BALI EXPRESS- Kasus intoleransi yang terjadi di Buleleng tepatnya di Desa Sumberkelampok pada saat perayaan hari raya Nyepi menjadi sorotan berbagai pihak. Salah satunya oleh DPD RI dari Bali Arya Wedakarna (AWK).
Pada unggahan Instagramnya, AWK mengunggah sebuah video oknum warga di Buleleng yang menerobos portal untuk masuk ke area pantai Segara Rupek pada hari raya Nyepi. Dalam unggahannya AWK menulis agar kasus tersebut diusut dan para perusuh kaum intoleran dapat dipidanakan.
“Ketika toleransi hanya kalimat tanpa makna, ini jelas aksi intoleran! Jangan sampai ada perang karna gak ada orang yang mau ibadahnya diacak-acak begitu! Usut! Penjarakan perusuh kaum intoleran!,” tulisnya pada Rabu (22/03).
Pada unggahan lain, AWK juga membandingkan kasus dugaan pelecehan yang dilakukan oleh I Wayan Bisma alias Otot Kering dengan kasus pembukaan portal saat hari raya Nyepi. Menurut AWK si Otot Kering yang sempat viral karena menyebut membuat ogoh-ogoh dengan dynamo agar bergerak sebagai bentuk sikap alay atau berlebihan, baru menyinggung perasaan orang Bali ditataran ucapan sudah disidang dengan adat.
“Suksma Hyang Widhi sudah menyadarkan kami melalui si otot kering @iwayan.bisma. Si Otot kering baru ditataran berbicara saja menyinggung perasaan orang Bali tapi sudah sampai disidang adat, tapis atria berkumis malah berani tantang Pecalang dan buka portal tapi…. Chuakss,” tulisnya Kamis (23/03).
Sontak unggahan itu pun langsung dikomentari warganet, banyak warganet yang mendukung dan setuju dengan yang disampaikan AWK.
“Ajak nyama Bali jeg saling peaengin tetap sabar dan rukun menyama,” tulis akun dewa.artayasa.
“Ajak peturu Bali gas, ajak nak dauh tukad sabar,”tulis akun kadeksudiana.
AWK Bandingkan Kasus Pelecehan Oleh Otot Kering dan Pembukaan Portal

BALI EXPRESS- Kasus intoleransi yang terjadi di Buleleng tepatnya di Desa Sumberkelampok pada saat perayaan hari raya Nyepi menjadi sorotan berbagai pihak. Salah satunya oleh DPD RI dari Bali Arya Wedakarna (AWK).
Pada unggahan Instagramnya, AWK mengunggah sebuah video oknum warga di Buleleng yang menerobos portal untuk masuk ke area pantai Segara Rupek pada hari raya Nyepi. Dalam unggahannya AWK menulis agar kasus tersebut diusut dan para perusuh kaum intoleran dapat dipidanakan.
“Ketika toleransi hanya kalimat tanpa makna, ini jelas aksi intoleran! Jangan sampai ada perang karna gak ada orang yang mau ibadahnya diacak-acak begitu! Usut! Penjarakan perusuh kaum intoleran!,” tulisnya pada Rabu (22/03).
Pada unggahan lain, AWK juga membandingkan kasus dugaan pelecehan yang dilakukan oleh I Wayan Bisma alias Otot Kering dengan kasus pembukaan portal saat hari raya Nyepi. Menurut AWK si Otot Kering yang sempat viral karena menyebut membuat ogoh-ogoh dengan dynamo agar bergerak sebagai bentuk sikap alay atau berlebihan, baru menyinggung perasaan orang Bali ditataran ucapan sudah disidang dengan adat.
“Suksma Hyang Widhi sudah menyadarkan kami melalui si otot kering @iwayan.bisma. Si Otot kering baru ditataran berbicara saja menyinggung perasaan orang Bali tapi sudah sampai disidang adat, tapis atria berkumis malah berani tantang Pecalang dan buka portal tapi…. Chuakss,” tulisnya Kamis (23/03).
Sontak unggahan itu pun langsung dikomentari warganet, banyak warganet yang mendukung dan setuju dengan yang disampaikan AWK.
“Ajak nyama Bali jeg saling peaengin tetap sabar dan rukun menyama,” tulis akun dewa.artayasa.
“Ajak peturu Bali gas, ajak nak dauh tukad sabar,”tulis akun kadeksudiana.