DENPASAR, BALI EXPRESS — Pelaksanaan hari suci Nyepi Tahun Baru Caka 1945 yang jatuh, 22 Maret 2023 ini, merupakan hari spesial. Pasalnya, pada hari yang sama merupakan hari pertama puasa bagi umat Muslim. Untuk itu, diharapkan dalam pelaksanaannya masyarakat tetap mengedepankan toleransi, agar keduanya sama-sama jalan.
Hal itu diungkapkan Anggota Komisi IV DPRD Provinsi Bali I Made Rai Warsa di Denpasar, Selasa (14/3). Ia berharap perayaan Nyepi bagi umat Hindu dan pelaksanaan puasa pertama bagi umat Muslim sama-sama berjalan dengan khusyuk. “Kita di Bali biar sama-sama menjaga itu toleransi dan kerukunan, supaya keduanya sama-sama terlaksana,” paparnya.
Politisi PDIP ini menambahkan, pelaksanaan Nyepi di Bali tentu sangat berbeda dengan pelaksanaan di luar Bali. Mulai dari aktivitas, hingga transportasi benar-benar terhenti dalam 24 jam tersebut. “Khusus di Bali, agar saat Nyepi dan hari pertama puasa harus saling menghormati,” imbuhnya.
Terlebih dalam pelaksanaannya secara teknis telah diatur Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) maupun Kementerian Agama Provinsi Bali. Sehingga ada kesepakatan apa saja yang sudah menjadi jalan tengah agar kedua pelaksanaan di kedua hari suci itu terlaksana.
“FKUB yang sudah bertemu dengan masing-masing majelis agama tentunya memiliki acuan dan kesepakatan secara tertulis. Maka kesepakatan itu harus dijalankan dalam menjalin tali persaudaraan antar umat beragama,” tegas Rai Warsa.
Dalam kesempatan itu, ia juga menyebutkan Nyepi tidak menutup kemungkinan juga akan berbarengan dengan perayaan hari suci agama lainnya. Maka hal tersebut sebenarnya hari yang spesial, dimana dua hari suci bertemu tepat saat Nyepi, namun tetap bisa sama-sama jalan.
Politisi PDIP ini menganggap momen itu, sebagai bentuk nyata tindakan sebagai umat beragama dalam menjaga toleransi.
“Ini sebetulnya bentuk nyata kita sebagai umat beragama dalam menerapkan apa itu toleransi dan menjaga persaudaraan satu sama lain,” tutup pria asli Payangan tersebut.