DENPASAR, BALI EXPRESS – Wimbakara (Lomba) Foto dengan Caption Mabasa Bali menjadi ajang yang sangat menarik dalam perhelatan Bulan Bahasa Bali selama sebulan penuh ini. Karya foto dari masing-masing peserta cukup menarik, walau itu melalui proses yang cukup sulit.
“Dari semua foto yang masuk, visual fotonya sangat kreatif. Rata-rata prserta sudah menampilkan ide dan teknik kebaruan yang sangat variatif ,” kata salah satu Dewan Juri, Dr. I Made Bayu Pramana, S.Sn.,M.Sn, Rabu (22/2).
Peserta Lomba Foto dengan Caption Mabasa Bali ini diikuti peserta dari 9 kabupaten dan kota di Bali. Untuk lomba secara online ini, ada sebanyak 87 foto yang masuk.
“Jujur, kami sempat bingung memilih yang terbaik diantara karya-karya foto itu. Hampir semuanya bagus-bagus. Ini sebuah peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya,” ungkap Koordinator Program Study Fotografi ISI Denpasar ini.
Selain ditunjang karya visual yang menarik, karena memang ada caption bahasa Bali yang dilombakan juga, sehingga dewan juri juga meninjau caption para peserta. Memang, dari semua peserta itu rata rata menggunakan tatanan bahasa Bali yang baik.
“Ada pula beberapa peserta bahasa Bali-nya sudah baik, tetapi ada narasinya yang kurang nyambung dengan foto-foto yang ditampilkan, sehingga menjadi miss persepsi antara visual foto dengan narasi yang dituliskan,” ungkap dosen fotografi ini santai.
Dari semua peserta itu, ada 3 tema yang paling banyak diangkat. Karena memang tema lomba itu Segara Kerthi, sehingga secara visual semua peserta menampilkan karya foto tentang laut. Namun, secara spesifik ada 3 tema yang mereka angkat, pertama landscape atau pemandangan laut, kedua human interest yang banyak menampilkan kehidupan manusia Bali berinteraksi dengan laut, mencari kehidupan di laut, termasuk mengelola laut.
Sedangkan ketiga, tema upacara, ritual yang dilakukan di laut. “Saya lihat, tiga tema tersebut paling muncul dalam karya lomba kali ini,” tegasnya.
Bayu Pramana mengatakan, lomba foto dengan caption atau narasi berbahasa Bali ini yang menarik, dan cukup sulit. Kalau lomba foto saja, dengan caption berbahasa Indonesia atau berbahasa Inggris itu mungkin biasa.
Lalu, kalau tentang foto caption Mabahasa Bali? Bayu Pramana mengatakan, rasanya memang harus sering-sering menuangkan bahasa Bali dalam kegiatan foto, sehingga menjadi hal yang biasa. Tidak hanya fotografi, mungkin saja bisa dituangkan dalam komik, cerpen atau hal-hal lainnya yang dapat menarik minat masyarakat terutama anak-anak muda agar menjadi biasa.