DENPASAR, BALI EXPRESS – Sejak bertransformasi dari Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer menjadi Institut Teknologi dan Bisnis STIKOM Bali yang disebut dengan ITB STIKOM Bali, pihak manajemen terus melakukan sejumlah inovasi dan kreativitas.
Rektor ITB STIKOM Bali, Dr. Dadang Hermawan menjelaskan bahwa saat ini jumlah mahasiswa terdaftar yang sedang belajar di ITB Stikom Bali adalah sekitar 6.500 orang dimana 80 persen merupakan putera-puteri Bali, sedangkan sisanya berasal dari Jawa, Nusa Tenggara, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua bahkan dari luar negeri.
“Rata-rata masa tunggu alumni ITB STIKOM Bali hanya memerlukan waktu 40 hari atau satu bulan lebih untuk segera masuk ke dunia kerja ataupun dunia wirausaha, hal ini antara lain disebabkan oleh tingginya permintaan dari berbagai usaha dan industri akan kebutuhan tenaga TIK,” ujarnya pada acara Coffee Morning bersama awak media, Rabu (9/2).
Ditambahkannya jika, setiap hari ITB STIKOM Bali menerima permintaan tenaga kerja bidang TIK (kadang-kadang juga non TIK) rata-rata 3 perusahan baik melalui surat, email, telpon, dan tidak jarang pula yang langsung datang ke kampus bahkan sampai dengan melakukan perekrutan di kampus. Hal ini juga ditunjang dengan adanya bagian yang khusus menangani bimbingan karir baik bagi alumni maupun bagi para mahasiswa tingkat akhir yang tugas utamanya memberikan informasi, konsultasi maupun menyalurkan para alumni maupun mahasiswa memasuki dunia kerja atau dunia wirausaha. Dan hingga saat ini ITB STIKOM Bali telah bekerjasama dengan 199 Mitra dari kalangan Pemerintah, BUMN, Industri, dan Perbankan. “Sekarang ini kita akan ber MOU dengan puluhan media dan juga dengan 1 bank serta 1 yayasan dari Ubud yang concern dengan budaya yang dikolaborasikan dengan teknologi informasi,” sambungnya.
Adapun terobosan kerjasama yang telah dilakukan yakni Program Internship atau magang secara daring dengan Lithan EduClass Singapore yang dikaitkan dengan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka. “Perlu kami uraikan pada kesempatan yang berbahagia ini bahwa program kerjasama dengan Singapura telah mulai pada tanggal 4 Oktober 2021 lalu dengan peserta sekitar 100 orang dimana para mahasiswa akan disalurkan magang pada tahun kedua sampai dengan tahun keempat dengan mendapatkan uang saku sampai dengan Rp. 100 juta per 3 tahun atau 33 juta per tahun atau sekitar Rp. 2.750.000,00 per bulan dan biaya kuliah ditanggung oleh perusahaan tempat magang. Ada 2.000 an perusahaan berskala internasional yang berkantor di Singapura telah siap menerima magang online dari seluruh mahasiswa ITB STIKOM Bali. Saat ini sedang dibuka proses pendaftaran batch 2 sampai dengan tanggal 20 Pebruari 2022,” bebernya.
Terobosan lainnya program kuliah sambil magang atau kerja ke Jepang. ITB STIKOM Bali juga memiliki bagian Inkubator Bisnis, Inkubator Bisnis STIKOM Bali, Unit Unggulan Membentuk Calon Technopreneur Masa Depan Bentukan Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) STIKOM Bali. Inkubator bisnis STIKOM Bali sebagai salah satu penggerak dalam pengembangan ekosistem usaha di Bali sudah banyak berkontribusi dalam pengembangan usaha – usaha rintisan berbasis teknologi informasi. Program pendampingan yang dilaksanakan dirancang sedemikian rupa dari tahap pra-inkubasi, inkubasi, hingga pasca inkubasi sehingga mampu memberikan pelayanan sesuai fase pengembangan usaha peserta.
“Di akhir tahun 2021 ini, ITB STIKOM Bali kembali menjadi PTS No. 1 dari 161 PTS di Bali Nusra berdasarkan Webometrics Rangking of World Universities,” tandasnya.