26.5 C
Denpasar
Sunday, April 2, 2023

Yayasan Akasa Tabanan Ajak Siswa Asing Pawai Ogoh-Ogoh dan Naik Bemo

TABANAN, BALI EXPRESS – Aktivitas berwisata sambil menjadi pekerja sosial dengan sukarela menjadi salah satu trend aktivitas wisata yang berkembang di Bali sejak satu dekade lalu. Bali sebagai destinasi wisata internasional yang mengembangkan voluntourism, salah satunya adalah di Yayasan Akasa yang beralamat di Jalan Cendrawasih no 15A Tabanan. Apa saja kegiatan dari voluntourism ini?

 

Ni Ketut Sri Aryani Pendiri, Ketua Yayasan Akasa Tabanan ketika ditemui di Yayasan Akasa menyebutkan aktivitas Voluntourism di yayasan ini sudah ada sejak tahun 2014 lalu. Aryani mengaku jika keberadaan dari Yayasan Akasa ini tidak terlepas dari pengalamannya yang pernah ditolak bekerja karena kemampuan bahasa Inggrisnya di bawah standar.

 

“Karena itulah, saya setelah memutuskan untuk berhenti bekerja di sebuah perusahaan asing, ingin membuka rumah belajar bagi anak-anak yang kegiatannya adalah membantu anak-anak belajar, khususnya belajar bahasa inggris, supaya mereka bisa mengenal bahasa asing secara langsung,” jelasnya.

 

Awalnya kegiatan mengajar bahasa Inggris ini, dilanjutkan Aryani dilakukannya sendiri di garasi rumahnya dan dibantu oleh beberapa relasinya ketika bekerja di perusahaan asing terdahulu. Seiring dengan perkembangan, akhirnya Aryani mengurus kelengkapan perijinan dari Yayasan Akasa ini dan pihaknya mulai mengirim permintaan sukarelawan asing untuk bergabung dengan yayasan Akasa untuk melakukan aktivitas Voluntourism secara acak diberbagai jejaring sosial.

Baca Juga :  Ogoh-ogoh Boleh Diarak, Yowana Gianyar Tunggu Surat Resmi

 

Hingga akhirnya pada tahun 2014, secara resmi Yayasan Akasa menerima Pelajar asing untuk melakukan Voluntourism yang berasal dari Perancis. “Untuk kegiatannya pada awal ini saya ajak mereka untuk melihat aktivitas belajar mengajar di sekolah-sekolah yang ada di Tabanan, saat itu mereka belum membantu mengajar, tapi hanya berinteraksi saja,” ungkapnya.

 

Untuk saat ini kegiatan Voluntourism di Yayasan Akasa ada beberapa aktivitas sosial yang bisa dipilih dan dilakukan oleh siswa Asing ini, antara lain, Teaching and Child Care, Wildlife, mangrove conservation, Sea Turtle Conservation. Dengan durasi waktu per paket kegiatan mulai dari 1 Minggu sampai dengan 8 Minggu.

 

Saat ini, Yayasan Akasa mengasuh 50 orang siswa asing yang berasal dari beberapa negara di Eropa. Untuk akomodasi dan penginapan selama melakukan program ini, Aryani !engatakan semuanya diakomodasi oleh Yayasan Akasa dengan melibatkan pekerja yang ada di sekitar rumahnya di lingkungan Banjar Jambe Baleran Tabanan.

 

Termasuk juga untuk transportasinya, siswa asing ini diantar kemanapun dengan menggunakan bemo merah khas Armada angkot Tabanan. “Kami melibatkan masyarakat lokal supaya perekonomian di sekitarnya bergerak sehingga mampu membantu masyarakat,” lanjutnya.

 

Dalam kegiatan yang dilakukan pada proyek-proyek tersebut, para siswa asing ini diajak melakukan berbagai macam kegiatan sesuai dengan aktivitas yang ada di program tersebut. Contohnya, siswa asing yang memilih proyek mengajar, maka mereka akan diajak mengajar di SD dan TK, TPA dan PAUD yang ada di sekitar Kota Tabanan.

Baca Juga :  Gaji Staf PMI Mandeg, Dewan Minta Eksekutif Cari Solusi

 

Untuk kelompok yang mengambil proyek wildlife,mereka akan diajak untuk membantu aktivitas yang ada di pusat konservasi pelepasliaran satwa yang ada di Tabanan. “Mereka akan mengikuti kegiatan sesuai dengan jadwal dari Senin sampai Kamis dengan jadwal yang ketat, karena ini sudah tertuang dalam MoU kami. Untuk akhir pekan adalah hari libur mereka,jadi mereka bisa berwisata namun itu di luar paket kami,” terangnya.

 

Selain program tersebut, para siswa asing yang mengikuti program ini juga diberikan pengalaman budaya, khususnya budaya Bali. “Salah satu contohnya adalah mengikut sertakan para siswa asing ini dalam pawai ogoh-ogoh yang diselenggarakan oleh TK Yayasan Akasa. Siswa asing yang mengambil program teaching and Child Care kami ajak dalam pawai,” ungkapnya.

Menurut Aryani, rata-rata para siswa asing ini merasa senang karena dilibatkan dalam aktivitas parade ogoh-ogoh ini. “Bagi mereka kegiatan budaya ini adalah salah satu aktivitas yang !ereka suka. Termasuk juga dalam perayaan Nyepi nanti mereka sudah sangat bersemangat untuk merasakan momen Nyepi,” tambahnya.






Reporter: IGA Kusuma Yoni

TABANAN, BALI EXPRESS – Aktivitas berwisata sambil menjadi pekerja sosial dengan sukarela menjadi salah satu trend aktivitas wisata yang berkembang di Bali sejak satu dekade lalu. Bali sebagai destinasi wisata internasional yang mengembangkan voluntourism, salah satunya adalah di Yayasan Akasa yang beralamat di Jalan Cendrawasih no 15A Tabanan. Apa saja kegiatan dari voluntourism ini?

 

Ni Ketut Sri Aryani Pendiri, Ketua Yayasan Akasa Tabanan ketika ditemui di Yayasan Akasa menyebutkan aktivitas Voluntourism di yayasan ini sudah ada sejak tahun 2014 lalu. Aryani mengaku jika keberadaan dari Yayasan Akasa ini tidak terlepas dari pengalamannya yang pernah ditolak bekerja karena kemampuan bahasa Inggrisnya di bawah standar.

 

“Karena itulah, saya setelah memutuskan untuk berhenti bekerja di sebuah perusahaan asing, ingin membuka rumah belajar bagi anak-anak yang kegiatannya adalah membantu anak-anak belajar, khususnya belajar bahasa inggris, supaya mereka bisa mengenal bahasa asing secara langsung,” jelasnya.

 

Awalnya kegiatan mengajar bahasa Inggris ini, dilanjutkan Aryani dilakukannya sendiri di garasi rumahnya dan dibantu oleh beberapa relasinya ketika bekerja di perusahaan asing terdahulu. Seiring dengan perkembangan, akhirnya Aryani mengurus kelengkapan perijinan dari Yayasan Akasa ini dan pihaknya mulai mengirim permintaan sukarelawan asing untuk bergabung dengan yayasan Akasa untuk melakukan aktivitas Voluntourism secara acak diberbagai jejaring sosial.

Baca Juga :  Dukung SE tentang Ogoh-ogoh, Mahayastra Tekankan Prokes

 

Hingga akhirnya pada tahun 2014, secara resmi Yayasan Akasa menerima Pelajar asing untuk melakukan Voluntourism yang berasal dari Perancis. “Untuk kegiatannya pada awal ini saya ajak mereka untuk melihat aktivitas belajar mengajar di sekolah-sekolah yang ada di Tabanan, saat itu mereka belum membantu mengajar, tapi hanya berinteraksi saja,” ungkapnya.

 

Untuk saat ini kegiatan Voluntourism di Yayasan Akasa ada beberapa aktivitas sosial yang bisa dipilih dan dilakukan oleh siswa Asing ini, antara lain, Teaching and Child Care, Wildlife, mangrove conservation, Sea Turtle Conservation. Dengan durasi waktu per paket kegiatan mulai dari 1 Minggu sampai dengan 8 Minggu.

 

Saat ini, Yayasan Akasa mengasuh 50 orang siswa asing yang berasal dari beberapa negara di Eropa. Untuk akomodasi dan penginapan selama melakukan program ini, Aryani !engatakan semuanya diakomodasi oleh Yayasan Akasa dengan melibatkan pekerja yang ada di sekitar rumahnya di lingkungan Banjar Jambe Baleran Tabanan.

 

Termasuk juga untuk transportasinya, siswa asing ini diantar kemanapun dengan menggunakan bemo merah khas Armada angkot Tabanan. “Kami melibatkan masyarakat lokal supaya perekonomian di sekitarnya bergerak sehingga mampu membantu masyarakat,” lanjutnya.

 

Dalam kegiatan yang dilakukan pada proyek-proyek tersebut, para siswa asing ini diajak melakukan berbagai macam kegiatan sesuai dengan aktivitas yang ada di program tersebut. Contohnya, siswa asing yang memilih proyek mengajar, maka mereka akan diajak mengajar di SD dan TK, TPA dan PAUD yang ada di sekitar Kota Tabanan.

Baca Juga :  Terkait Larangan Pawai Ogoh-ogoh, Sekaa Teruna di Gianyar Protes

 

Untuk kelompok yang mengambil proyek wildlife,mereka akan diajak untuk membantu aktivitas yang ada di pusat konservasi pelepasliaran satwa yang ada di Tabanan. “Mereka akan mengikuti kegiatan sesuai dengan jadwal dari Senin sampai Kamis dengan jadwal yang ketat, karena ini sudah tertuang dalam MoU kami. Untuk akhir pekan adalah hari libur mereka,jadi mereka bisa berwisata namun itu di luar paket kami,” terangnya.

 

Selain program tersebut, para siswa asing yang mengikuti program ini juga diberikan pengalaman budaya, khususnya budaya Bali. “Salah satu contohnya adalah mengikut sertakan para siswa asing ini dalam pawai ogoh-ogoh yang diselenggarakan oleh TK Yayasan Akasa. Siswa asing yang mengambil program teaching and Child Care kami ajak dalam pawai,” ungkapnya.

Menurut Aryani, rata-rata para siswa asing ini merasa senang karena dilibatkan dalam aktivitas parade ogoh-ogoh ini. “Bagi mereka kegiatan budaya ini adalah salah satu aktivitas yang !ereka suka. Termasuk juga dalam perayaan Nyepi nanti mereka sudah sangat bersemangat untuk merasakan momen Nyepi,” tambahnya.






Reporter: IGA Kusuma Yoni

Most Read

Artikel Terbaru