DENPASAR, BALI EXPRESS – Festival Konservasi Lontar berlangsung di Kota Denpasar pada salah satu rumah masyarakat, Jumat (24/2). Tim Penyuluh Bahasa Bali yang bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan (Disbud) Provionsi Bali melakukan konservasi terhadap lontar milik I Nyoman Astawan, S.T.
Konservasi berlokasi di Jalan Gunung Merapi, Gang III No 4 Lingkungan Banjar Pemedilan, Kelurahan Pemecutan, Kecamatan Denpasar Barat, Kota Denpasar. “Festival Konservasi Lontar ini dilaksanakan serangkaian Bulan Bahasa Bali V Provinsi Bali,” kata Kordinator Penyuluh Bahasa Bali di Kota Denpasa, Wayan Yogik Aditya Urdhahana, S.S.,M.Pd.H.
Yogi mengatakan, saat itu Tim Penyuluh melakukan konservasi lontar sebanyak 50 cakep, dan 17 Kropak dalam keadaan cukup terawat baik. Saat itu, juga menemukan dua karya berupa prasi atau gambar komik di atas daun lontar dengan menggambil cerita Rajapala dan I Durma.
Setiap lontar ditulis menggunakan system penulisan yang pada umumnya dengan penyajian, yaitu di tulis 4 baris dalam tiap lembarnya dengan cara bolak balik (rekto verso). “Bahasa yang digunakan beraneka ragam seperti Jawa Kuno, Kawi Bali, Melayu dan Bali,” jelasnya.
Lalu, ditambah lontar lainnya, Tim Penyuluh berhasil mengidentifikasi sebanyak 86 lontar. Artinya, semua lontar dalam keadaan baik, sehingga dapat teridentifikasi. Adapun identifikasi lontar dapat di klasifikasikan sebaggai berikut : Tutur, Wariga, Usada, Mantra / Puja, Babad, Kidung, Kakawin, Geguritan, Parwa (termasuk Utara Kanda), dan Prasi.
Yogi menambahkan, lontar-lontar tersebut dapat diidentifikasi, karena dalam keadaan terawat baik. Lontar tersbut disimpan di Gedong. Pemiliknya melakukan perawatan secara sederhana dengan cara membersihkan debu-debu yang melekat setiap menjelang Hari Suci Saraswati.
Lalu, secara ritual setiap Saraswati pemilik senantiasa melaksanakan pemuliaan terhadap Lontar dengan menghaturkan uapacara sebagaimana mestinya. “Bapak I Nyoman Astawan, selaku pewaris lontar ini telah mengerti cara merawat lontar, sehingga semua lontar dalam keadaan bagus,” ujar Yogi.
I Nyoman Astawan mengaku senang dan sangat berterima kasi keta TIM Penyuluh Bahasa bali yang telah melaksakan program Pemerintah Provinsi Bali dalam merawat aksara bahasa dan sastra Bali melalui festival ini. Adanya penyuluh bahasa Bali, utamanya kepada Pemerintah Provinsi Bali sudah mengadakan program Pelestarian Budaya Bali, khususnya di bidang Sastra Bali ini.
“Kami ucapkan terimakasih sudah ikut melestarikan lontar yang kami miliki sebagai warisan leluhur kami agar bisa berguna bagi masyarakat luas,” ucapnya.
Astawan berharap agar program ini bisa berlanjut lagi. Misalnya dilanjutkan dengan mengalih aksara dan bahasakan kembali, agar bisa dimengerti dan bisa disebarluaskan terutama naskah-naskah yang tergolong unik atau jarang yang diketahui orang. “Dengan begitu bisa bermanfaat bagi masyarakat luas,” harapnya.