27.6 C
Denpasar
Saturday, June 3, 2023

DPRD Tabanan Harapkan Tidak Ada Kesenjangan Penerapan Kurikulum

TABANAN, BALI EXPRESS – Ketua Komis IV DPRD Tabanan I Gusti Komang Wastana menyoroti selama dua tahun dilaksanakannya sistem pembelajaran daring di Tabanan, masih terjadi kesenjangan diantara siswa, khususnya dalam hal penggunaan teknologi.

“Tidak semua anak sekolah di Tabanan bisa mengakses jaringan internet dengan maksimal. Sehingga masih ditemukan adanya anak yang belajar berkelompok melakukan proses belajar mengajar selama masa pandemi,” jelasnya ketika menerima audensi Pengurus PGRI Tabanan yang baru, Rabu (22/6).

Selain tidak meratanya insfrastruktur dalam proses belajar daring, kesenjangan lain juga terjadi pada ketersediaan guru-guru di beberapa sekolah. Menurutnya, guru-guru di Tabanan masih terfokus di beberapa sekolah favorit saja. Padahal, penyebaran siswa didik sudah merata, termasuk pada sekolah yang baru dibangun, seperti SMPN 5 dan SMPN6 Tabanan.

Baca Juga :  Dewan Mantapkan Optimalisasi Daripada Bentuk PD Parkir

“Selain pemerataan siswa, yang juga harus diatur adalah pemerataan tenaga pendidik. Jangan guru-guru terfokus di sekolah favorit saja. Tapi harus mau juga mengajar di sekolah baru,” paparnya.

Selain adanya kesenjangan tersebut, hal lain yang menjadi perhatian Komisi IV yakni belum maksimalnya fungsi Dinas Pendidikan Tabanan yang belum maksimal melakukan pengawasan terhadap keberadan sekolah-sekolah. Karena sampai saat ini, diakui Wastana, masih ditemukan adanya sekolah yang menggunakan bangku bekas dalam proses PBM-nya.

“Inilah yang kami soroti, Disdik harus lebih bersemangat lagi melakukan pengawasan ke bawah, sehingga tidak ada diskriminasi pendidikan di Tabanan,” tegasnya.

Sementara itu, terkait dengan dana perbaikan sekolah, tahun 2022 Tabanan mendapat jatah perbaikan sebanyak 22 sekolah dari Dana Alokasi Khusus (DAK).

Baca Juga :  Laporkan AWK, Ngurah Harta Bawa Bukti Satu Rim ke Polda Bali

“Sesuai dengan aturan yang berlaku, sekolah yang bisa dibiayai dari DAK ini kan sekolah dengan tingkat kerusakan sedang hingga berat. Untuk itu kami harap Disdik bisa lebih mendata lagi, mana sekolah dengan tingkat kerusakan sedang, sehingga bisa diajukan ke pusat,” tambahnya.

 






Reporter: IGA Kusuma Yoni

TABANAN, BALI EXPRESS – Ketua Komis IV DPRD Tabanan I Gusti Komang Wastana menyoroti selama dua tahun dilaksanakannya sistem pembelajaran daring di Tabanan, masih terjadi kesenjangan diantara siswa, khususnya dalam hal penggunaan teknologi.

“Tidak semua anak sekolah di Tabanan bisa mengakses jaringan internet dengan maksimal. Sehingga masih ditemukan adanya anak yang belajar berkelompok melakukan proses belajar mengajar selama masa pandemi,” jelasnya ketika menerima audensi Pengurus PGRI Tabanan yang baru, Rabu (22/6).

Selain tidak meratanya insfrastruktur dalam proses belajar daring, kesenjangan lain juga terjadi pada ketersediaan guru-guru di beberapa sekolah. Menurutnya, guru-guru di Tabanan masih terfokus di beberapa sekolah favorit saja. Padahal, penyebaran siswa didik sudah merata, termasuk pada sekolah yang baru dibangun, seperti SMPN 5 dan SMPN6 Tabanan.

Baca Juga :  Laporkan AWK, Ngurah Harta Bawa Bukti Satu Rim ke Polda Bali

“Selain pemerataan siswa, yang juga harus diatur adalah pemerataan tenaga pendidik. Jangan guru-guru terfokus di sekolah favorit saja. Tapi harus mau juga mengajar di sekolah baru,” paparnya.

Selain adanya kesenjangan tersebut, hal lain yang menjadi perhatian Komisi IV yakni belum maksimalnya fungsi Dinas Pendidikan Tabanan yang belum maksimal melakukan pengawasan terhadap keberadan sekolah-sekolah. Karena sampai saat ini, diakui Wastana, masih ditemukan adanya sekolah yang menggunakan bangku bekas dalam proses PBM-nya.

“Inilah yang kami soroti, Disdik harus lebih bersemangat lagi melakukan pengawasan ke bawah, sehingga tidak ada diskriminasi pendidikan di Tabanan,” tegasnya.

Sementara itu, terkait dengan dana perbaikan sekolah, tahun 2022 Tabanan mendapat jatah perbaikan sebanyak 22 sekolah dari Dana Alokasi Khusus (DAK).

Baca Juga :  Izin Kedaluwarsa, Sky Garden Ditutup

“Sesuai dengan aturan yang berlaku, sekolah yang bisa dibiayai dari DAK ini kan sekolah dengan tingkat kerusakan sedang hingga berat. Untuk itu kami harap Disdik bisa lebih mendata lagi, mana sekolah dengan tingkat kerusakan sedang, sehingga bisa diajukan ke pusat,” tambahnya.

 






Reporter: IGA Kusuma Yoni

Most Read

Artikel Terbaru