26.5 C
Denpasar
Wednesday, March 22, 2023

Lelaki Bermobil Tipu Penjual Es Kuud, Pinjam Uang Jaminkan HP Rusak

SINGARAJA, BALI EXPRESS – Sungguh tidak beruntug nasib yang dialami Putu Raka Adi, 50 seorang penjual es kelapa muda dari Banjar Dinas Labak, Desa Anturan Kecamatan Buleleng. Tiga hari lalu, pada Rabu (21/7) sekitar jam 2 siang, Putu Raka Adi tengah berjualan es kelapa muda yang berlokasi di kawasan Desa Tukadmungga, Kecamatan Buleleng. Es kelapa muda yang dijual Putu memang pas dinikmati di tengah terik matahari yang menyengat. Putu berjualan di sebelah lapak milik iparnya, Komang Gunantri.

Dari penuturan Gunantri, saat itu datang seorang laki-laki paruh baya. Ia mengendarai mobil sedan berwarna putih yang di parkir di seberang jalan. Laki-laki yang datang seorang diri itu menuju warung Putu. Ternyata kedatangan lelaki itu untuk meminjam uang sejumlah Rp 50 ribu untuk membeli bensin. Namun, karena saat itu Putu belum dapat berjualan, Putu menolak memberikan uang. Tapi lelaki itu menawar ingin Rp 30 ribu sambil meminta dibuatkan es kelapa muda. “Terus dia minta dibuatin es kelapa muda karena haus katanya. Dibuatin minum. Sudah gitu pembeli itu maksa minta Rp 30 ribu,” tuturnya.

Tak cukup sampai disitu, lelaki itu pun mengaku dirinya orang kaya dan orang yang disegani. Mendengar bahwa laki-laki itu orang kaya, maka Putu memintanya untuk menghubungi keluarga agar mebawakan uang laki-laki itu. Akan tetapi lelaki itu bersikukuh tidak mau menelepon dengan alasan malu. “Dia juga bilang kalau dirinya orang kaya, orang disegani. Saat itu ipar saya minta ke pembeli itu untuk menelepon keluarganya supaya dibawain uang. Dia ngakunya dari Pemaron. Pas diminta untuk telepon keluarga, dia bilang malu karena dia orang kaya katanya,” lanjut Gunantri.

Baca Juga :  Berikut Panduan MUI Soal Shalat Idul Fitri di Rumah

Merasa iba dengan laki-laki itu, uang sejumlah Rp 30 ribu itu pun diberikan oleh Putu meski ia belum mendapat hasil dari jualan es kelapa muda. Ketika menyerahkan uang, laki-laki itu menyodorkan sebuah handphone kepada Putu. Setelah itu lelaki yang tidak diketahui identitasnya itu langsung pergi dengan mobilnya kea rah timur sembari melambaikan tangan. “Karena kasihan akhirnya dikasih sama ipar saya. Pas dikasih uang, dia kasih hp ke ipar saya. Ini bawa hp saya, gitu kata bapak itu. Sudah gitu dia langsung nyeberang menuju mobilnya. Kebetulan parkir di seberang jalan mengarah ke timur. Pas pergi langsung ngegas ke timur sambil dadah..dadah.. sendirian dia. Pas bapak itu sudah pergi ipar saya baru kelimpungan. Kemana uang saya, bapak itu pinjam uang. Saya dikasih hp ringan. Gitu dia terus-terusan,” terangnya.

Beruntung saat itu ada 3 orang jasa sedot WC yang tengah berbelanja di lapak Gunantri. 3 orang tersebut kemudian menolong Putu yang tidak paham barang elektronik untuk mengecek Hp tersebut. Ternyata hp itu sudah rusak dan tidak bisa digunakan. “Kalau hp yang masih bagus kan berat dia. Ini ringan sekali. Terus ada orang-orang tukang sedot WC pas belanja di tempat saya, mereka yang periksa ternyata hp rusak. Baterai gak isi, dan yang lainnya itu katanya gak ada. Rusak. Saya kan tidak mengerti tentang hp. Orang saya bodoh,” kata dia.

Baca Juga :  Penerbangan Warga Australia ke Bali akan Dibuka

Gunantri pun menyayangkan ulah yang dilakukan pembeli itu terhadap iparnya tersebut. “Ipar saya sudah 4 tahun jualan es kelapa muda disini. Tumben sekarang dia kena tipu begitu,” tambahnya.

Akan tetapi, jauh sebelum iparnya ditipu orang tak dikenal, Gunantri yang sudah berjualan tipat sate selama 7 tahun itu kerap mengalami hal yang sama. Bahkan, makanan yang ia jual kerap tak dibayar oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. “Kalau saya sudah sering. Tapi ya sudah saya iklaskan. Mereka yang curang sama saya itu minta dibungkusin sate sama gulai Rp 50 ribu, ada yang Rp 75 ribu. Sudah gitu ngakunya mau pulang dulu ambil uang. Sampai sekarang saya tungguin gak datang-datang orangnya. Saya orang bodoh. Sudah tidak kuat ingatannya. Kalau misalnya mereka datang lagi ke sini saya sudah tidak ingat lagi,” ceritanya.

Pun demikian Gunantri mengaku iklas dan tetap memilih berjualan bersama Prapta suaminya untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Ia juga mengaku sering dipinjami uang oleh orang-orang tak dikenal. Namun dengan nominal yang tidak terlalu besar. Kisaran Rp 10 ribu hingga Rp 50 ribu. Ia pun membeber beragam alasan dari oknum-oknum tersebut. Ada yang beralasan tidak bisa mengambil uang di ATM atau lupa membawa uang. Oknum-oknum berpakaian modis itu pun mengumbar janji akan mengembalikan uang yang dipinjam, namun kenyataannya tidak. “Kalau dibilang kapok ya bagaimana ya. Pokoknya seperti itu, saya tidak paham. Semoga tidak ada yang pinjam-pinjam begitu lagi. Saya pedagang kecil, penghasilan juga tidak seberapa. Apalagi kondisinya seperti sekarang,” harapnya. 


SINGARAJA, BALI EXPRESS – Sungguh tidak beruntug nasib yang dialami Putu Raka Adi, 50 seorang penjual es kelapa muda dari Banjar Dinas Labak, Desa Anturan Kecamatan Buleleng. Tiga hari lalu, pada Rabu (21/7) sekitar jam 2 siang, Putu Raka Adi tengah berjualan es kelapa muda yang berlokasi di kawasan Desa Tukadmungga, Kecamatan Buleleng. Es kelapa muda yang dijual Putu memang pas dinikmati di tengah terik matahari yang menyengat. Putu berjualan di sebelah lapak milik iparnya, Komang Gunantri.

Dari penuturan Gunantri, saat itu datang seorang laki-laki paruh baya. Ia mengendarai mobil sedan berwarna putih yang di parkir di seberang jalan. Laki-laki yang datang seorang diri itu menuju warung Putu. Ternyata kedatangan lelaki itu untuk meminjam uang sejumlah Rp 50 ribu untuk membeli bensin. Namun, karena saat itu Putu belum dapat berjualan, Putu menolak memberikan uang. Tapi lelaki itu menawar ingin Rp 30 ribu sambil meminta dibuatkan es kelapa muda. “Terus dia minta dibuatin es kelapa muda karena haus katanya. Dibuatin minum. Sudah gitu pembeli itu maksa minta Rp 30 ribu,” tuturnya.

Tak cukup sampai disitu, lelaki itu pun mengaku dirinya orang kaya dan orang yang disegani. Mendengar bahwa laki-laki itu orang kaya, maka Putu memintanya untuk menghubungi keluarga agar mebawakan uang laki-laki itu. Akan tetapi lelaki itu bersikukuh tidak mau menelepon dengan alasan malu. “Dia juga bilang kalau dirinya orang kaya, orang disegani. Saat itu ipar saya minta ke pembeli itu untuk menelepon keluarganya supaya dibawain uang. Dia ngakunya dari Pemaron. Pas diminta untuk telepon keluarga, dia bilang malu karena dia orang kaya katanya,” lanjut Gunantri.

Baca Juga :  Berikut Panduan MUI Soal Shalat Idul Fitri di Rumah

Merasa iba dengan laki-laki itu, uang sejumlah Rp 30 ribu itu pun diberikan oleh Putu meski ia belum mendapat hasil dari jualan es kelapa muda. Ketika menyerahkan uang, laki-laki itu menyodorkan sebuah handphone kepada Putu. Setelah itu lelaki yang tidak diketahui identitasnya itu langsung pergi dengan mobilnya kea rah timur sembari melambaikan tangan. “Karena kasihan akhirnya dikasih sama ipar saya. Pas dikasih uang, dia kasih hp ke ipar saya. Ini bawa hp saya, gitu kata bapak itu. Sudah gitu dia langsung nyeberang menuju mobilnya. Kebetulan parkir di seberang jalan mengarah ke timur. Pas pergi langsung ngegas ke timur sambil dadah..dadah.. sendirian dia. Pas bapak itu sudah pergi ipar saya baru kelimpungan. Kemana uang saya, bapak itu pinjam uang. Saya dikasih hp ringan. Gitu dia terus-terusan,” terangnya.

Beruntung saat itu ada 3 orang jasa sedot WC yang tengah berbelanja di lapak Gunantri. 3 orang tersebut kemudian menolong Putu yang tidak paham barang elektronik untuk mengecek Hp tersebut. Ternyata hp itu sudah rusak dan tidak bisa digunakan. “Kalau hp yang masih bagus kan berat dia. Ini ringan sekali. Terus ada orang-orang tukang sedot WC pas belanja di tempat saya, mereka yang periksa ternyata hp rusak. Baterai gak isi, dan yang lainnya itu katanya gak ada. Rusak. Saya kan tidak mengerti tentang hp. Orang saya bodoh,” kata dia.

Baca Juga :  Mengaku Dipukul Juga, Dewa Rai Balik Laporkan Kadek Diana

Gunantri pun menyayangkan ulah yang dilakukan pembeli itu terhadap iparnya tersebut. “Ipar saya sudah 4 tahun jualan es kelapa muda disini. Tumben sekarang dia kena tipu begitu,” tambahnya.

Akan tetapi, jauh sebelum iparnya ditipu orang tak dikenal, Gunantri yang sudah berjualan tipat sate selama 7 tahun itu kerap mengalami hal yang sama. Bahkan, makanan yang ia jual kerap tak dibayar oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. “Kalau saya sudah sering. Tapi ya sudah saya iklaskan. Mereka yang curang sama saya itu minta dibungkusin sate sama gulai Rp 50 ribu, ada yang Rp 75 ribu. Sudah gitu ngakunya mau pulang dulu ambil uang. Sampai sekarang saya tungguin gak datang-datang orangnya. Saya orang bodoh. Sudah tidak kuat ingatannya. Kalau misalnya mereka datang lagi ke sini saya sudah tidak ingat lagi,” ceritanya.

Pun demikian Gunantri mengaku iklas dan tetap memilih berjualan bersama Prapta suaminya untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Ia juga mengaku sering dipinjami uang oleh orang-orang tak dikenal. Namun dengan nominal yang tidak terlalu besar. Kisaran Rp 10 ribu hingga Rp 50 ribu. Ia pun membeber beragam alasan dari oknum-oknum tersebut. Ada yang beralasan tidak bisa mengambil uang di ATM atau lupa membawa uang. Oknum-oknum berpakaian modis itu pun mengumbar janji akan mengembalikan uang yang dipinjam, namun kenyataannya tidak. “Kalau dibilang kapok ya bagaimana ya. Pokoknya seperti itu, saya tidak paham. Semoga tidak ada yang pinjam-pinjam begitu lagi. Saya pedagang kecil, penghasilan juga tidak seberapa. Apalagi kondisinya seperti sekarang,” harapnya. 


Most Read

Artikel Terbaru