25.4 C
Denpasar
Thursday, June 8, 2023

Silaturahmi dengan Warga LDII, AA Gde Agung Ingatkan Jaga 4 Pilar Kebangsaan

TABANAN, BALI EXPRESS – Umat muslim di Kabupaten Tabanan, Bali, yang tergabung dalam Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) menggelar Safari Ramadan, Rabu (20/4). Nuansa toleransi sangat terasa dengan hadirnya tokoh Bali yang juga anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI perwakilan Bali, Anak Agung (AA) Gde Agung.

Dalam acara bertajuk ‘Merawat Toleransi, Berbagi Bersama di Bulan Mulia’ itu, Gde Agung mengapresiasi warga LDII Tabanan yang gigih menjaga toleransi antarumat beragama hingga akar rumput.

“Selain toleransi, kita juga harus memiliki rasa manyama braya atau rasa bersaudara dengan umat lain. Kalau sudah menjadi saudara, ketika ada masalah bisa diselesaikan dengan sejuk,” ujar Gde Agung.

Mantan Bupati Badung periode 2005 – 2015 itu juga menitipkan pesan kepada warga LDII agar terus menjaga empat pilar kebangsaan. Yakni Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI.

Empat pilar tersebut merupakan perekat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Meski terdiri beragam suku, agama, dan ras, Indonesia tetap tegak karena kokohnya empat pilar kebangsaan.

Baca Juga :  Target Vaksinasi 81 Persen, Stok Vaksin di Buleleng Masih Memadai

Gde Agung mengaku salut dengan warga LDII Tabanan yang memiliki banyak kegiatan bernilai nasionalisme. Salah satunya membuat bendera sepanjang 17 meter saat Agustusan tahun lalu.

“Tetap merawat toleransi, rukun dengan umat lain, dan terus jaga empat pilar kebangsaan,” pesannya.

Sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama, Gde Agung menyerahkan bantuan paket sembako kepada kaum duafa, fakir miskin, dan anak yatim. Gde Agung juga menyerahkan alat pemotong rumput kepada pengurus LDII.

Alat pemotong rumput itu diberikan karena LDII Tabanan memiliki program LDII Mareresik (betsih bersih). Setiap bulan pada Jumat terakhir, warga LDII Tabanan bersih-bersih atau kerja bakti membersihkan lingkungan.

Sementara itu, Ketua DPD LDII Tabanan Maulana Sandijaya mengapresiasi kepedulian Gde Agung. Ia menegaskan acara yang digelar murni untuk memupuk rasa persaudaraan antarsesama.

Menurut Sandijaya, sembako yang diberikan tidak bisa dimaknai sebagai bantuan material saja, tapi lebih pada rasa peduli terhadap mereka yang membutuhkan.

“Puasa ini menjadi momentum yang kuat membantu yang lemah, yang besar membantu yang kecil. Terlebih ekonomi akibat pandemi belum pulih,” ujarnya.

Baca Juga :  Guru Mangku Hipno: Selesaikan Covid-19 dengan Pendekatan Metafisik

Terkait empat pilar yang dipesankan Gde Agung, Sandijaya menegaskan warga LDII Tabanan menyambut baik. Dijelaskannya, sejak 1983, warga LDII Tabanan ikut aktif bersama umat lain yang tergabung dalam Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) mencegah paham radikal dan intoleran.

Di internal LDII sendiri memiliki program dakwah sejuk, yakni dakwah tanpa menjatuhkan pihak lain, baik secara lisan maupun perbuatan. “Agustusan 2021 lalu, pemuda kami membeli kain merah putih sepanjang 17 meter dan menjahitnya. Bendera kami kibarkan di taman kota, ini sebagai wujud nyata kami menumbuhkan nasionalisme,” tuturnya.

Warga LDII juga menjaga kerukunan dengan berbagi daging kurban pada umat Hindu dan Kristen yang ada di Banjar Malkangin. Semua itu dilakukan secara konsisten.

“Selain menjadikan puasa sebagai alat untuk meningkatkan keimanan, juga mempertebal rasa persaudaraan antarsesama,” pungkasnya.

 






Reporter: Putu Agus Adegrantika

TABANAN, BALI EXPRESS – Umat muslim di Kabupaten Tabanan, Bali, yang tergabung dalam Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) menggelar Safari Ramadan, Rabu (20/4). Nuansa toleransi sangat terasa dengan hadirnya tokoh Bali yang juga anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI perwakilan Bali, Anak Agung (AA) Gde Agung.

Dalam acara bertajuk ‘Merawat Toleransi, Berbagi Bersama di Bulan Mulia’ itu, Gde Agung mengapresiasi warga LDII Tabanan yang gigih menjaga toleransi antarumat beragama hingga akar rumput.

“Selain toleransi, kita juga harus memiliki rasa manyama braya atau rasa bersaudara dengan umat lain. Kalau sudah menjadi saudara, ketika ada masalah bisa diselesaikan dengan sejuk,” ujar Gde Agung.

Mantan Bupati Badung periode 2005 – 2015 itu juga menitipkan pesan kepada warga LDII agar terus menjaga empat pilar kebangsaan. Yakni Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI.

Empat pilar tersebut merupakan perekat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Meski terdiri beragam suku, agama, dan ras, Indonesia tetap tegak karena kokohnya empat pilar kebangsaan.

Baca Juga :  Dilaporkan Hilang, Gadis SMA di Tabanan Menginap di Rumah Teman

Gde Agung mengaku salut dengan warga LDII Tabanan yang memiliki banyak kegiatan bernilai nasionalisme. Salah satunya membuat bendera sepanjang 17 meter saat Agustusan tahun lalu.

“Tetap merawat toleransi, rukun dengan umat lain, dan terus jaga empat pilar kebangsaan,” pesannya.

Sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama, Gde Agung menyerahkan bantuan paket sembako kepada kaum duafa, fakir miskin, dan anak yatim. Gde Agung juga menyerahkan alat pemotong rumput kepada pengurus LDII.

Alat pemotong rumput itu diberikan karena LDII Tabanan memiliki program LDII Mareresik (betsih bersih). Setiap bulan pada Jumat terakhir, warga LDII Tabanan bersih-bersih atau kerja bakti membersihkan lingkungan.

Sementara itu, Ketua DPD LDII Tabanan Maulana Sandijaya mengapresiasi kepedulian Gde Agung. Ia menegaskan acara yang digelar murni untuk memupuk rasa persaudaraan antarsesama.

Menurut Sandijaya, sembako yang diberikan tidak bisa dimaknai sebagai bantuan material saja, tapi lebih pada rasa peduli terhadap mereka yang membutuhkan.

“Puasa ini menjadi momentum yang kuat membantu yang lemah, yang besar membantu yang kecil. Terlebih ekonomi akibat pandemi belum pulih,” ujarnya.

Baca Juga :  Layanan BBM dan LPG di Jatimbalinus Dipastikan Siap

Terkait empat pilar yang dipesankan Gde Agung, Sandijaya menegaskan warga LDII Tabanan menyambut baik. Dijelaskannya, sejak 1983, warga LDII Tabanan ikut aktif bersama umat lain yang tergabung dalam Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) mencegah paham radikal dan intoleran.

Di internal LDII sendiri memiliki program dakwah sejuk, yakni dakwah tanpa menjatuhkan pihak lain, baik secara lisan maupun perbuatan. “Agustusan 2021 lalu, pemuda kami membeli kain merah putih sepanjang 17 meter dan menjahitnya. Bendera kami kibarkan di taman kota, ini sebagai wujud nyata kami menumbuhkan nasionalisme,” tuturnya.

Warga LDII juga menjaga kerukunan dengan berbagi daging kurban pada umat Hindu dan Kristen yang ada di Banjar Malkangin. Semua itu dilakukan secara konsisten.

“Selain menjadikan puasa sebagai alat untuk meningkatkan keimanan, juga mempertebal rasa persaudaraan antarsesama,” pungkasnya.

 






Reporter: Putu Agus Adegrantika

Most Read

Artikel Terbaru