BADUNG, BALI EXPRESS — Pasca rampungnya penataan Pantai Kuta, desa adat setempat menggelar upacara pamelaspasan.
Upacara yang bertepatan dengan Buda Kliwon Matal dan Kajeng Kliwon Uwudan ini, dilaksanakan pada bangunan Pasar Seni Kuta, Pura Melanting, Palinggih Indra Blaka, Skatepark, Gedung Tsunami Shelter. Juga fasilitas tempat pangabenan bersama bale pamiosan dan pabantenan, serta area pamelastian. Pamelaspasan ini digelar berkaitan dengan tegak pujawali di Pura Melanting Pasar Seni Kuta.
Bendesa Adat Kuta Wayan Wasista mengatakan, pemelaspasan ini dilakukan terkait sudah selesainya pembangunan dan penataan di kawasan pantai Kuta. Upacara ini pun dilaksanakan di Pasar Seni Kuta dan Pura Melanting. Pelaksanaan pemelaspasan ini juga berbarengan dengan pujawali di Pura Melanting di Pasar Seni Kuta.
“Pemelaspasan Pura Melanting ini perlu dicarikan tegak pujawali, atau paling tidak pauman. Pada prosesi ini, menggunakan Caru Rsi Gana, dan Panca Sata. Untuk di Pura Melanting, menggunakan Caru Rsi Gana, karena berkaitan dengan tegak pujawali,” ujar Wasista, Rabu (15/3).
Menurutnya, selain Pasar Seni dan Pura Melanting, juga dilaksanakan pamelaspasan di Palinggih Indra Blaka, Skatepark, Tsunami Shelter fasilitas tempat pengabenan bersama bale pemiosan dan pebantenan, serta area pemelastian. Pihaknya pun mengakui upacara yang dilakukan mendahului Pemkab Badung. Terlebih dari informasi yang ia terima, Pemkab Badung akan menggelar upacara pamelaspasan berbarengan dengan pamelaspasan fasilitas di pantai Seminyak, Legian, dan Kuta (Samigita). “Rencananya upacara dari Pemkab akan dilakukan setelah perayaan Hari Raya Nyepi,” ungkapnya.
Terkait pamelaspasan Skatepark, Wasista menerangkan, digelar karena fasilitas tersebut sudah mulai digunakan. Kemudian Pamelaspasan juga dilakukan di area tempat pamelastian.
Pihaknya juga menjelaskan telah disediakan tempat pangabenan. Tempat yang disediakan pun seperti krematorium. Meski demikian ia memastikan masih tetap mempertahankan tata cara adat seni budaya yang dimiliki, agar tidak tergerus zaman.
“Dari Desa Adat Kuta, khusus menyiapkan tempat pasayuban untuk krama yang mempunyai hajatan. Disana ada tempat untuk istirahat, untuk sekaa santhi dan sekaa angklung. Ini tentu mengurangi biaya dalam prosesi upacara,” jelasnya.