Rp 400 ribu,” lanjutnya.

Baca Juga :  PPKM Darurat, HIPMI Bali Sebut Dukung Keputusan Pemerintah

Adika pun mengaku usaha tanaman hias ini akan tetap ia lakoni meski pariwisata nantinya bangkit kembali. Selain menjual tanaman secara konvensional, Adika juga menjajakan tanaman hiasnya secara online. “Saya besiknya pariwisata. Ini kerjaan sampingan di tengah pandemi. Seandainya korona dinyatakan selesai setidaknya peminat tanaman hias itu tidak berkurang. Jadi nanti kalau saya bisa balik kerja di pariwisata lagi ini bisa jadi side job buat tambah pemasukan,” ungkapnya.


Most Read

Artikel Terbaru