29.8 C
Denpasar
Saturday, June 10, 2023

Berikut Panduan MUI Soal Shalat Idul Fitri di Rumah

DENPASAR, BALI EXPRESS – Komisi Fatwa  Majelis Ulama Indonesia (MUI) pusat telah mengeluarkan fatwa no 28 Tahun 2020 tentang tata cara Shalat Idul Fitri di tengah wabah virus Covid-19.

Fatwa yang dikeluarkan pada Rabu (13/5) dapat menjadi rujukan ummat muslim di Indonesia dalam pelaksanaan Shalat Idul Fitri ditengah Covid-19.

Berikut panduan kaifiat Shalat Idul Fitri berjamaah menurut Fatwa MUI no 28 Tahun 2020 :

1. Sebelum shalat, disunnahkan untuk memperbanyak bacaan takbir, tahmid, dan tasbih.

2. Shalat dimulai dengan menyeru “ash-shalâta jami’ah”, tanpa azan dan iqamah.

3. Memulai dengan niat shalat Idul Fitri, yang jika dilafalkan Ushallii sunnatan lii’idil fitri rak’ataini (imaaman / makmuuman) lillahi ta’aala”, yang artinya “Aku berniat shalat sunnah Idul Fitri dua rakaat (menjadi makmum/imam) karena Allah ta’ala.”

4. Membaca takbiratul ihram sambil mengangkat kedua tangan.

5. Membaca doa iftitah.

6. Membaca takbir sebanyak 7 (tujuh) kali (di luar takbiratul ihram) dan di antara tiap takbir itu dianjurkan membaca: Subhanallah wal hamdulillah walaa ilaaha illallah wallahu akbar

7. Membaca surah al-Fatihah, diteruskan membaca surah yang pendek dari Alquran.

8. Ruku’, sujud, duduk di antara dua sujud, dan seterusnya hingga berdiri lagi seperti shalat biasa.

9. Pada rakaat kedua sebelum membaca al-Fatihah, disunnahkan takbir sebanyak 5 (lima) kali sambil mengangkat tangan, di luar takbir saat berdiri (takbir qiyam), dan di antara tiap takbir disunnahkan membaca Subhanallah wal hamdulillah walaa ilaaha illallah wallahu akbar

10. Membaca Surah al-Fatihah, diteruskan membaca surah yang pendek dari Alquran.

11. Ruku’, sujud, dan seterusnya hingga salam.

12. Setelah salam, disunnahkan mendengarkan khutbah Idul Fitri.

Panduan Kaifiat Khutbah Idul Fitri

Baca Juga :  Restoran Karma Beach Terbakar Hebat, 7 Jam Api Baru Padam

1. Khutbah ‘Id hukumnya sunnah yang merupakan kesempurnaan shalat Idul Fitri.

2. Khutbah ‘Id dilaksanakan dengan dua khutbah,

dilaksanakan dengan berdiri dan di antara keduanya dipisahkan dengan duduk sejenak.

3. Khutbah pertama dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Membaca takbir sebanyak sembilan kali

b. Memuji Allah dengan sekurang-kurangnya membaca Alhamdulillah

c. Membaca shalawat nabi saw, antara lain dengan membaca Allahumma Sholli Alaa Sayyidina Muhammad

d. Berwasiat tentang takwa.

e. Membaca ayat Al-Qur’an

4. Khutbah kedua dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Membaca takbir sebanyak tujuh kali

b. Memuji Allah dengan sekurang-kurangnya membaca Alhamdulillah

c. Membaca shalawat nabi saw, antara lain dengan membaca Allahumma Sholli Alaa Sayyidina Muhammad

d. Berwasiat tentang takwa.

e. Mendoakan kaum muslimin.

Sedangkan jika Shalat berjamaah dirumah secara sendiri maupun berjamaah, MUI memberikan fatwa yang mengatur hal tersebut.

Ketentuan Shalat Idul Fitri Di Rumah

1. Shalat Idul Fitri yang dilaksanakan di rumah dapat dilakukan secara berjamaah dan dapat dilakukan secara sendiri (munfarid).

2. Jika shalat Idul Fitri dilaksanakan secara berjamaah, makaketentuannya sebagai berikut:

a. Jumlah jamaah yang shalat minimal 4 orang, satu orang imam dan 3 orang makmum.

b. Kaifiat shalatnya mengikuti ketentuan Panduan Kaifiat Shalat Idul Fitri Berjamaah dalam fatwa ini (seperti diatas)

c. Usai shalat Id, khatib melaksanakan khutbah dengan mengikuti ketentuan dalam fatwa ini.

d. Jika jumlah jamaah kurang dari empat orang atau jika dalam pelaksanaan shalat jamaah di rumah tidak ada yang berkemampuan untuk khutbah, maka shalat Idul Fitri boleh dilakukan berjamaah tanpa khutbah.

3. Jika shalat Idul Fitri dilaksanakan secara sendiri (munfarid), maka ketentuannya sebagai berikut:

Baca Juga :  Komplotan WNA Pembuat KTP Didakwa Lakukan Penyuapan

a. Berniat shalat Idul Fitri secara sendiri yang jika dilafalkan berbunyi Ushallii sunnatan lii’idil fitri rak’ataini munfaridan lillahi taa’ala”

b. Dilaksanakan dengan bacaan pelan (sirr).

c. Tata cara pelaksanaannya mengacu pada Panduan Kaifiat Shalat Idul Fitri Berjamaah dalam fatwa ini

d. Tidak ada khutbah.

Selain itu, MUI dalam fatwanya juga menegaskan tidak boleh adanya takbir keliling yang menyebabkan kerumunan massa, MUI memberika panduan Takbir Idul Fitri sebagai berikut:

1. Setiap muslim dalam kondisi apapun disunnahkan untuk menghidupkan malam Idul Fitri dengan takbir, tahmid, tahlil menyeru keagungan Allah SWT.

2. Waktu pelaksanaan takbir mulai dari tenggelamnya matahari di akhir ramadhan hingga jelang dilaksanakannya shalat Idul Fitri.

3. Disunnahkan membaca takbir di rumah, di masjid, di pasar, di kendaraan, di jalan, di rumah sakit, di kantor, dan di tempat-tempat umum sebagai syiar keagamaan.

4. Pelaksanaan takbir bisa dilaksanakan sendiri atau bersama-sama, dengan cara jahr (suara keras) atau sirr (pelan).

5. Dalam situasi pandemi yang belum terkendali, takbir bisa dilaksanakan di rumah, di masjid oleh pengurus takmir, di jalan oleh petugas atau jamaah secara terbatas, dan juga melalui media televisi, radio, media sosial, dan media digital lainnya.

6. Umat Islam, pemerintah, dan masyarakat perlu menggemakan takbir, tahmid, dan tahlil saat malam Idul Fitri sebagai tanda syukur sekaligus doa agar wabah COVID-19 segera diangkat oleh Allah SWT.

Dalam keputusan terakhir pemerintah bersama MUI serta Ormas Islam lainnya, ummat Muslim diharuskan melaksanakan Shalat Id di rumah masing-masing dan tidak melakukan silaturahmi secara langsung yang membuat berkumpulnya orang banyak.


DENPASAR, BALI EXPRESS – Komisi Fatwa  Majelis Ulama Indonesia (MUI) pusat telah mengeluarkan fatwa no 28 Tahun 2020 tentang tata cara Shalat Idul Fitri di tengah wabah virus Covid-19.

Fatwa yang dikeluarkan pada Rabu (13/5) dapat menjadi rujukan ummat muslim di Indonesia dalam pelaksanaan Shalat Idul Fitri ditengah Covid-19.

Berikut panduan kaifiat Shalat Idul Fitri berjamaah menurut Fatwa MUI no 28 Tahun 2020 :

1. Sebelum shalat, disunnahkan untuk memperbanyak bacaan takbir, tahmid, dan tasbih.

2. Shalat dimulai dengan menyeru “ash-shalâta jami’ah”, tanpa azan dan iqamah.

3. Memulai dengan niat shalat Idul Fitri, yang jika dilafalkan Ushallii sunnatan lii’idil fitri rak’ataini (imaaman / makmuuman) lillahi ta’aala”, yang artinya “Aku berniat shalat sunnah Idul Fitri dua rakaat (menjadi makmum/imam) karena Allah ta’ala.”

4. Membaca takbiratul ihram sambil mengangkat kedua tangan.

5. Membaca doa iftitah.

6. Membaca takbir sebanyak 7 (tujuh) kali (di luar takbiratul ihram) dan di antara tiap takbir itu dianjurkan membaca: Subhanallah wal hamdulillah walaa ilaaha illallah wallahu akbar

7. Membaca surah al-Fatihah, diteruskan membaca surah yang pendek dari Alquran.

8. Ruku’, sujud, duduk di antara dua sujud, dan seterusnya hingga berdiri lagi seperti shalat biasa.

9. Pada rakaat kedua sebelum membaca al-Fatihah, disunnahkan takbir sebanyak 5 (lima) kali sambil mengangkat tangan, di luar takbir saat berdiri (takbir qiyam), dan di antara tiap takbir disunnahkan membaca Subhanallah wal hamdulillah walaa ilaaha illallah wallahu akbar

10. Membaca Surah al-Fatihah, diteruskan membaca surah yang pendek dari Alquran.

11. Ruku’, sujud, dan seterusnya hingga salam.

12. Setelah salam, disunnahkan mendengarkan khutbah Idul Fitri.

Panduan Kaifiat Khutbah Idul Fitri

Baca Juga :  Pembukaan Objek Wisata Tunggu Instruksi Bupati Gianyar

1. Khutbah ‘Id hukumnya sunnah yang merupakan kesempurnaan shalat Idul Fitri.

2. Khutbah ‘Id dilaksanakan dengan dua khutbah,

dilaksanakan dengan berdiri dan di antara keduanya dipisahkan dengan duduk sejenak.

3. Khutbah pertama dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Membaca takbir sebanyak sembilan kali

b. Memuji Allah dengan sekurang-kurangnya membaca Alhamdulillah

c. Membaca shalawat nabi saw, antara lain dengan membaca Allahumma Sholli Alaa Sayyidina Muhammad

d. Berwasiat tentang takwa.

e. Membaca ayat Al-Qur’an

4. Khutbah kedua dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Membaca takbir sebanyak tujuh kali

b. Memuji Allah dengan sekurang-kurangnya membaca Alhamdulillah

c. Membaca shalawat nabi saw, antara lain dengan membaca Allahumma Sholli Alaa Sayyidina Muhammad

d. Berwasiat tentang takwa.

e. Mendoakan kaum muslimin.

Sedangkan jika Shalat berjamaah dirumah secara sendiri maupun berjamaah, MUI memberikan fatwa yang mengatur hal tersebut.

Ketentuan Shalat Idul Fitri Di Rumah

1. Shalat Idul Fitri yang dilaksanakan di rumah dapat dilakukan secara berjamaah dan dapat dilakukan secara sendiri (munfarid).

2. Jika shalat Idul Fitri dilaksanakan secara berjamaah, makaketentuannya sebagai berikut:

a. Jumlah jamaah yang shalat minimal 4 orang, satu orang imam dan 3 orang makmum.

b. Kaifiat shalatnya mengikuti ketentuan Panduan Kaifiat Shalat Idul Fitri Berjamaah dalam fatwa ini (seperti diatas)

c. Usai shalat Id, khatib melaksanakan khutbah dengan mengikuti ketentuan dalam fatwa ini.

d. Jika jumlah jamaah kurang dari empat orang atau jika dalam pelaksanaan shalat jamaah di rumah tidak ada yang berkemampuan untuk khutbah, maka shalat Idul Fitri boleh dilakukan berjamaah tanpa khutbah.

3. Jika shalat Idul Fitri dilaksanakan secara sendiri (munfarid), maka ketentuannya sebagai berikut:

Baca Juga :  Protokol Kesehatan Siap, Destinasi Ulun Danu Beratan Dibuka

a. Berniat shalat Idul Fitri secara sendiri yang jika dilafalkan berbunyi Ushallii sunnatan lii’idil fitri rak’ataini munfaridan lillahi taa’ala”

b. Dilaksanakan dengan bacaan pelan (sirr).

c. Tata cara pelaksanaannya mengacu pada Panduan Kaifiat Shalat Idul Fitri Berjamaah dalam fatwa ini

d. Tidak ada khutbah.

Selain itu, MUI dalam fatwanya juga menegaskan tidak boleh adanya takbir keliling yang menyebabkan kerumunan massa, MUI memberika panduan Takbir Idul Fitri sebagai berikut:

1. Setiap muslim dalam kondisi apapun disunnahkan untuk menghidupkan malam Idul Fitri dengan takbir, tahmid, tahlil menyeru keagungan Allah SWT.

2. Waktu pelaksanaan takbir mulai dari tenggelamnya matahari di akhir ramadhan hingga jelang dilaksanakannya shalat Idul Fitri.

3. Disunnahkan membaca takbir di rumah, di masjid, di pasar, di kendaraan, di jalan, di rumah sakit, di kantor, dan di tempat-tempat umum sebagai syiar keagamaan.

4. Pelaksanaan takbir bisa dilaksanakan sendiri atau bersama-sama, dengan cara jahr (suara keras) atau sirr (pelan).

5. Dalam situasi pandemi yang belum terkendali, takbir bisa dilaksanakan di rumah, di masjid oleh pengurus takmir, di jalan oleh petugas atau jamaah secara terbatas, dan juga melalui media televisi, radio, media sosial, dan media digital lainnya.

6. Umat Islam, pemerintah, dan masyarakat perlu menggemakan takbir, tahmid, dan tahlil saat malam Idul Fitri sebagai tanda syukur sekaligus doa agar wabah COVID-19 segera diangkat oleh Allah SWT.

Dalam keputusan terakhir pemerintah bersama MUI serta Ormas Islam lainnya, ummat Muslim diharuskan melaksanakan Shalat Id di rumah masing-masing dan tidak melakukan silaturahmi secara langsung yang membuat berkumpulnya orang banyak.


Most Read

Artikel Terbaru