SINGARAJA, BALI EXPRESS – Patung Ida Panji Landung rencananya akan dibangun di jalan baru batas kota Singaraja-Mengwitani. Patung ini digadang-gadang setinggi 6,6 meter. Patung tersebut dibuat dengan dua tokoh yakni Ida Panji Landung yang sedang menyunggi Ki Barak Panji Sakti. Pembangunan patung ini segera dibuat, namun saat ini pembangunan baru sebatas pondasi saja.
Pihak Kontraktor PT Sinar Bali Bina Karya pun mencoba menggali informasi terkait filosofi serta sejarah Ki Barak Panji Sakti. Mereka mendatangi Puri Buleleng dengan maksud dapat mencerna sejarah yang disampaikan oleh penglingsir puri.
Pihak Puri Buleleng pun menyambut baik kedatangan kontraktor dan telah memperlihatkan miniature Raja Buleleng Ki Barak Panji Sakti. Pada miniature itu sosok pria gagah bertubuh besar menyunggi sosok pria di atas pundaknya. Miniatur Ida Panji Landung juga terlihat menunjuk ke arah barat. Pihak puri juga meminta kepada kontraktor agar dalam pembuatan patung tersebut sosok Ki Barak Panji Sakti dibuat lebih muda dari miniature yang dimiliki sesuai dengan sejarahnya. Posisi tangan yang menunjuk ke arah barat juga dibuat lebih tinggi dan tegas. “Konon Panji Landung ini bukan manusia. Kami pihak puri berterima kasih kepada pemerintah membangun patung monumental,” ujar Manggala Utama Pasemetonan Puri Buleleng, Anak Agung Wiranata Kusuma, Jumat (22/4) siang.
Patung setinggi 6,6 meter itu rencananya akan dikerjakan oleh seniman dari Gianyar. Patung akan dibuat dengan rangka baja dan menggunakan fiberglass resin. Dalam kurun waktu tiga bulan, patung tersebut ditargetkan rampung. “Jadi kami target anjung pandang ini Oktober sudah rampung. Nanti juga akan dilengkapi beberapa fasilitas rest area seperti toilet,” ungkap Project Manager PT Sinar Bali Bina Karya, I Putu Wahyu Nayaka.
Diceritakan, perjalanan Ki Barak Panji Sakti menjadi Raja Buleleng diawali dari wilayah Desa Wanagiri, Kecamatan Sukasada, tepatnya di lokasi Pura Yeh Ketipat saat ini. Ki Barak saat itu masih sangat muda. Terhitung usianya masih belia. 12 tahun. Perjalanannya dari Klungkung diikuti oleh beberapa pasukan. Ketika tiba di wilayah Wanagiri, ia dan pasukannya kekurangan air saat memakan bekal yang dibawanya. Kemudian ia mengambil keris yang dibawanya dari Klungkung. Ia tancapkan keris pemberian orang tuanya itu ke tanah. Seketika tancapan keris itu mengeluarkan air yang dapat diminum olehnya dan pasukannya.
Disaat bersamaan, muncul sosok yang bertubuh tinggi dan besar. Sosok itu kemudian mengangkat Ki Barak Panji Sakti di atas pundaknya sembari menunjuk ke arah barat, timur dan utara. Disaat itu ia menyampaikan kepada Panji Sakti, kelak wilayah yang membentang dari barat hingga ke timur di bagian utara itu akan menjadi wilayah kekuasaannya. Sosok itu tiada lain konon adalah Panji Landung.
Reporter: Dian Suryantini
SINGARAJA, BALI EXPRESS – Patung Ida Panji Landung rencananya akan dibangun di jalan baru batas kota Singaraja-Mengwitani. Patung ini digadang-gadang setinggi 6,6 meter. Patung tersebut dibuat dengan dua tokoh yakni Ida Panji Landung yang sedang menyunggi Ki Barak Panji Sakti. Pembangunan patung ini segera dibuat, namun saat ini pembangunan baru sebatas pondasi saja.
Pihak Kontraktor PT Sinar Bali Bina Karya pun mencoba menggali informasi terkait filosofi serta sejarah Ki Barak Panji Sakti. Mereka mendatangi Puri Buleleng dengan maksud dapat mencerna sejarah yang disampaikan oleh penglingsir puri.
Pihak Puri Buleleng pun menyambut baik kedatangan kontraktor dan telah memperlihatkan miniature Raja Buleleng Ki Barak Panji Sakti. Pada miniature itu sosok pria gagah bertubuh besar menyunggi sosok pria di atas pundaknya. Miniatur Ida Panji Landung juga terlihat menunjuk ke arah barat. Pihak puri juga meminta kepada kontraktor agar dalam pembuatan patung tersebut sosok Ki Barak Panji Sakti dibuat lebih muda dari miniature yang dimiliki sesuai dengan sejarahnya. Posisi tangan yang menunjuk ke arah barat juga dibuat lebih tinggi dan tegas. “Konon Panji Landung ini bukan manusia. Kami pihak puri berterima kasih kepada pemerintah membangun patung monumental,” ujar Manggala Utama Pasemetonan Puri Buleleng, Anak Agung Wiranata Kusuma, Jumat (22/4) siang.
Patung setinggi 6,6 meter itu rencananya akan dikerjakan oleh seniman dari Gianyar. Patung akan dibuat dengan rangka baja dan menggunakan fiberglass resin. Dalam kurun waktu tiga bulan, patung tersebut ditargetkan rampung. “Jadi kami target anjung pandang ini Oktober sudah rampung. Nanti juga akan dilengkapi beberapa fasilitas rest area seperti toilet,” ungkap Project Manager PT Sinar Bali Bina Karya, I Putu Wahyu Nayaka.
Diceritakan, perjalanan Ki Barak Panji Sakti menjadi Raja Buleleng diawali dari wilayah Desa Wanagiri, Kecamatan Sukasada, tepatnya di lokasi Pura Yeh Ketipat saat ini. Ki Barak saat itu masih sangat muda. Terhitung usianya masih belia. 12 tahun. Perjalanannya dari Klungkung diikuti oleh beberapa pasukan. Ketika tiba di wilayah Wanagiri, ia dan pasukannya kekurangan air saat memakan bekal yang dibawanya. Kemudian ia mengambil keris yang dibawanya dari Klungkung. Ia tancapkan keris pemberian orang tuanya itu ke tanah. Seketika tancapan keris itu mengeluarkan air yang dapat diminum olehnya dan pasukannya.
Disaat bersamaan, muncul sosok yang bertubuh tinggi dan besar. Sosok itu kemudian mengangkat Ki Barak Panji Sakti di atas pundaknya sembari menunjuk ke arah barat, timur dan utara. Disaat itu ia menyampaikan kepada Panji Sakti, kelak wilayah yang membentang dari barat hingga ke timur di bagian utara itu akan menjadi wilayah kekuasaannya. Sosok itu tiada lain konon adalah Panji Landung.
Reporter: Dian Suryantini