DENPASAR, BALI EXPRESS – Wakil Ketua DPRD Kota Denpasar Made Muliawan Arya atau yang akrab disapa De Gadjah melayat ke rumah duka I Putu Eka Astina alias Tu Pekak, 40, di Jalan Nangka, Gang Kenari VII, Denpasar Utara, pada Kamis (23/3). Pria itu pun menyesalkan adanya tragedi berdarah di Malam Pengerupukan tersebut.
De Gajah menyampaikan Pengerupukan sebagai rangkaian Hari Suci Nyepi sempat tidak terlaksana karena Pandemi Covid-19. Pada 2023 ini, acara sakral itu bisa kembali terlaksana dan pihaknya mengadakan program keliling banjar guna menyampaikan kepada pemuda untuk jaga diri, menjaga kawan-kawan dan turunkan ego, agar upacara berjalan tentram.
“Karena bagaimanapun, kalau bukan kita yang menjaga adat budaya kita siapa lagi, ya saya sangat menyesali adanya kejadian ini, ini negara hukum, saya serahkan kepada hukum untuk kasus ini,” katanya. Pihaknya pun akan memberikan dukukan kepada keluarga korban. Lantaran, Tu Pekak adalah Tulang punggung keluarga.
Kehilangan dirinya pasti sangat memberatkan keluarga. Disamping itu, korban juga merupakan anggota ‘Relawan De Gadjah’. Dukungan yang diberikan, berupa tanggungan terhadap anak-anak korban untuk bersekolah sampai selesai menempuh pendidikan. “Beliau salah satu saudara kami, kami semua berduka dan kehilangan,” tambahnya.
Lebih lanjut, disinggung terkait ogoh-ogoh dari grup yang diikuti oleh pelaku bukan dari banjar, Ketua DPD Partai Gerindra Provinsi Bali ini menyatakan kreatifitas tidak bisa dilarang. Walaupun dari kelompok pemuda bukan dari banjar, itu tetap kreatifitas. Tapi intinya, harus bertanggung jawab untuk memastikan agar benar-benar Pengerupukan itu berjalan sakral.
Agar saling menghormati satu sama lain. Kejadian serupa bisa saja terjadi meskipun dari pemuda banjar, karena tergantung pribadi sendiri. Ngarap ogoh-ogoh utamanya saling berkomunikasi dengan banjar lain agar tercipta pemahaman. Jangan sampai, membawa senjata dengan dalih menjaga diri. Karena sangat beresiko mendatangkan bahaya.