30.4 C
Denpasar
Tuesday, March 21, 2023

Populer di Zamannya, Tokoh Drama Gong Agung Payadnya Berpulang

GIANYAR, BALI EXPRESS – Anak Agung Gde Payadnya, 78, penglingsir Puri Ageng Abianbase yang juga tokoh perintis kesenian Drama Gong di Bali berpulang Kamis (22/9) sekitar pukul 11.45 WITA dalam perawatannya di RSUD Sanjiwani Gianyar.

Mending dikenal dengan perannya sebagai Raja Muda ketika kesenian drama gong populer pada zamannya.

Sang adik, Anak Agung Gede Rai Sudadnya, 73, menuturkan jika meninggalnya sang kakak disebabkan oleh faktor usia serta sakit yang dialami. Dimana mending memang sakit sejak 2 tahun terakhir ini.

“Sakitnya sejak 2 tahun lalu, sebelum pandemi sudah sakit tapi masih bisa beraktivitas. Tapi mulai tidak bisa jalan sejak 6 bulan lalu. Katanya kakinya terasa berat,” ujarnya Jumat (23/9).

Hal itu pun menyebabkan mendiang harus berobat ke sejumlah tempat. Disamping itu mendiang juga harus dioperasi beberapa kali karena ada benjolan seperti bisul di sekitar pantatnya. “Beliau juga pikun sehingga ada dugaan kelainan saraf,” sebutnya.

Baca Juga :  Kembali Layani Donor Darah, PMI Terapkan Protokol Kesehatan

Dan sekitar dua pekan lalu, sang kakak diajak periksa ke Dokter Spesialis Saraf RSU Kasih Ibu Saba. Namun diagnosa dokter berbeda dan cukup mengejutkan keluarganya. Dimana diperkirakan ada infeksi pada paru-paru mendiang. “Setelah cek darah, katanya terlalu banyak bakteri. Sehingga dibawa ke UGD RSUD Sanjiwani untuk penyembuhan. Itu mulai dirawat Kamis (15/9),” imbuhnya.

Namun sayang dalam perawatan kondisi tokoh legendaris yang dikenal sangat ramah, mengayomi dan jadi panutan banyak orang ini justru semakin drop. Sampai akhirnya pemeran Jayaprana ini meninggal dunia pada Kamis (22/9) pukul 11.45 WITA setelah seminggu mendapatkan perawatan.

Ia menyebutkan jika mendiang kakaknya ini akan diupacarai Mekingsan ring Geni, di Setra Adat Abianbase, Sukra Pahing Ugu, Jumat sore (23/9). “Prosesinya nanti jam 4 sore mesiram, dan jam 6 baru ke setra,” jelasnya.

Baca Juga :  Kepala Desa Bondalem Meninggal Akibat Serangan Jantung

Semasa hidup, suami dari Anak Agung Rai Candra dan Anak Agung Raka Sasih ini dikenal sebagai sosok pencetus kesenian drama klasik yang populer dengan Drama Gong Wijaya Kesuma era Tahun 1966.

Ayah dari Anak Agung Eka Ratna Dewi, Anak Agung Mas Dharma Wati, Anak Agung Sri Gamatri dan Anak Agung Gede Yoga Kusuma ini pun semakin eksis di era tahun 1980an saat tampil bersama Bintang Bali Timur. “Pentasnya sudah kemana-mana,” sambungnya.

Disamping itu mendiang juga aktif sebagai pembina seni di Gianyar. “Jiwa beliau memang berkesenian, jadi ya sehari-hari memang aktif membina seni,” tandasnya.


GIANYAR, BALI EXPRESS – Anak Agung Gde Payadnya, 78, penglingsir Puri Ageng Abianbase yang juga tokoh perintis kesenian Drama Gong di Bali berpulang Kamis (22/9) sekitar pukul 11.45 WITA dalam perawatannya di RSUD Sanjiwani Gianyar.

Mending dikenal dengan perannya sebagai Raja Muda ketika kesenian drama gong populer pada zamannya.

Sang adik, Anak Agung Gede Rai Sudadnya, 73, menuturkan jika meninggalnya sang kakak disebabkan oleh faktor usia serta sakit yang dialami. Dimana mending memang sakit sejak 2 tahun terakhir ini.

“Sakitnya sejak 2 tahun lalu, sebelum pandemi sudah sakit tapi masih bisa beraktivitas. Tapi mulai tidak bisa jalan sejak 6 bulan lalu. Katanya kakinya terasa berat,” ujarnya Jumat (23/9).

Hal itu pun menyebabkan mendiang harus berobat ke sejumlah tempat. Disamping itu mendiang juga harus dioperasi beberapa kali karena ada benjolan seperti bisul di sekitar pantatnya. “Beliau juga pikun sehingga ada dugaan kelainan saraf,” sebutnya.

Baca Juga :  Gagal Jantung, Mantan Wali Kota Denpasar Made Suwendha Berpulang

Dan sekitar dua pekan lalu, sang kakak diajak periksa ke Dokter Spesialis Saraf RSU Kasih Ibu Saba. Namun diagnosa dokter berbeda dan cukup mengejutkan keluarganya. Dimana diperkirakan ada infeksi pada paru-paru mendiang. “Setelah cek darah, katanya terlalu banyak bakteri. Sehingga dibawa ke UGD RSUD Sanjiwani untuk penyembuhan. Itu mulai dirawat Kamis (15/9),” imbuhnya.

Namun sayang dalam perawatan kondisi tokoh legendaris yang dikenal sangat ramah, mengayomi dan jadi panutan banyak orang ini justru semakin drop. Sampai akhirnya pemeran Jayaprana ini meninggal dunia pada Kamis (22/9) pukul 11.45 WITA setelah seminggu mendapatkan perawatan.

Ia menyebutkan jika mendiang kakaknya ini akan diupacarai Mekingsan ring Geni, di Setra Adat Abianbase, Sukra Pahing Ugu, Jumat sore (23/9). “Prosesinya nanti jam 4 sore mesiram, dan jam 6 baru ke setra,” jelasnya.

Baca Juga :  Kepala Desa Bondalem Meninggal Akibat Serangan Jantung

Semasa hidup, suami dari Anak Agung Rai Candra dan Anak Agung Raka Sasih ini dikenal sebagai sosok pencetus kesenian drama klasik yang populer dengan Drama Gong Wijaya Kesuma era Tahun 1966.

Ayah dari Anak Agung Eka Ratna Dewi, Anak Agung Mas Dharma Wati, Anak Agung Sri Gamatri dan Anak Agung Gede Yoga Kusuma ini pun semakin eksis di era tahun 1980an saat tampil bersama Bintang Bali Timur. “Pentasnya sudah kemana-mana,” sambungnya.

Disamping itu mendiang juga aktif sebagai pembina seni di Gianyar. “Jiwa beliau memang berkesenian, jadi ya sehari-hari memang aktif membina seni,” tandasnya.


Most Read

Artikel Terbaru