DENPASAR, BALI EXPRESS – Jika ingin mengenal atau merasakan sensasi indahnya beberapa tanaman langka dan tanaman endemik lainnya yang ada di Indonesia, terutama soal bunga anggrek, tak perlu jauh-jauh datang ke Kebun Raya Eka Karya, Bedugul.
Warga Denpasar kini bisa menikmatinya di Duta Orchid Garden. Taman ini terletak di Jalan Bypass Ngurah Rai Nomor 21x, Tohpati, Denpasar. Di taman ini pengunjung dapat menikmati hamparan bunga anggrek yang sudah dikelompokkan. Seperti anggrek bulan yang diletakkan di sebuah green house. Pemandangan ini menjadi spot utama para pengunjung untuk melakukan swafoto. Terlebih bunga dari jenis anggrek ini memiliki makhota yang besar.
Tidak hanya itu, jika berkunjung ke taman ini ikutilah jalur track yang sudah disediakan. Pihak taman membebaskan pengunjung untuk melihat serta memasuki spot-spot yang ada di taman tersebut. Namun jangan coba-coba untuk menyentuh anggrek-anggrek yang menjadi koleksi dari Duta Oehid Garden ini. Sebab banyaknya sentuhan dapat menyebabkan bunga cepat rontok bahkan patah. Ada tiga spot yang menjadi favorit wisatawan saat berkunjung ke taman ini yakni Dendrobium, Phalaenopsis dan Mini Forest. Ketiga spot itu merupakan green house yang menjadi rumah anggrek. Anggrek jenis Dendrobium adalah salah satu marga anggrek epifit yang biasa digunakan sebagai tanaman hias ruang atau taman. Bunganya bervariasi dan indah. Sementara Palaenopsis adalah spesies anggrek asli Indonesia. Bentuknya mirip dengan kupu-kupu. Anggrek ini juga merupakan anggrek epifit yang hidup menempel pada batang kayu atau dahan. Batangnya sangat pendek dan tertutup oleh daun yang berbentuk jorong. Sementara pada mini forest banyak terdapat tanaman-tanaman langka yang ada di hutan. Terdapat juga beberapa spesies anggrek hutan yang ditempatkan pada green house ini. Kondisinya yang sejuk dan lembab membuat suasana menjadi sedikit mirip seperti di hutan. Bebatuan dengan lumut-lumut hijau disusun dan digunakan sebagai media tumbuh anggrek. Pihak pengelola sengaja mendesign spot-spot tersebut agar menyerupai habiat aslinya. Sehingga tumbuhan-tumbuhan yang dirawat di tempat tersebut mudah untuk beradaptasi.
Ditemui dilokasi, Owner Duta Orchid Garden, Ni Wayan Srilaba menjelaskan, ada ratusan jenis anggrek yang menjadi koleksi dari taman ini. Anggrek-anggrek tersebut ia dapatnya dari berbagai daerah yang sebelumnya ia kembangkan dan rawat di kebunnya di Karangasem dan Plaga. “Jenis anggreak di sini banyak sekali. Jumlahnya masih didata. Ada anggrek hutan, spesies dan yang lainnya. Kami kelompokkan dulu. Yang langka juga ada di sini, seperti anggrek larat, anggrek bulan, anggrek hitam dan masih banyak lagi,” ujarnya.
Srilaba pun menuturkan, tempat ini sempat dibuka untuk umum pada Agustus 2019 lalu dan menjadi salah satu tempat edukasi serta tempat berwisata yang menyenangkan di Kota Denpasar. Namun, karena pandemi Covid-19, pihak garden terpaksa harus menutup sementara taman ini untuk mengikuti anjuran pemerintah. “Kami baru buka Agustus 2019. Sempat sudah jalan, banyak tamu yang datang. Kemudian karena pandemi kami tutup dulu selama 6 bulan. Tutupnya dari Januari, awal-awal isu pandemi,” kata dia, Jumat (21/8) sore.
Untuk penjualan anggrek, Srilaba memasang harga mulai Rp 500 ribu dan paling mahal Rp 5 juta. “Kalau anggrek itu tidak bisa disamakan harganya. Tergantung spesies dan bunganya. Di samping itu juga dari waktu pemeliharaannya. Kalau dirawat bertahun-tahun harganya bisa mahal juga,” tuturnya.
Meskipun belum dilakukan grand opening, tempat ini mulai ramai dikunjungi. Biasanya pengunjung akan datang pada sore hari. Pengunjung yang datang akan dikenakan biaya tiket masuk. Untuk wisatawan lokal ber-KTP Bali dibanderol Rp 50 ribu, wisatawan lokal ber-KTP luar Bali Rp 60 ribu dan wisatawan asing Rp 150 ribu. Untuk anak-anak dikenakan tiket masuk setengah dari harga tiket orang dewasa di masing-masing kategori. “Grand opening saat 27 September ini. Kunjungan per hari bisa mencapai 100 orang,” kata dia.