25.4 C
Denpasar
Thursday, June 8, 2023

BBPOM Temukan Makanan Berformalin di Pasar Kreneng

BALI EXPRESS, DENPASAR – Menjelang Galungan dan Kuningan, bertepatan pula dengan bulan Puasa, Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) di Denpasar melakukan sidak di Pasar Kreneng. Adapun makanan yang dicurigai mengandung bahan kimia berupa formalin dan rhodamin B pada jajan Bali maupun ikan segar. Dalam sidak tersebut sekitar tujuh toko diambil jajan dan ikan selanjutnya dites, sedangkan yang mengandung bahan kimia sebanyak tujuh sample dari 28 sampel yang ada. 

 

Kepala BBPOM di Denpasar, I Gusti Ayu Adhi Aryapatni saat diwawancarai Bali Express (Jawa Pos Group) mengungkapkan, sidak tersebut yang disasar adalah beragam makanan. Seperti jajan khas Bali berupa gipang, jajan begina, apem, dan jajan matahari karena pada hari raya keperluan masyarakat sangat banyak sehingga dicurigai pembuatnya menggunakan bahan kimia untuk mengejar target tanpa menghiraukan segi kesehatannya. “Semua bahan kimia itu bersifat bahaya, karena dapat menyebabkan kanker, dengan efek yang bisa dirasakan sekian waktu jika sempat mengkonsumsinya secara terus menerus,” jelasnya di Pasar Kreneng, Denpasar Senin kemarin (21/5). 

Baca Juga :  Realisasi Pemutihan PKB Capai Rp 348 Miliar Lebih

 

Ia juga menjelaskan dalam sidak yang berlangsung sekitar dua jam itu menggunakan 28 sampel dari delapan toko yang ada dan mengandung bahan kimia sebanyak tujuh sample. Bahkan selain jajan kering yang ada di pasar tersebut, tahu, ikan teri dan ikan segar juga ada terkandung bahan pengawet berupa formalin. Sehingga nampak ikan yang dicek oleh pihaknya selalu segar, sedangkan jajan Bali yang mengandung bahan kimia berupa zat pewarna nampak lebih cerah. 

 

Dari delapan makanan tersebut yang mengandung formalin adalah ikan asin sudang dan ikan teri medan. Sedangkan sisanya adalah jajan Bali berupa jajan begina, apem ping, matahari ping, gipang, dan apem kecil. “Untuk hasil yang sekarang dan terbukti terkandung bahan kimia untuk tidak boleh dijual kembali, kami juga mencegah supliernya melalui diadakan pembinaan,” tandasnya. 

 

Pihaknya juga telah melakukan pengawasan secara mandiri pada tujuh pasar yang ada di Bali. Bahkan di Denpasar sendiri mampu diawasinya baru empat pasar dan tiga di luar Kota Denpasar, salah satunya adalah Pasar Kreneng tersebut.  Dirinya juga berharap agar masyarakat lebih mengutamakan kesehatannya dalam membeli makanan sehari-hari. Yaitu dengan cara mengecek kemasan barang, label,dan  tanggal kedaluwarsanya. 

Baca Juga :  Buntut Penyelidikan Kejari Klungkung, LPD Bakas Kejar Kredit Macet

 

“Jadi lebih hati-hati saat berbelanja, seperti ciri-ciri pada tahu dan jajan Bali itu tidak mudah rapuh jika berisi pengawet. Sama seperti ikan yang didiamkan saja kalau tidak berlendir dalam satu hari itu patut dicurigai ada formalin atau pengawetnya,” papar Ayu Adhi. 

 

Sementara, salah satu pedagang setempat, Ni Ketut Murtini mengaku salah satu produk dagangannya dicek. Ia mengaku hanya menerima jajan Bali berupa regina dari pembuatnya langsung, sehingga Murtini tidak mengetahui jajannya tersebut menggunakan bahan pewarna tekstil. “Saya hanya beli dari pembuatnya langsung, entah itu mengandung dan mempergunakan bahan kimia saya tidak tahu. Pantasan warnanya sedikit beda dan lebih cerah dari jajan yang sebelumnya,” imbuh Murtini. Selain di Kreneng, sore harinya BBPOM juga menyidak makanan di Pasar Ramadan Kampung Jawa.


BALI EXPRESS, DENPASAR – Menjelang Galungan dan Kuningan, bertepatan pula dengan bulan Puasa, Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) di Denpasar melakukan sidak di Pasar Kreneng. Adapun makanan yang dicurigai mengandung bahan kimia berupa formalin dan rhodamin B pada jajan Bali maupun ikan segar. Dalam sidak tersebut sekitar tujuh toko diambil jajan dan ikan selanjutnya dites, sedangkan yang mengandung bahan kimia sebanyak tujuh sample dari 28 sampel yang ada. 

 

Kepala BBPOM di Denpasar, I Gusti Ayu Adhi Aryapatni saat diwawancarai Bali Express (Jawa Pos Group) mengungkapkan, sidak tersebut yang disasar adalah beragam makanan. Seperti jajan khas Bali berupa gipang, jajan begina, apem, dan jajan matahari karena pada hari raya keperluan masyarakat sangat banyak sehingga dicurigai pembuatnya menggunakan bahan kimia untuk mengejar target tanpa menghiraukan segi kesehatannya. “Semua bahan kimia itu bersifat bahaya, karena dapat menyebabkan kanker, dengan efek yang bisa dirasakan sekian waktu jika sempat mengkonsumsinya secara terus menerus,” jelasnya di Pasar Kreneng, Denpasar Senin kemarin (21/5). 

Baca Juga :  Kartika Tiap Tahun Tunggu Program Pelayanan Kesehatan Gigi Gratis

 

Ia juga menjelaskan dalam sidak yang berlangsung sekitar dua jam itu menggunakan 28 sampel dari delapan toko yang ada dan mengandung bahan kimia sebanyak tujuh sample. Bahkan selain jajan kering yang ada di pasar tersebut, tahu, ikan teri dan ikan segar juga ada terkandung bahan pengawet berupa formalin. Sehingga nampak ikan yang dicek oleh pihaknya selalu segar, sedangkan jajan Bali yang mengandung bahan kimia berupa zat pewarna nampak lebih cerah. 

 

Dari delapan makanan tersebut yang mengandung formalin adalah ikan asin sudang dan ikan teri medan. Sedangkan sisanya adalah jajan Bali berupa jajan begina, apem ping, matahari ping, gipang, dan apem kecil. “Untuk hasil yang sekarang dan terbukti terkandung bahan kimia untuk tidak boleh dijual kembali, kami juga mencegah supliernya melalui diadakan pembinaan,” tandasnya. 

 

Pihaknya juga telah melakukan pengawasan secara mandiri pada tujuh pasar yang ada di Bali. Bahkan di Denpasar sendiri mampu diawasinya baru empat pasar dan tiga di luar Kota Denpasar, salah satunya adalah Pasar Kreneng tersebut.  Dirinya juga berharap agar masyarakat lebih mengutamakan kesehatannya dalam membeli makanan sehari-hari. Yaitu dengan cara mengecek kemasan barang, label,dan  tanggal kedaluwarsanya. 

Baca Juga :  Cok Ace Klaim Menlu dan Menkumham Beri Apresiasi Prokes di Bali

 

“Jadi lebih hati-hati saat berbelanja, seperti ciri-ciri pada tahu dan jajan Bali itu tidak mudah rapuh jika berisi pengawet. Sama seperti ikan yang didiamkan saja kalau tidak berlendir dalam satu hari itu patut dicurigai ada formalin atau pengawetnya,” papar Ayu Adhi. 

 

Sementara, salah satu pedagang setempat, Ni Ketut Murtini mengaku salah satu produk dagangannya dicek. Ia mengaku hanya menerima jajan Bali berupa regina dari pembuatnya langsung, sehingga Murtini tidak mengetahui jajannya tersebut menggunakan bahan pewarna tekstil. “Saya hanya beli dari pembuatnya langsung, entah itu mengandung dan mempergunakan bahan kimia saya tidak tahu. Pantasan warnanya sedikit beda dan lebih cerah dari jajan yang sebelumnya,” imbuh Murtini. Selain di Kreneng, sore harinya BBPOM juga menyidak makanan di Pasar Ramadan Kampung Jawa.


Most Read

Artikel Terbaru