26.5 C
Denpasar
Tuesday, June 6, 2023

Kapuspen TNI Klarifikasi Temuan Minyak dan Deteksi KRI Nanggala 402

BADUNG, BALI EXPRESS –  Hilangnya Kapal Republik Indonesia  (KRI) Nanggala 402 milik TNI Angkatan Laut membuat heboh publik tanah air. Diketahui, kapal selam buatan Jerman yang beroperasi sejak 1981 dan mengangkut sebanyak 53 kru tersebut dilaporkan hilang kontak di utara perairan laut Bali, pada Rabu (21/4).

Kapuspen TNI Mayjen TNI Achmad Riad mewakili Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dalam keterangan persnya di Baseops Lanud I Gusti Ngurah Rai Bali, Kamis (22/4), menjelaskan, KRI Nanggala 402 mengalami hilang kontak di posisi 60 mile di utara perairan Bali.

 “Kala itu KRI Nanggala sedang melaksanakan latihan penembakan torpedo,” terang Riad.

Ketika itu, sekira pukul pukul 03.46, kembaran dari KRI Cakra 401 melakukan penyelaman. Kemudian pukul 04.00 dilaksanakan penggenangan peluncur torpedo nomor 8, lalu berselang 25 menit kemudian, saat komandan gugus tugas pelatihan akan memberikan otorisasi peluncuran torpedo, terjadilah hilang kontak.

Baca Juga :  Terdakwa Menyanggah, Manajemen Koperasi Asta Sedana Kesal

“Menindaklanjuti hal itu TNI AL sudah mengerahkan berbagai KRI untuk membantu pencarian dan memastikan keadaan sebenarnya dari KRI Nanggala 402,” bebernya.

Untuk saat ini masih dilakukan pencarian, dengan mengerahkan sebanyak 5 KRI dan satu helicopter berikut kekuatan 400 orang. Sementara itu, Kapal Hidro-Oceanografi TNI AL yakni KRI Rigel 933 yang sebelumnya digunakan untuk pencarian Sriwijaya air, saat ini juga sudah bergerak.

Ditambahkan oleh Riad, ada banyak berita yang bersliweran seperti penemuan tumpahan minyak dan bau solar di beberapa lokasi yang berbeda. Temuan tersebut terlihat secara visual. Yang pertama oleh heli Phanter AS4201 di posisi 07°49 menit 24 detik Lintang Selatan, 114°50 detik 58 menit Bujur Timur dengan radius area seluas 150 meter. Kemudian KAL Bawean juga mendapatkan temuan, namun lokasinya tidak dilaporkan.  Selanjutnya kapal jenis Fregat KRI Raden Edi Martadinata (REM) 331 menemukan tumpahan minyak di posisi 07°51 menit 92 detik Lintang Selatan, 114°51 menit 77 detik Bujur Timur dengan luas area kurang lebih sama 150 meter.

Baca Juga :  KPU Jembrana Musnahkan 768 Surat Suara Rusak

Di samping tumpahan minyak, KRI REM juga melaporkan secara lisan telah terdeteksi kontak pergerakan di bawah air dengan kecepatan 2,5 knot, namun kontak tersebut dengan cepat hilang, sehingga masih belum cukup data untuk mengidentifikasi kontak yang dimaksud sebagai kapal selam.

 “Jadi ditegaskan, dari berita yang beredar terkait penemuan-penemuan itu, belum bisa digunakan sebagai dasar sebagai acuan lokasi keberadaan KRI Nanggala 402, sehingga saya harap rekan media agar membuat analisa dan memberitakan yang belum bisa dipastikan kebenarannya,” pintanya.


BADUNG, BALI EXPRESS –  Hilangnya Kapal Republik Indonesia  (KRI) Nanggala 402 milik TNI Angkatan Laut membuat heboh publik tanah air. Diketahui, kapal selam buatan Jerman yang beroperasi sejak 1981 dan mengangkut sebanyak 53 kru tersebut dilaporkan hilang kontak di utara perairan laut Bali, pada Rabu (21/4).

Kapuspen TNI Mayjen TNI Achmad Riad mewakili Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dalam keterangan persnya di Baseops Lanud I Gusti Ngurah Rai Bali, Kamis (22/4), menjelaskan, KRI Nanggala 402 mengalami hilang kontak di posisi 60 mile di utara perairan Bali.

 “Kala itu KRI Nanggala sedang melaksanakan latihan penembakan torpedo,” terang Riad.

Ketika itu, sekira pukul pukul 03.46, kembaran dari KRI Cakra 401 melakukan penyelaman. Kemudian pukul 04.00 dilaksanakan penggenangan peluncur torpedo nomor 8, lalu berselang 25 menit kemudian, saat komandan gugus tugas pelatihan akan memberikan otorisasi peluncuran torpedo, terjadilah hilang kontak.

Baca Juga :  Nyoblos Saat Nganten, Ayu Suryati Ngaku Deg-degan

“Menindaklanjuti hal itu TNI AL sudah mengerahkan berbagai KRI untuk membantu pencarian dan memastikan keadaan sebenarnya dari KRI Nanggala 402,” bebernya.

Untuk saat ini masih dilakukan pencarian, dengan mengerahkan sebanyak 5 KRI dan satu helicopter berikut kekuatan 400 orang. Sementara itu, Kapal Hidro-Oceanografi TNI AL yakni KRI Rigel 933 yang sebelumnya digunakan untuk pencarian Sriwijaya air, saat ini juga sudah bergerak.

Ditambahkan oleh Riad, ada banyak berita yang bersliweran seperti penemuan tumpahan minyak dan bau solar di beberapa lokasi yang berbeda. Temuan tersebut terlihat secara visual. Yang pertama oleh heli Phanter AS4201 di posisi 07°49 menit 24 detik Lintang Selatan, 114°50 detik 58 menit Bujur Timur dengan radius area seluas 150 meter. Kemudian KAL Bawean juga mendapatkan temuan, namun lokasinya tidak dilaporkan.  Selanjutnya kapal jenis Fregat KRI Raden Edi Martadinata (REM) 331 menemukan tumpahan minyak di posisi 07°51 menit 92 detik Lintang Selatan, 114°51 menit 77 detik Bujur Timur dengan luas area kurang lebih sama 150 meter.

Baca Juga :  Progres Short Cut Singaraja-Mengwitani Capai 97,26 Persen

Di samping tumpahan minyak, KRI REM juga melaporkan secara lisan telah terdeteksi kontak pergerakan di bawah air dengan kecepatan 2,5 knot, namun kontak tersebut dengan cepat hilang, sehingga masih belum cukup data untuk mengidentifikasi kontak yang dimaksud sebagai kapal selam.

 “Jadi ditegaskan, dari berita yang beredar terkait penemuan-penemuan itu, belum bisa digunakan sebagai dasar sebagai acuan lokasi keberadaan KRI Nanggala 402, sehingga saya harap rekan media agar membuat analisa dan memberitakan yang belum bisa dipastikan kebenarannya,” pintanya.


Most Read

Artikel Terbaru