BALI EXPRESS, SINGARAJA – Sejumlah inovasi dilakukan Pemkab Buleleng untuk menyelamatkan dan menjaga warisan budaya nusantara. Salah satu inovasi di bidang kearsipan yakni dengan membentuk Bank Data Arsip Statis (BADAS). Bahkan, Buleleng menjadi satu-satunya kabupaten di Indonesia yang meluncurkan sistem ini.
Peluncuran BADAS yang dirangkai dengan peringatan Hari Kearsipan ke-48 tahun 2019 ini, dilakukan Kepala Arsip Nasional Dr. Drs. Mustari Irawan MPA. Turut mendampingi Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, dan Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah (DKPD) Buleleng dr. Ni Made Sukarmini, Selasa (21/5).
Bupati Suradnyana ditemui seusai peluncuran mengungkapkan, Buleleng memiliki keunggulan di bidang historis. Terlebih Kota Singaraja pernah tercatat sebagai pusat pemerintahan Sunda Kecil pasca kemerdekaan. Tak hanya itu, hadirnya Taman Bung Karno di Buleleng, juga menjadi gambaran koneksi antara data-data di kearsipan dan momentum sejarah yang ada di Buleleng.
“Salah satunya adalah peninggalan yang sangat fenomenal, yakni Kawasan Bali Agung. Saya berkomitmen untuk bekerja sama dengan Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah dalam rangka pengembangan kawasan heritage ini menjadi destinasi sejarah,” ungkap Bupati Suradnyana.
Dia menambahkan, peluncuran BADAS ini pun tergolong istimewa. Mengingat Buleleng menjadi satu-satunya kabupaten yang melahirkan Sistem BADAS di Indonesia.
“Saya sangat berharap sistem ini juga mampu menjadi daya tarik wisata Arsip Online, untuk menyemarakkan pariwisata Buleleng. Sehingga meningkatkan kunjungan wisatawan ke Buleleng,” imbuhnya.
Terobosan Pemkab Buleleng diapresiasi Mustari Irawan. Menurutnya, Inovasi BADAS menjadi langkah maju pengembangan informasi arsip statis, yang memiliki nilai sejarah dan kenangan Buleleng secara online, dan bisa diakses pengguna.
“Secara tidak langsung langkah ini mendukung Arsip Nasional dalam upaya mengumpulkan data-data yang bernilai sejarah, khususnya di tanah kelahiran ibu Sang Proklamator ini,” tutur kepala ANRI ini. Sehingga melalui pengelolaan Arsip Statis yang bernilai sejarah dan berbasis teknologi ini, mampu menyelamatkan dan melestarikan arsip.
“Hal ini juga agar terjaganya warisan budaya Nusantara, untuk menjadi daya tarik pariwisata di Buleleng,” tambah Mustari.
Di sisi lain, Ni Made Sukarmini menjelaskan, dengan adanya Bank Data Arsip Statis (BADAS), menjadikan arsip-arsip yang bernilai sejarah di Kabupaten Buleleng dapat terpublikasikan. “Dengan kata lain, upaya ini adalah langkah penyelamatan dini data-data sejarah yang ada di Buleleng,” kata kepala DKPD ini.
Setelah launching, diharapkan juga kepada seluruh SKPD dan masyarakat pecinta arsip di Buleleng, mampu menelusuri arsip-arsip yang bernilai sejarah. Setelah terkumpulnya arsip-arsip ini, nanti akan diduplikasi dan dimuat di dalam web. “Hal ini dilakukan secara bertahap. Baik meliputi sejarah-sejarah yang ada di desa, para tokoh perjuangan, dan beberapa tempat suci (pura) di Buleleng,” tutup Sukarmini.