24.8 C
Denpasar
Tuesday, March 28, 2023

Kebutuhan Uang Tunai di Bali Diperkirakan Meningkat Pada April

DENPASAR, BALI EXPRESS – Secara historis, kebutuhan uang untuk bertransaksi di masyarakat sangat tinggi menjelang hari raya Idul Fitri. Kebutuhan uang tunai di masyarakat diperkirakan semakin meningkat pada bulan April 2022 dengan proyeksi sebesar Rp 1.524 miliar. Nilai tersebut meningkat Rp 1.407 miliar atau 277 persen bila dibandingkan dengan rata-rata per bulan pada Triwulan I 2022.

 

“Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Bank Indonesia telah menyediakan uang layak edar dalam jumlah dan pecahan yang cukup sebesar Rp 4.900 miliar atau 4 kali lebih besar dari kebutuhan,” ujar Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Bali, Trisno Nugroho, Minggu (24/4).

 

Sebagaimana diketahui, pengelolaan uang tunai merupakan fungsi klasik dari bank sentral sebagai bank sirkulasi. Oleh sebab itu, Bank Indonesia senantiasa menyempurnakan kebijakan pengelolaan Uang Rupiah melalui pengembangan infrastruktur berbasis teknologi terkini. Tujuan penguatan ini antara lain untuk menjaga kualitas uang yang beredar, menurunnya rasio temuan uang palsu, efisiensi distribusi uang, pemenuhan uang masyarakat berbasis spasial, dan digitalisasi pemrosesan uang Rupiah.

Baca Juga :  PDIP Optimis Putra Bali Masuk Kabinet Kerja Jilid II

 

Deputi Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Agus Sistyo Widjajati menyampaikan, terdapat 3 pilar pada digitalisasi pengelolaan uang rupiah. Diantaranya meliputi ketersediaan uang rupiah yang berkualitas dan terpercaya, sistem distribusi yang efisien dan layanan kas prima, dan infrastruktur pengelolaan uang rupiah yang memadai dan berbasis teknologi.

 

“Proses digitalisasi yang sudah dan akan dilakukan, diharapkan dapat mengoptimalkan teknologi di seluruh tahapan PUR yang terdiri dari perencanaan, pencetakan, pengeluaran, pengedaran, pencabutan dan penarikan, serta pemusnahan,” katanya.

 

Pada proses perencanaan, ia menambahkan, digitalisasi dilakukan pada estimasi kebutuhan uang dan currency design e-catalogue. Currency design e-catalogue akan berisikan dokumentasi dari uang yang pernah dicetak. Pada proses pencetakan, terdapat digitalisasi dalam rangka meningkatkan pengamanan pada uang yang dicetak. Salah satu digitalisasi yang akan dilakukan adalah menerapkan optical banknote inspection system guna melihat apakah uang layak edar atau tidak. Pada proses pengedaran, salah satu digitalisasi yang dilakukan adalah penerapan digital tracking untuk mengetahui posisi uang yang sedang didistribusikan.

Baca Juga :  Usai Nyepi, Sampah di TOSS Kusamba Naik 100 Persen

 

Lebih lanjut, digitalisasi dilakukan pada Uang Peringatan Kemerdekaan 75 Tahun Republik Indonesia pecahan Rp75.000 (UPK 75 RI). Digitalisasi UPK 75 RI di antaranya penggunaan dourable paper, adopsi teknik pewarnaan dengan tinta varnish, penggunaan benang pengaman micro lens, dan penggunaan tinta optically variable magnetic ink spark.

 

“Hal ini yang membawa UPK 75 RI dinobatkan sebagai finalis best commemorative currency awards 2022,” ungkapnya.

 

Bank Indonesia juga terus melakukan edukasi untuk mengenal rupiah. Salah satu proses digitalisasi yang dilakukan pada tahap ini adalah dengan meluncurkan aplikasi ARupiah sebagai media edukasi Cinta, Bangga, Paham (CBP) Rupiah berbasis teknologi Augmented Reality. Aplikasi ini diharapkan dapat membantu masyarakat mengenal rupiah dengan cara yang asyik, yakni dengan bermain.






Reporter: Rika Riyanti

DENPASAR, BALI EXPRESS – Secara historis, kebutuhan uang untuk bertransaksi di masyarakat sangat tinggi menjelang hari raya Idul Fitri. Kebutuhan uang tunai di masyarakat diperkirakan semakin meningkat pada bulan April 2022 dengan proyeksi sebesar Rp 1.524 miliar. Nilai tersebut meningkat Rp 1.407 miliar atau 277 persen bila dibandingkan dengan rata-rata per bulan pada Triwulan I 2022.

 

“Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Bank Indonesia telah menyediakan uang layak edar dalam jumlah dan pecahan yang cukup sebesar Rp 4.900 miliar atau 4 kali lebih besar dari kebutuhan,” ujar Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Bali, Trisno Nugroho, Minggu (24/4).

 

Sebagaimana diketahui, pengelolaan uang tunai merupakan fungsi klasik dari bank sentral sebagai bank sirkulasi. Oleh sebab itu, Bank Indonesia senantiasa menyempurnakan kebijakan pengelolaan Uang Rupiah melalui pengembangan infrastruktur berbasis teknologi terkini. Tujuan penguatan ini antara lain untuk menjaga kualitas uang yang beredar, menurunnya rasio temuan uang palsu, efisiensi distribusi uang, pemenuhan uang masyarakat berbasis spasial, dan digitalisasi pemrosesan uang Rupiah.

Baca Juga :  Anggota Pramuka Mesti Jadi Contoh Penerapan Protokol Kesehatan

 

Deputi Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Agus Sistyo Widjajati menyampaikan, terdapat 3 pilar pada digitalisasi pengelolaan uang rupiah. Diantaranya meliputi ketersediaan uang rupiah yang berkualitas dan terpercaya, sistem distribusi yang efisien dan layanan kas prima, dan infrastruktur pengelolaan uang rupiah yang memadai dan berbasis teknologi.

 

“Proses digitalisasi yang sudah dan akan dilakukan, diharapkan dapat mengoptimalkan teknologi di seluruh tahapan PUR yang terdiri dari perencanaan, pencetakan, pengeluaran, pengedaran, pencabutan dan penarikan, serta pemusnahan,” katanya.

 

Pada proses perencanaan, ia menambahkan, digitalisasi dilakukan pada estimasi kebutuhan uang dan currency design e-catalogue. Currency design e-catalogue akan berisikan dokumentasi dari uang yang pernah dicetak. Pada proses pencetakan, terdapat digitalisasi dalam rangka meningkatkan pengamanan pada uang yang dicetak. Salah satu digitalisasi yang akan dilakukan adalah menerapkan optical banknote inspection system guna melihat apakah uang layak edar atau tidak. Pada proses pengedaran, salah satu digitalisasi yang dilakukan adalah penerapan digital tracking untuk mengetahui posisi uang yang sedang didistribusikan.

Baca Juga :  Angka Laka Lantas di Gianyar Meningkat, 60 Orang Meninggal Dunia Selama 2022

 

Lebih lanjut, digitalisasi dilakukan pada Uang Peringatan Kemerdekaan 75 Tahun Republik Indonesia pecahan Rp75.000 (UPK 75 RI). Digitalisasi UPK 75 RI di antaranya penggunaan dourable paper, adopsi teknik pewarnaan dengan tinta varnish, penggunaan benang pengaman micro lens, dan penggunaan tinta optically variable magnetic ink spark.

 

“Hal ini yang membawa UPK 75 RI dinobatkan sebagai finalis best commemorative currency awards 2022,” ungkapnya.

 

Bank Indonesia juga terus melakukan edukasi untuk mengenal rupiah. Salah satu proses digitalisasi yang dilakukan pada tahap ini adalah dengan meluncurkan aplikasi ARupiah sebagai media edukasi Cinta, Bangga, Paham (CBP) Rupiah berbasis teknologi Augmented Reality. Aplikasi ini diharapkan dapat membantu masyarakat mengenal rupiah dengan cara yang asyik, yakni dengan bermain.






Reporter: Rika Riyanti

Most Read

Artikel Terbaru