29.8 C
Denpasar
Saturday, June 10, 2023

Kenali TBC, Penyakit Pembunuh Ketiga di Indonesia

DENPASAR, BALI EXPRESS- Setiap tanggal 24 Maret diperingati sebagai World TB Day. Adanya peringatan hari TBC ini, diharapkan mampu menurunkan angka kematian akibat penyakit TBC di Indonesia dari tahun ke tahun sehingga Indonesia bisa terbebas dari penyakit TBC.

 

Dr.Ni Luh Putu Eka Arisanti, Sp.P (k), Spesialis Paru dan Infeksi RSUP Sanglah, mengakui sampai tahun 2021, pentakit TBC masih menjadi penyakit yang mematikan nomor tiga di Indonesia setelah penyakit jantung dan stroke. “Apalagi saat ini TBC masih menjadi endemi di Indonesia, sehingga kasus TBC akan selalu ditemukan di Indonesia,” jelasnya.

 

Untuk saat ini, jumlah penderita TBC yang tercatat sebanyak 800 ribu jiwa, sedangkan yang meninggal jumlahnya mencapai 970 ribu jiwa setiap tahunnya. Lantas apa itu penyakit TBC dan siap saja yang diserang?

 

TBC paru, adalah merupakan penyakit yang disebabkan oleh kuman/mikrobakteri Tubercolosi. Menular melalui kontak langsung dengan penderita, droplet, aerosol pernapasan. Umumnya TBC di masyarakat dikenal sebagai penyakit paru, namun sebenarnya TBC juga bisa menyerang otak, sendi, usus, tulang dan organ lainnya. 

Baca Juga :  Jalani Karantina, 17 PMI di Buleleng Dipindah dari Sekolah ke Hotel

 

Ciri-ciri dari oenyakit TBC ini diakui dr. Eka memang agak sulit dideteksi, namun ciri yang paling umum adalah si penderita akan menderita batuk berkepanjangan, bahkan hingga tiga bulan, selanjutnya akan diikuti dengan gejala seitemik lainnya seperti penurunan berat badan,hingga batuk berdarah. 

 

TBC ini bukan penyakit yang bisa diturunkan, karena secara medis, penyakit ini tidak bisa diturunkan, namun bisa ditularkan. “Seperti contohnya jika orang tua yang menderita penyakit TBC maka orang tua ini akan menularkan ke anaknya, namun dalam penularannya, tidak bisa dengan mudah, karena diperlukan lingkungan tertwntu untuk menularkan penyakit ini,” paparnya.

 

Siapa saja yang bisa tertular TBC? dr. Eka mengatakan kelompok khusus yang rentan tertular TBC, adalah kelompok orang dengan penurunan kekebalan tubuh, seperti HIV, diabetes dan gangguan ginjal kronis, orang yang merokok, orang yang tinggal di lingkungan padat, lembab dan gelap. “Inilah salah satu penyebab kenapa pasien dengan HIV/AIDS menjadi kelompok yang menderita TBC paling banyak saat ini,” tambahnya. 

Baca Juga :  Kapolda Bali Tegaskan Tidak Ada Tangkapan Teroris

 

Meskipun merupakan penyakit yang sifatnya endemis dan bisa menular hingga menyebabkan kematian, namun TBC diakui dr. Eka bisa disembuhkan. Lama pengobatan TBC minimal enam bulan untuk kasus baru. Sedangkan untuk kasus kambuh bisa lebih lama lagi. 

 

Karena sifat kumannya yang memang sulit diberantas. Pengobatan tidak boleh dihentikan karena jika dihentikan, maka kuman TBC ini bisa menjadi kuman yang kebal terhadap obat. “Dan jika sudah pada fase ini penyakit TBC bisa semakin parah dan berakibat pada kematian penderitanya,” tutupnya. 


DENPASAR, BALI EXPRESS- Setiap tanggal 24 Maret diperingati sebagai World TB Day. Adanya peringatan hari TBC ini, diharapkan mampu menurunkan angka kematian akibat penyakit TBC di Indonesia dari tahun ke tahun sehingga Indonesia bisa terbebas dari penyakit TBC.

 

Dr.Ni Luh Putu Eka Arisanti, Sp.P (k), Spesialis Paru dan Infeksi RSUP Sanglah, mengakui sampai tahun 2021, pentakit TBC masih menjadi penyakit yang mematikan nomor tiga di Indonesia setelah penyakit jantung dan stroke. “Apalagi saat ini TBC masih menjadi endemi di Indonesia, sehingga kasus TBC akan selalu ditemukan di Indonesia,” jelasnya.

 

Untuk saat ini, jumlah penderita TBC yang tercatat sebanyak 800 ribu jiwa, sedangkan yang meninggal jumlahnya mencapai 970 ribu jiwa setiap tahunnya. Lantas apa itu penyakit TBC dan siap saja yang diserang?

 

TBC paru, adalah merupakan penyakit yang disebabkan oleh kuman/mikrobakteri Tubercolosi. Menular melalui kontak langsung dengan penderita, droplet, aerosol pernapasan. Umumnya TBC di masyarakat dikenal sebagai penyakit paru, namun sebenarnya TBC juga bisa menyerang otak, sendi, usus, tulang dan organ lainnya. 

Baca Juga :  Irak Mundur, Tinggal Indonesia dan Singapura Berebut Tiket Piala Asia

 

Ciri-ciri dari oenyakit TBC ini diakui dr. Eka memang agak sulit dideteksi, namun ciri yang paling umum adalah si penderita akan menderita batuk berkepanjangan, bahkan hingga tiga bulan, selanjutnya akan diikuti dengan gejala seitemik lainnya seperti penurunan berat badan,hingga batuk berdarah. 

 

TBC ini bukan penyakit yang bisa diturunkan, karena secara medis, penyakit ini tidak bisa diturunkan, namun bisa ditularkan. “Seperti contohnya jika orang tua yang menderita penyakit TBC maka orang tua ini akan menularkan ke anaknya, namun dalam penularannya, tidak bisa dengan mudah, karena diperlukan lingkungan tertwntu untuk menularkan penyakit ini,” paparnya.

 

Siapa saja yang bisa tertular TBC? dr. Eka mengatakan kelompok khusus yang rentan tertular TBC, adalah kelompok orang dengan penurunan kekebalan tubuh, seperti HIV, diabetes dan gangguan ginjal kronis, orang yang merokok, orang yang tinggal di lingkungan padat, lembab dan gelap. “Inilah salah satu penyebab kenapa pasien dengan HIV/AIDS menjadi kelompok yang menderita TBC paling banyak saat ini,” tambahnya. 

Baca Juga :  RSUP Sanglah Gelar Zoominar Memperkuat Sinergi Penanganan Covid-19

 

Meskipun merupakan penyakit yang sifatnya endemis dan bisa menular hingga menyebabkan kematian, namun TBC diakui dr. Eka bisa disembuhkan. Lama pengobatan TBC minimal enam bulan untuk kasus baru. Sedangkan untuk kasus kambuh bisa lebih lama lagi. 

 

Karena sifat kumannya yang memang sulit diberantas. Pengobatan tidak boleh dihentikan karena jika dihentikan, maka kuman TBC ini bisa menjadi kuman yang kebal terhadap obat. “Dan jika sudah pada fase ini penyakit TBC bisa semakin parah dan berakibat pada kematian penderitanya,” tutupnya. 


Most Read

Artikel Terbaru