26.5 C
Denpasar
Sunday, May 28, 2023

Terapkan Ajaran Tri Hita Karana,ST Udiyana Buat Ogoh-ogoh Bhuta Pengatag-Ngatag

DENPASAR, BALI EXPRESS- Memeriahkan perayaan Nyepi tahun baru Caka 1945, Sekaa Truna Udiyanasari Banjar Taman, Sanur-Bali kembali membuat kreativitas kesenian Ogoh-ogoh. Kali ini Ogoh-ogoh yang dibuat mengambil tema “Bhuta Pengatag-Ngatag”.

Tema kali ini berkaitan dengan Rahinan Tumpek Pengatag atau Uduh. Tumpek Pengatag/Uduh merupakan upacara yang ditujukan kepada tumbuh-tumbuhan sebagai gambaran rasa kasih sayang serta rasa hormat kepada tumbuh-tumbuhan.

ST Udiyana Banjar Taman, Sanur

Hari raya ini merupakan cerminan dari konsep ajaran agama Hindu yaitu Tri Hita Karana. Salah satu bagian dari ajaran itu adalah Palemahan yakni hubungan  yang harmonis manusia dengan lingkungannya, karena tumbuh-tumbuhan telah banyak berjasa terhadap manusia dengan tulus iklas.

Oleh karena itu manusia harus ingat memelihara, tetapi jika manusia hanya meminta dan menyakiti tumbuh-tumbuhan dan tidak pernah menanam, memelihara, melestarikan serta tidak pernah pedulinya padanya, maka tumbuh-tumbuhan pun bisa berubah wujud menjadi bhuta kala yang akan mencelakakan dan menyengsarakan umat manusia.

Baca Juga :  Bangkitkan Energi Positif, Siat Yeh dalam Festival Air Suwat Kembali Digelar





Reporter: Wiwin Meliana

DENPASAR, BALI EXPRESS- Memeriahkan perayaan Nyepi tahun baru Caka 1945, Sekaa Truna Udiyanasari Banjar Taman, Sanur-Bali kembali membuat kreativitas kesenian Ogoh-ogoh. Kali ini Ogoh-ogoh yang dibuat mengambil tema “Bhuta Pengatag-Ngatag”.

Tema kali ini berkaitan dengan Rahinan Tumpek Pengatag atau Uduh. Tumpek Pengatag/Uduh merupakan upacara yang ditujukan kepada tumbuh-tumbuhan sebagai gambaran rasa kasih sayang serta rasa hormat kepada tumbuh-tumbuhan.

ST Udiyana Banjar Taman, Sanur

Hari raya ini merupakan cerminan dari konsep ajaran agama Hindu yaitu Tri Hita Karana. Salah satu bagian dari ajaran itu adalah Palemahan yakni hubungan  yang harmonis manusia dengan lingkungannya, karena tumbuh-tumbuhan telah banyak berjasa terhadap manusia dengan tulus iklas.

Oleh karena itu manusia harus ingat memelihara, tetapi jika manusia hanya meminta dan menyakiti tumbuh-tumbuhan dan tidak pernah menanam, memelihara, melestarikan serta tidak pernah pedulinya padanya, maka tumbuh-tumbuhan pun bisa berubah wujud menjadi bhuta kala yang akan mencelakakan dan menyengsarakan umat manusia.

Baca Juga :  Tiba di Bali 4 April, Pasien Covid-19 Meninggal di RS Sanglah





Reporter: Wiwin Meliana

Most Read

Artikel Terbaru